Diriku

16 2 0
                                    

[FEYSA FARANDHIKA]

Penat, nak rehat .
───────────── · ·
Wanita berumur 40 tahun itu merapikan rambut anak gadis satu-satunya. Tersenyum lebar, tangannya memegangi kudua lengat  anaknya. "Jangan nakal ya Fey." Kata Ibu, seperti menasehati anak kecil berumur 9 tahun.

Gadis ituㅡFey, dia tersenyum seraya mengangguk, tidak berkomentar apa kata-kata Ibunya. Dia langsung menyalami Ibu dan pergi berangkat menuju kampus. "Fey berangkat kekampus ya Bu, Ibu cukup diem dirumah jangan kemana-mana."

"Iya Fey, belajar yang giat."

Penampilannya sudah rapi bak orang kantoran. Dia siap berangkat, naik angkutan umum yaitu bus. Sudah banyak orang yang menunggu, pasti untuk berangkat sekolah atau bekerja.

Bus tiba, ini giliran dia masuk.

"Aw!"

Dasar orang tidak bermoral, Fey terjatuh akibat orang yang menerobosnya dari belakang. Seorang gadis berpakaian tidak rapi, seperti pereman jalanan dikolong jembatan.

Yang lain hanya menonton Fey terjatuh, sebagian ada yang naik bus duluan. Fey? Dia malah dibiarkan, tak ada yang membantunya sama sekali.

"Aw, yhaa berdarah." Fey meniup-niup tangannya yang tergores jalanan.

Dia berdiri, dan naik bus.

Fey mengedarkan pandangannya, mencari tempat duduk... dan tidak ada yang kosong. Pasrah, Fey menghela napas berat.

"Berdiri deh," gumam Fey sambil melirik jam tangan ditangan kirinya.

Karena jenuh, Fey mengambil ponselnya dan mengeluarkan earphone, memasangkan ketelinganya. Satu lagu beralun ditelinganya.

Setengah jam, Fey terasa pegal. Dia memegangi kakinya, memijat ringan kakinya.

Selang beberapa waktu, bus berhenti tepat ditempat tujuan Fey. Dia keluar bus, tersenyum samar ketika melihat cafe di depannya. Dia berjalan santai, membuka pintu dan menimbulkan suara.

Suara lonceng di atas pintu, otomatis siapapun yang membuka pintu pasti akan menimbulkan suara.

"Kak Adit," sapa Fey kepada seorang kasir seperti sudah akrab. Dia melemparkan senyuman, dan dibalas oleh laki-laki di depannya.

"Hey Fey, gak ada kelas?" Tanya laki-laki ituㅡAdit.

Fey menggaruk kepalanya canggung, "ada si Kak." Jawabnya nampak ragu-ragu, dia cengengesan.

Adit menggelengkan kepala, "bolos ceritanya?" Adit nampak menggoda Fey, dia tersenyum.

"Bukan ceritanya lagi."

Adit mendengus, dia nampak tak suka jika lihat Fey bolos seperti ini. "Jangan bolos dong, balik kekampus. Mau Kakak antar?" Tawar Adit, sekaligus memarahi Fey dengan cara halus.

Fey menggeleng, dia mendengar lonceng berbunyi, tanda ada pelanggan masuk. "Udah ya Kak, terlanjur kesini. Kalau balik kekampus juga, ya pasti telat." Fey menunjuk dengan jari jempolnya kebelakang, dia tersenyum kepada Adit. Kemudian pergi keruang pegawai.

Fey bekerja disebuah cafe, bekerja sebagai waiters, kerjaan sejuta umat.

Fey membawa minuman  di atas nampan, membawanya ke sang pemesan dengan sangat hati-hati. "Ini pesanannya." Kata Fey ramah, sambil memasang senyuman manis.

Pekerjaan Fey hanya sebatas mengantarkan pesanan, tidak ada yang lain. Sudah beberapa kali dia bolak-balik mengantar pesanan, akhirnya jam istirahat datang.

Fey duduk santai dibangku, sambil memijat kakinya yang terasa pegal. Tidak lupa melihat lukanya tadi sewaktu naik bus. Ternyata sudah agak mendingan.

"Istirahat Fey." Adit datang, sambil menyodorkan air mineral. Fey mengangguk, menerima air mineral yang diberi Adit.

"Makasih Kak."

Adit duduk di samping Fey, dia meneguk air mineral. "Tadi Kakak liat jadwal mahasiswa yang kerja disini, sekarang bukan jadwal Fey loh." Adit mulai membuka obrolan.

"Iya, aku sengaja ambil  jadwalnya." Jawab Fey jujur, tersenyum layaknya orang yang lelah. "Lagi butuh uang." Tuturnya, membuat Adit tak dapat berkata lagi.

Adit merasa canggung, tidak sengaja dia melihat goresan ditangan Fey. Dia memegang, dan melihatnya. "Ini kenpa Fey?"

Fey langsung menutupinya, dia menggeleng. "Gapapa Kak, Fey kurang hati-hati."
───────────── · ·

Seperti biasa!!!
Nama IG!


Penat, Nak RehatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang