Mentari tak pernah bohong (Telah Terbit)

1.1K 11 0
                                    

Ada yang sayang, tapi nggak pernah ngomong.

***

Fania, gadis yang memakai hoodie, celana panjang, dan sepatu converse yang sudah menjadi koleksi nya saat ini, mendengarkan musik kesukaan untuk menghilangkan suara kebisingan yang berada di belakangnya. Fania yang sedang duduk bersilang di kursi panjang dekat danau yang indah, menatap kesempurnaan matahari yang bentar lagi ingin menutupi dirinya, dan tergantikan oleh sang bulan. Dengan tangan yang sedari tadi asyik menari-nari diatas kertas putih di pangkuannya.

Ia menetes kan air matanya, lagi. Saat dirinya melihat lukisan yang ia buat selama 1 jam lalu. Membayang wajahnya, senyum manisnya, dan perkataan dia yang masih tergiang giang di kepala Fania. Dia, sang Ayah. Orang yang Fania rindukan saat ini, semenjak kepergian Papa nya, hidup Fania semakin sepi, tidak ada lagi yang menginginkan dia untuk hidup dan tidak ada lagi yang mempercayai dirinya, termasuk mama nya dan kembarannya, Fani.

Lamunan Fania tersadarkan saat seseorang menepuk bahunya, cepat-cepat Fania memalingkan tatapannya ke arah lain, dan mengelap sisa-sisa air matanya yang berada di pipi.

"Hai," sapa seorang cowok yang langsung duduk di samping Fania. Dia, Aldi Nanda Pratama, cowok yang akhir-akhir ini ingin berdekatan dengan Fania. Tetapi Fania selalu menolaknya, dengan alasan yang menurut Aldi tidak masuk akal.

"Mau sampai kapan kau seperti ini?" tanya Aldi. Ia melihat pujaan hatinya ini tidak pernah berubah dan tidak akan pernah. Fania memang termasuk tipe cewek yang pendiam, dan jarang bergaul. Karena ia sangat benci dengan keramaian dan orang-orang. Sejak kecil ia memang bersekolah di rumah, Home Schooling namanya, tetapi demi membuat orang tua nya tersenyum dan tidak khawatir padanya, ia harus melawan fobia nya itu, walau itu sangat berat sekali untuk Fania lakukan.

"Bukan, urusan mu!" Fania dengan cepat membereskan barang-barang nya dan pergi meninggalkan Aldi sendirian. Aldi yang melihat kepergian Fania, hanya tersenyum.

Bukan hari ini, mungkin esok atau lusa kau akan menjadi milik ku seutuhnya.

***

Tok... tok... tok....

Fania mengetuk pintu kelasnya, ia begitu gugup. Apalagi nanti saat dirinya masuk, ia akan menjadi pusat perhatian teman-temannya, karena dirinya telat masuk kelas.

"Maaf, saya telat, buk," ucap Fania yang berdiri di ambang pintu, dengan sedikit menundukkan kepalanya. Fania terlalu pengecut, untuk menampak dirinya dengan orang banyak.

"Maaf buk, saya juga telat," suara berat itu mengagetkan Fania. Fania tahu itu suara siapa, yang pasti nya itu adalah suara Aldi. Fania menatap Aldi yang kini berada di sampingnya dengan tatapan tidak percaya. Setahu Fania, selama bertahun-tahun ini Aldi tidak pernah satu kelas dengan nya. Dan untuk sekarang dengan rencana yang Aldi buat dengan sendirinya, ia rela mengambil kelas yang tidak ia minati demi berdekatan dengan Fania.

"Ya sudah, pergi langsung ke tempat duduk kalian. Oke, sampai mana tadi kita. Hmm... ya... komunikasi itu memang sangat penting buat kita, jika tidak ada komunikasi kita tidak akan tahu apa yang orang lain itu inginkan...," Fania yang dengan serius mendengar penjelasan dosen yang sedang menerangkan materi. Kini terganggu dengan seseorang yang sedari tadi sedang berkutat serius dengan kertas dan pulpen di depannya itu. setelah selesai, Aldi memberi kertas itu kepada Fania.

Jangan takut, ada aku yang masih percaya denganmu yang selalu ada disisi mu.

***

Fania membuka sepatunya, ia melangkah masuk ke dalam rumah, tidak lupa mengucapkan salam. Fania yang mendapat pesan singkat dari Aldi, hanya terfokus ke Handphone, tanpa sedikit pun ia melihat kemana arah jalan nya.

"Kalau jalan itu lihat ke depan, bukan ke bawah," ucap seorang wanita baruh baya yang duduk di sofa sambil membaca majalah yang ia beli semalam.

"Kalau situ tersenggol dan pecah barang-barang mahal saya, emang situ sanggup gantinya?"

Fania terkejut melihat sosok yang ia inginkan kasih sayang nya sejak dulu, tapi nggak pernah ia dapatkan. Fania membuka penutup kepalanya dan tersenyum bahagia melihat Mama nya pulang dari luar kota.

Fania yang ingin memeluk Mama nya, ia kalah cepat dengan kembaran nya, Fani. Fania berdiri membeku, melihat keharmonisan antara Mama nya dan Fani. Fania menutup lagi kepalanya dengan penutup hoodienya, ia meneteskan air matanya sambil tersenyum sendu.

Jangan pernah bosan berjuang, untuk menaklukkan hati seseorang. Sabar adalah kunci utamanya.

***

Pada malam harinya, saat Fania ingin tidur, dirinya teringat dengan almahum Papa nya. Ia sangat merindukan beliau, yang menyanyangi dirinya dengan tulus, dan memberi kasih sayang yang Fania tidak dapatkan dari Mama nya.

Fania membuka Handphonenya dan membuka memo di Hp nya, ia membaca lagi pesan-pesan terakhir Papa nya, yang Fania sendiri masih ragu untuk melaksanakannya.

Jangan pernah merasa sendirian, banyak orang yang peduli dengan mu, banyak orang yang sayang pada mu, buka hati lah sedikit untuk orang itu.

***

"FANIA! FANIA!" teriak Mama nya dari bawah dengan kecemasan. Fania yang bangun terkejut, akibat suara lantang Mama nya itu. dengan cepat Fania keluar dan melihat ke bawah.

"Ada apa, Ma?" tanya Fania yang masih berada diatas.

"Cepat kamu kerumah sakit! Fani kecelakaan," Fania syock, ia melihat kepergian Mama nya dengan diam. Saat Fania ingin masuk ke dalam kamarnya, ia merasakan pusing di kepalanya dan mendapatkan darah yang keluar dari hidung.

"Astaga darah," cepat-cepat Fania menyumbat darah yang keluar dari hidungnya. Dengan gesit ia bersiap untuk pergi ke rumah sakit, tanpa memikirkan kondisinya juga.

Sebesar apapun kamu menyembunyikan nya, suatu saat dampaknya akan bereaksi diwaktu yang tidak tepat.

***

"Ma, gimana keadaan Fani?" tanya Fania yang baru tiba di rumah sakit.

"Ini semua gara-gara kamu!," teriak Mama nya. Fania yang baru datang dan tidak tahu apa-apa, di tuduh langsung oleh Mama nya. Fania terdiam nggak bersuara, ia menunggu dokter keluar dari ruangan tempat Fani di periksa.

Hai gess, sampai sini dulu ya ceritanya, ini belum ending nya kok.
Sebagian cerita aku hapus karna cerpen ini sudah terbit, jadi harap maklum ya.

Oya buat penasaran dengan ending ceritanya bisa kalian pantau di ig nya @indaaahsl.

Telah di buka PO Matahari setengah tenggelam.

🔰TELAH TERBIT🔰
& OPEN PRE-ORDER
___________________
ANTOLOGI CERPEN
___________________
📝 Judul: Matahari Setengah Tenggelam
✒ Penulis: Glen L.Q., dkk.
📎 Penerbit: Penerbit Kalana | @kalanapublishing
📚 Tebal halaman: 346 halaman
📏 Ukuran: 14cm x 20cm
💳 Harga : IDR 90.000 (promo, termasuk pembatas buku)
📚 Soft Cover

Yuk buruan, jangan sampai kelewatan. Close PO 20 April.

Antologi Cerpen Remaja ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang