2. Find The Right Path

45 8 0
                                    

"HAH!? BUNTU!?"

"Beneran!?" Chandra langsung mengecek dan benar saja jalannya buntu. Padahal tanpa harus dilihat kedepan saja sudah terlihat dari belakang.

"Lebay lo ah!" celetuk Rendy.

"Yaudah kita balik aja, terus kita ambil jalan lain," usul Mark yang langsung disetujui oleh rekan-rekannya.

***

"Kok kita balik kesini lagi? Kayanya kita pernah lewat sini tadi." Panji keheranan.

Bukannya kembali ke persimpangan, mereka malah kembali ke tempat sebelum sampai ke jalan yang buntu tadi.

"Jadi, istilahnya kita tersesat nih?" Rendy menerka-nerka.

"Jangan sampe dong. Lo tuh kalo ngomong jangan asal nyeplok gitu napa sih! Mana udah makin gelap lagi." Chandra kini kesal dan tersirat sedikit rasa takut di benaknya.

"Gue kan masih pengen jadi panitia taun depan."

"Tapi kayanya Rendy bener deh Ndra," ujar Andi sembari memandangi sekeliling mereka. Hanya ada pepohonan dan semak belukar disana.

Tanpa aba-aba, mareka merosot dan duduk. Kaki mereka terasa lemas untuk berjalan. Helaan nafas yang menyesakkan dapat terdengar dari bibir mereka. Disaat seperti ini mereka sangat lelah untuk mencari jalan keluar.

"Kalian pada lemes banget kayanya. Nih gue bawa aqua, bagi-bagi tapi." Chandra langsung membagi minumnya setelah ia selesai minum. Semuanya mendapatkan bagian walau hanya seteguk.

"Makasih Chandra" ucap semuanya kompak. Yang di tanggapi dengan senyuman tulus dari Chandra. Walaupun ia sangat menyebalkan, tapi ada waktunya ia menunjukkan sifat aslinya yang sangat peduli terhadap orang lain.

"Udah. Ayo kita cari jalan!" Ajak Jeno yang berusaha membangkitkan semangat teman-temannya sambil berjalan membuka-buka semak belukar. Yang bermungkinan akan ada jalan yang mereka temukan.

Mereka tak peduli siapa yang memimpin sekarang. Hal yang penting adalah mereka bisa kembali ke perkemahan.

Di depan Jeno membentangkan tangannya. "Berhenti dulu!"

"Ngapain No? Lo mau terbang?" Kata Chandra dengan senyum mengejeknya.

"Jeno suruh nyari jalan, ya gini deh jadinya. Gak jelas, bukannya keluar dari hutan, malah makin tersesat." Andi menahan tawanya dan terus berjalan menghampiri Jeno.

"Jangan kesini, kita balik aja!" Sergah Jeno.

Karena penasaran, Andi pun tetap berjalan. Ia terlalu ceroboh hingga akhirnya ia terpeleset dan menggelinding kedasar jurang. Memang tidak terlalu curam. Namun, tanahnya terlihat sangat licin.

Semuanya langsung panik dan bingung akan melakukan apa untuk menolong Andi yang sudah mendarat di dasar jurang.

"Aduh gimana ini gimana?"

"Jangan panik! Tenang! Kalo kalian panik gak akan ada jalan keluar. Karena dia jatoh gara-gara gue, jadi gue yang bakal tanggung jawab." Jeno mencoba menenangkan teman-temannya.

"Ya udah gue bantu ya" Mark langsung menghampiri Jeno. Jeno mengangguk dan memulai aksi bersama Mark.

Jeno membuka temalinya. Mengikatnya ke pohon sesuai ikatan yang pernah ia pelajari. Lalu mengikatkannya ke pinggangnya seperti atlet panjat tebing.

"Gue turun, nanti Kak Mark bantu naiknya ya," ucap Jeno tenang disertai dengan senyum teduhnya.

Jeno lalu turun dan menghampiri Andi dibawah sana. Dia melepas ikatan di pinggangnya lalu memberinya kepada Andi. Mereka naik dengan mengandalkan tali sebagai pegangan.

The Mysterious Forest (Scout) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang