1. Lilo And Stitchy

288 27 24
                                    

"Ada sebagian orang mampu mengingat hal-hal yang terjadi secara detail, bahkan saat hal tersebut sudah berlalu selama puluhan tahun. Kondisi ini dikenal dengan sebutan Hyperthymesia."

Seseorang dari deret ketiga, barisan tengah kelas mengangkat tangan, bertanya, "Dokter Daniel, apakah itu sejenis kelainan saraf?" Nama gadis berjilbab putih ini adalah Adelia Riani.

Siswa lain melirik Riani, lalu kembali menatap pria muda dengan jas dokter dan kacamata yang membingkai iris gelapnya. Wajah pria usia di atas tiga puluhan tahun ini terlihat ramah.

Daniel memandang 21 siswa dalam ruangan yang terbagi dalam 12 meja. Semeja berisi dua orang. Posisi meja dibagi menjadi tiga barisan, setiap barisan memuat empat deret meja memanjang ke belakang. Riani ada di bagian tengah, sementara Steve di deretan meja paling kanan, jika melihat dari sudut pandang Daniel. Hanya ada satu orang yang mendiami meja paling belakang kelas, tepat di belakang Steve.

Kelas itu memuat 11 perempuan dan 10 laki-laki, yang dibuat duduk secara berpasangan oleh wali kelas mereka. Kecuali dua perempuan di deret paling kiri. Sebenarnya salah satu dari mereka harusnya duduk berpasangan dengan laki-laki di belakang Steve, tapi perempuan ini tidak suka karena teman semejanya sering absen.

Daniel tersenyum melihat tatapan para siswa yang penasaran menunggu penjelasan. "Sebelum ke sana, saya akan jelaskan sedikit asal muasal kata itu. Hyperthymesia berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani. Yaitu thymesis yang artinya mengingat, dan hyper yang artinya terlalu banyak. Sindrom hyperthymesia adalah kondisi seseorang yang memiliki ingatan riwayat hidupnya, atau kejadian yang terjadi di masa lalunya dengan sangat baik."

"Apakah orang dengan sindrom ini benar-benar bisa mengingat semuanya dengan detail?" tanya siswa lain. Dialah Steve, tepatnya Steve Arya Wellington.

"Benar. Dia bisa ingat sangat detail. Misalnya jika kita menyebutkan 02 Februari, 10 tahun lalu, orang dengan sindrom ini bisa menjelaskan apa yang dia lakukan hari itu, baju warna apa yang dia pakai, dia makan apa, bahkan siapa saja yang dia temui pun bisa diingatnya."

Para siswa mulai bergumam tidak jelas, dan menuliskan informasi ini di dalam buku catatan mereka. Steve tampak mengagumi orang dengan sindrom tersebut, netra birunya yang sewarna samudera itu seolah berbinar.

"Apakah mereka benar-benar ada?" tanya siswa lain.

"Benar. Dikatakan, hanya ada 20 orang di dunia yang memiliki sindrom ini. Salah satunya Bob Petrella."

Para siswa serentak mengambil ponsel di saku, dan mencari nama Bob Petrella di internet. Beberapa berdiskusi dengan teman semeja, yang lainnya menuliskan di catatan dalam diam.

Daniel tersenyum melihat respon berbeda para penghuni kelas X IPA 1. Ini kelas kelima yang dia datangi dalam seminggu belakangan, dan kelas ini yang paling tinggi rasa haus pengetahuannya.

Setelah melihat beberapa wajah bingung, sebelum ditanya, Daniel dengan tekun menjelaskan sembari menunjuk penampang gambar otak di layar putih dekat papan tulis. Itu hasil proyektor.

"Otak kita memiliki dua macam ingatan, yaitu ingatan jangka panjang dan ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek dan jangka panjang disimpan di bagian otak yang berbeda. Saat kita mengalami suatu hal, otak kita menyimpannya dalam ingatan jangka pendek. Misalnya pakaian apa yang kita kenakan kemarin. Ingatan jangka pendek ini biasanya akan segera terlupakan. Kalau kita mengalami sesuatu yang menurut kita itu penting, kemungkinan otak akan menyimpannya dalam ingatan jangka panjang. Seseorang dengan hyperthymesia memproses ingatan jangka pendek seperti orang lainnya. Namun, bedanya, peneliti menemukan kalau tingkat ketepatan dan detail-detail justru terus membaik dalam ingatan seseorang dengan hyperthymesia. Orang dengan kondisi ini bercerita tentang masa lalu tanpa kesulitan untuk mengingat hal-hal kecil. Terutama kejadian yang terjadi setelah usia 10 atau 12 tahun."

Pink Peonies [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang