4. Korban lain

139 20 0
                                    

Jantung Steve berdebar, tapi dia bernapas lega. "Beneran, Bang? Lilo udah ketemu?"

"Iya. Buruan ke sini. Dia nanyain kamu."

"Aku mau denger suaranya." Pada proses ini, Steve sudah berlari ke mobilnya di ujung gang, seolah lupa Ares masih berdiri di sana.

"Hei, Stitchy! Kamu di mana?" Ini suara girang Lila.

Steve mengembuskan napas, yang entah sejak kapan dia tahan, lalu meletakkan dahi ke stir mobil. "Kamu baik-baik aja, Lilo?"

"Iya. Aku baik. Buruan ke sini. Bawa keripik kentang yang banyak!"

Steve langsung mematikan ponsel, dan mengendarai mobilnya. Benar-benar melupakan Ares! Benar-benar lupa pada suara napas putus-putus tadi. Dia melirik dashboard yang tidak lagi ada camilan.

Setelah tiba di rumah sakit, barulah dia teringat Ares. Buru-buru dia meraih ponsel di saku celana, lalu menghubungi teman barunya. Sayangnya, ponsel Ares mati.

Steve abai, bahkan lupa mengabari Riani dan Farel yang masih mencari. Dia langsung ke dalam rumah sakit, menanyakan kamar rawat Lila ke perawat, kemudian mendapat gadis berwajah bulat chubby itu sedang mengunyah potongan apel dari piring.

Steve berlari masuk, lalu memeluk gadis yang kepalanya diperban. "Hah... Hah... Kamu baik-baik aja... Syukurlah..."

Lila tersenyum, membuat lubang kecil di kedua pipinya, lalu menepuk-nepuk punggung Steve. "Stitchy, kamu bau keringat! Kamu ngapain aja?"

Steve melepas pelukan, lalu menjitak kepala Lila. "Dasar Seniman sinting!"

Lila cemberut, buang muka. "Maniak forensik!"

Steve tertawa, mengacak poni Lila dengan gemas. Selain beberapa goresan kecil di pipi, dan kepala yang diperban, Lila sebenarnya baik-baik saja.

Lila menepis tangan Steve. "Mana keripik kentangnya?"

"Di kepalamu apa cuma ada keripik kentang?"

"Aku lapar selama disekap di sana!"

"Mukamu bisa makin bulat kalau kebanyakan makan!"

"Stitchy! Apa begini caramu memperlakukan orang yang baru diculik?"

"Apa begini kelakuan orang yang baru diculik? Bukannya harusnya kamu depresi, sedih atau semacamnya?"

Lila menatap tajam iris biru Steve sampai matanya menyipit. "Stitchy, lebih baik kamu pergi cari keripik kentang sebelum aku aduin ke Kak Shahira kalau kamu menggangguku lagi!"

Steve ingin meladeni terus pertengkaran ini, tapi dia teringat sesuatu. "Kamu diculik di mana?"

"Di rumah kosong dalam perumahan yang lagi dibangun. Hampir masuk kawasan kecamatan Binjai Selatan."

Steve mengernyit bingung. Dia ingat lokasi terakhir tadi ada di Binjai Utara, dan sesuai dengan yang dia dengar, dia bahkan mendengar napas putus-putus...

Steve berdiri, bulu kuduknya merinding, tatapannya kosong sesaat.

"Kalau kamu di sana, terus yang dekat restoran tadi napas ... siapa?"

"Apa maksudmu, Stitchy?"

"Hp-mu di mana?"

Lila menggeleng tidak tahu. "Hp-ku hilang sejak diculik tadi. Mungkin jatuh di taman."

Steve segera ke dekat jendela kamar rawat, lalu menghubungi Smith. "Bang Smith lagi di mana?"

"Di lantai bawah rumah sakit. Aku udah mau balik ke kantor untuk ngurus laporan."

Pink Peonies [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang