4. Judgement

35 8 2
                                    

"Kalian emang lewat jalan mana? Kenapa bisa sampe tersesat? Gara-gara kalian kelompok seterusnya yang udah sampe pos 1 gak bisa lanjut terus pulang meperkemahan. Kalian tau itu?!" Pak Tian kini sedang menghakimi 6 orang yang tengah duduk menundukkan kepala didepannya.

"Jalan yang kiri pak" Mark memberanikan diri untuk menjawab.

"Tapi, itu jalan dua-duanya sama-sama mengarah ke pos 2. Bilang aja kalian nyari jalan pintas," tuduh Pak Tian.

"Tapi, jalannya ada tiga pak." Mark membela diri.

"Mana mungkin. Iya ada tiga, yang satunya kalian yang buat." Sarkas Pak Tian tak percaya.

"Gini gini. Dengerin saya dulu. Saya sama beberapa panitia yang dipilih untuk menandai jalan. Cuma nandain dua jalan, dan dua jalan tersebut sama-sama menuju ke pos 2. Memang arahnya lain. Kalo kalian belok ke kanan, kalian bakal lebih cepat sampe ke pos 2. Nah, kalo kalian lurus aja, atau bisa dibilang belok kiri karena jalannya agak melenceng, kalian juga bakal nyampe ke pos 2. Tapi, agak lebih memakan waktu. Jelas-jelas jalannya cuma ada dua jalur. Kalian ini mau nipu saya atau gimana?!"

Pak Tian kembali menanyakan hal yang tidak-tidak setelah menjelaskan dengan panjang kali lebar. Bahkan ia sedikit menambahkan bumbu emosi dalam perkataannya hingga urat lehernya tampak.

Mereka hanya diam dan pasrah. Jika mereka mencoba menjelaskan lebih lanjut sekalipun Kris tak akan percaya. Menurut Pak Tian, mereka hanya mengarang cerita. Mana mungkin zaman sekarang masih ada begituan yang kita sebut 'jalan setan', pikirnya.

Panji bertingkah seolah tak terjadi apa-apa, Zhong asik memeriksa kakinya, Andi masih sangat terbawa suasana sedihnya, Chandra asik memikirkan sesuatu, Rendy masih menyesal dia tak ikut andil dalam misi menyelamatkan Andi yang memakan korban, dan Mark menunduk menatap ujung sepatu kusamnya.

"Kamu lagi Mark! Gak becus jadi panitia. Panitia macam apa yang mimpin pasukan aja gak bisa sampe tersesat." Ucap Pak Tian pedas.

"Kalian udah buat saya kecewa..." lanjutnya kesal dengan nada menurun yang sepertinya teramat kecewa dan sedih.

"Kami gak boong pak. Seriusan."

"........" Pak Tian bungkam tanpa ada sedikitpun niat untuk menanggapi.

"Saya atas nama seluruh anggota kelompok 6, minta maaf yang sebesar-besarnya kepada bapak. Mungkin di lain kesempatan kami akan membuat bapak bangga." Mark meminta maaf kepada Pak Tian.

"IYA PAK. MAAF-IN KAMI!"

Pak Tian yang sedang frustasi dengan amarahnya yang memuncak seketika merasa ada ketenangan kala mendengar mereka mengucapkan kata 'Maaf' dengan tulus.

Kris mengangguk mengiyakan. "Ya udah kalo kali ini saya maafkan."

"Kalo begitu kami izin keluar ya pak."

"Ya silahkan"

Sepeninggal mereka dari posko tempatnya menghakimi tadi. Pak Tian mengerang pusing. Dia hanya mengetahui ada dua jalan didalam hutan, tapi kenapa mereka tadi bilang ada tiga? Mark tak mungkin berbohong.

"Gila Njir. Masa Pak Tian bilang jalannya ada dua. Jadi, kita ngikutin jalan setan gitu?" Chandra menggelengkan kepalanya heran.

"Iya kali" jawab Panji santai.

"Tapi emang tiga kan jalannya? Orang kita liat semua kok. Heran gue." Rendy menarik nafas panjang.

"Maafin gue ya. Mungkin kalo gue gak nentang jalan yang ditunjuk Jeno, kita gak bakal tersesat dan Jeno gak bakal meninggal. Maafin gue ya." Andi berucap dengan penuh penyesalan.

Chandra dan Rendy memilih untuk diam. Mark dan Zhong mengernyitkan dahi bingung dan heran. Sedangkan Panji merangkul pundak Andi.

"Bukan salah abang kok. Kita semua juga salah. Abang jangan nyalahin diri abang sendiri dong. Bang Jeno juga salah." Ujar Panji dengan senyum teduhnya.

"Iya, jangan nyalahin diri lo sendiri Ndi," Imbuh Mark.

"Lagian, kita jadi lebih akrab kan gara-gara kejadian itu bang." Zhong juga ikut menambahkan.

Andi mengangguk pelan, "Makasih ya semua." Ucap Andi tulus yang dijawab anggukan mereka semua.

"Ya udah lo jangan sedih lagi. Kita do'a in aja semoga Jeno tenang disana. OK?"

"OK" Andi tersenyum lebar mendengar perkataan Mark yang mencoba untuk menghiburnya.




&&&&&

See You next part

🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀

The Mysterious Forest (Scout) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang