02 - Sampai

113 14 4
                                    

Azril & Azizah

-oOo-

Tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi berhenti mendadak, ada apa? Apakah sudah sampai atau sebaliknya.

Azril bingung kenapa ayahnya mengrem mobilnya dengan mendadak seperti itu, saat ia ingin bertanya kepada ayahnya, ayahnya langsung keluar dan terlihat dibalik jendela ayahnya sedang berbicara dengan salah satu penduduk desa tersebut.

Apa yang sedang dibicarakan, apakah tersesat. Tak lama malik pun kembali dan masuk kedalam mobil.

"pah, kenapa ko tadi ngerem mendadak"tanya azril heran

"papah lupa alamat pesantrennya dimana, untung saja ada si bapak tadi"jelasnya

"kan bisa kirim alamat lewat email pah"ujar azril

"disana alat komunikasinya masih minim azril"kini astuti menjelaskan anaknya

"iya nak benar kata ibumu"balas malik lalu kembali mengendarai kembali mobilnya

"terus ini udah nyampe belom, perasaan papah cuma muter-muter aja"ketusnya

"kan perasaan kamu doang, tuh didepan bentar lagi juga sampe"balas ayahnya

Benar saja apa perkataaan ayahnya ia sudah sampai disebuah pondok pesantren yang teramat indah, siapa saja yang melihatnya pasti terpesona dengan pemandangannya. Pondok tersebut dihiasi dengan nuansa alam, pohon-pohon yang subur menjulang tinggi juga dihiasi tanaman-tanaman hias yang asri dan menawan.

Azril sangat terpukau dengan pesona keindahan pesantren tersebut, kalau begini ia mau tinggal berlama-lama disana. Azril dipindahkan ke pondok pesantren yang bernama Al-Baghdadi, pesantren yang terkenal dengan keseriusan dan kesungguh-sungguhan dalam mengkhatam dan mempelajari kitab Al-Qur'an.

Lalu malik pun memasukkan mobilnya kedalam pondok tersebut, yang kebetulan ada tempat untuk memakirkan sebuah mobil. Azril pun keluar dari mobil dan turun menginjak tanah milik pondok pesantren Al-Baghdadi, begitu asri dan sejuk suasana didalam pesantren tersebut.

Terlihat disana ada para santri yang tengah asik melaksanakan kegiatannya, ada yang sedang menyapu halaman masjid, dan ada juga yang menyiram tanaman hias yang berjejer indah dengan rapih disana. Ingin rasanya azril ikut serta membantu para santri tersebut, namun ia urungkan kembali karena ia masih malu dan enggan untuk berkomunikasi dengan mereka.

Azril mendengar namanya terus dipanggil oleh seseorang, ternyata benar ayahnya memanggil dari jarak yang lumayan jauh. Ia ditinggalkan sedari tadi karena asik memandangi para santri yang tengah tenang melaksanakan kegiatannya.

Azril segera menghampiri ayahnya dengan santai, banyak sorot mata yang tertuju padanya. Sebenarnya azril benar-benar malu, namun ia tutupi seolah-olah biasa saja. Sekarang azril berada di ruangan khusus, tidak sembarang santri dibolehkan masuk kedalam kecuali ada tamu atau hal-hal yang menurutnya sangat penting.

Ya ruangan tersebut khusus untuk pemilik pondok pesantren ini, sekaligus guru dari para santri didalamnya. Pemilik pesantren tersebut bernama Ustad Abdul Qomar, seseorang yang sangat dihormati dan dipatuhi oleh para santri wati pondok pesantren Al-Baghdadi.

Terlihat oleh azril kedua orang tuanya tengah berbincang-bincang membicarakan tentang dia yang akan tinggal dipondok pesantren ini, perasaan gelisah dan tak nyaman masih ada didalam diri azril dia takut jika ia tidak memiliki teman disana.

Beberapa menit berlalu akhirnya mereka selesai berbincang-bincang dan kabar baik untuk azril bahwa ia sudah diterima untuk tinggal dan belajar dipondok pesantren Al-Baghdadi. Azril bingung antara senang dan sedih dikala mendengar pemberitahuan ayahnya itu, azril akan berpisah dan tidak akan bertemu lagi dengan orang tuanya. Gak selamanya maksudnya oke.

"kamu senang nak?"tanya malik antusias

Azril benar-benar bingung, apa yang harus ia jawab sekarang. Apa harus jujur saja kalau azril takut dan tidak nyaman.

"hmm jangan gelisah gitu nak, papah yakin kamu pasti betah disini. Lagian disini juga banyak ko yang seumuran sama kamu kata pak ustad tadi"ujarnya

"iya nak ibu yakin, kamu pasti bisa"lirih astuti

Azril menghelakan nafas lalu tersenyum dan menggangguk

"nah gitu dong, ini baru anak papah"ucap malik seru

"anak mamah juga dong"deru astuti

Azril hanya tersenyum melihat orang tuanya bahagia, mungkin dengan cara azril mengubah dirinya menjadi lebih baik bisa membuat kedua orang tuanya bahagia. Semoga saja.

Azril menatap nanar mobil yang didalamnya berisi orang-orang yang sangat ia sayangi, mobil itu dengan cepatnya meninggalkan azril seorang diri didalam pondok pesantren yang akan ia singgahi. Tak terasa air matanya mengalir dan segera ia tepis. Tidak mungkin ia menangis ditempat seperti ini, rasanya sungguh menggelikan bagi seorang badboy yang gagah dan tampan itu.

"permisi"ucap seorang santri yang berhasil membuyarkan lamunan azril

Sontak azril terkejut lalu menengok siapa orang yang telah membuyarkan lamunannya. Azril tidak menyahuti ucapan orang yang ia yakini seorang santri di pondok pesantren ini. Ia tetap memasang wajah datar dan dingin.

"maaf jika mengganggu, saya dapat perintah dari abi untuk mengantarkan anda ke kamar pribadi milik para santri disini"ujar santri tersebut dengan sopan, santri tersebut bernama Rasyid dia dijuluki sebagai santri yang menghandle atau mengetuai semua santri yang ada dipesantren ini

Azril hanya mengangguk dan dipahami oleh rasyid sang ketua dipesantren tersebut, azril mengekor dibelakang rasyid sambil membawa kopernya.

Lama ia berjalan dan akhirnya sampai disebuah pondok berukuran sedang yang didalamnya hanya berisi kamar saja, pondok tersebut hanya bisa menampung tiga orang saja. Dan kebetulan didalam pondok tersebut terdapat dua orang didalamnya.

"silahkan"titah rasyid yang diiyakan azril

Azril pun berjalan masuk menuju pondok tersebut, dan membuka pintu dengan perlahan. Namun tidak ada satu orang didalamnya, azril merasa sangat beruntung kali ini.

"gue sendiri disini"tanya azril

"ada dua orang lagi, mungkin mereka lagi
dimasjid"elaknya

Hilang sudah harapanya, hufft yasudahlah mungkin ia bisa mengajak mereka untuk menjadi teman barunya.

"baik saya rasa ga ada yang perlu ditanyain lagi, saya mau ke masjid dulu nyusul yang lain disana. Oh iya kata abi kamu juga disuruh kemasjid habis ini ganti pakaian kamu dengan pakaian santri yang dilaci sana"ujar rasyid dengan tegasnya lalu pergi meninggalkan azril seorang diri

Azril mendengus lalu masuk kedalam pondok yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil tersebut.

Azril mehempaskan tubuhnya keatas salah satu kasur yang ada didalam pondok tersebut, kasur disana ada tiga sesuai dengan jumlah setiap orang didalam pondok dipesantren ini. Azril segera mengganti pakaiannya dengan pakaian santri yang berada didalam laci tersebut, kini azril memakai sebuah koko berlengan panjang berwarna abu yang dibaluti corak batik berada disetiap pergelangan tangannya.

Tak lupa memakai sarung dan peci alias kopeah, benar-benar membuat wajah azril menjadi semakin tampan dan sangat cocok untuk disebut seorang santri.

Saatnya untuk azril berinteraksi dengan para santri yang ada dipondok pesantren ini, kini ia berjalan menuju masjid yang terlihat oleh bola matanya begitu banyak dan ramai. Terdengar lantunan-lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dikumandangkan oleh para santri tersebut.

"Assalamualaikum"

Siapa?benarkah azril seorang badboy yang mengucapkan salam.

???

Next🔜

Kuy Follow ig.@aldy.hendriyana26

Tinggalkan jejak:)

Azril & Azizah✔[SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang