MAFIA AU

516 11 0
                                    

Hai gess kali ini aku mau membawakan sebuah cerita yang berbeda dari biasa aku buat.

Ini dulunya aku gunakan untuk keseruan ku dengan teman teman grup aku.

Cerita ini memang cukup sadis sih. Dulu aku memang menyukai cerita cerita seperti ini sampai sekarang pun, tapi entah kenapa aku sering membuat cerita yang berlawanan dari ini.

Mohon membaca dengan bijak, yang di bawah umur skip ya.

Happy reading :)

Suara sepatu berlari bergema di lorong gang kecil. Amoeba tidak sabar untuk sampai kerumahnya, yang dimana ia ingin sekali menceritakan aktivitas 1 hari ini kepada ibu angkatnya yang dia sering panggil Mis.

Brak....

Suara pintu terbuka dengan keras.

Amoeba menemukan Mis sedang mengasah pisau kesayangannya.

“Mis tadi aku membunuh orang.” ucap Amoeba dengan bangga nya,

Mis hanya tersenyum miring kepada Amoeba, anak kesayangannya.

Amoeba duduk di sampai Mis dan mulai menceritakan semuanya.

Flashback on Amoeba POV.

Matahari begitu cerah di siang hari ini. Amoeba dengan Meli sedang berbincang ringan di belakang gudang tua.

Plak....

Satu tamparan kuat mendarat di pipi kanan Amoeba, Meli marah besar dengan Amoeba. Entah apa salah Amoeba hingga iya di perlakukan seperti ini.

Amoeba masih bingung dengan kelakuan Meli yang tiba tiba menampar dirinya. Apa dia salah ucap sampai Meli menamparnya? Pertanyaan itu yang ada di kepala Amoeba sekarang.

"Kenapa kau menampar ku?" Tanya Amoeba bingung.

Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Meli, muka Meli menjadi merah akibat menahan amarah nya.

Plak...

Satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri Amoeba.

"Apa Kau sudah lupa dengan apa yang kau lakukan, hmm?" Tanya Meli dengan marah.

Bukan menjawab pertanyaan Amoeba, Meli malah mengasih pertanyaan lain yang membuat Amoeba sendiri malas untuk berpikir.

Kesabaran Amoeba sudah habis, dua tamparan sudah cukup menjawab ini semua. Amoeba muak dengan kelakuan Meli yang marah dengan sendirinya.

Amoeba mengeluarkan simirik nya sambil mencari pisau andalannya.

“Kau ingin aku bermain kasar, hmm?” Tanya Amoeba mendorong Meli ke sudut dinding.

Muka Meli yang tadinya merah akibat menahan amarahnya, kita sudah berganti pucat seperti kehilangan darah.

“Huh pengecut kau.” Ucap Meli membuang muka.

“Arghhh.” Teriak Meli begitu kencang.

Satu tusukan berhasil mendarat di perut Meli.

“Masih ingin bermain bersama ku?” tanya Amoeba sambil mencabut kasar pisau yang menusuk perut Meli.

"Jawab Meli sayang." Ucap Amoeba dengan lembut. Tidak ada jawaban dari Meli.

Meli sudah susah payah menahan sakit di perutnya. Dia ingin berbaring,  tidak bisa lagi ia untuk berdiri. Darah Meli bercucuran keluar dengan deras.

Srettt...

Dengan kejam Amoeba menusuk bagian jantung Meli dan menariknya dengan kasar.

Amoeba melakukan itu sebanyak 3 kali, hingga Meli tidak bernafas lagi.

Antologi Cerpen Remaja ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang