6. The Actual Incident

23 6 0
                                    

Suara decitan pintu terdengar cukup halus. Panji mendorongnya, tapi pintu itu hanya terbuka sedikit saja. Akhirnya Panji tersulut emosi. Ia membanting pintu itu hingga terbuka dan mengeluarkan suara dentuman yang keras.

"Panji! Kamu emang bener-bener ya. Gak ada rasa sopan sedikitpun. Ini di desa orang panji..." lagi-lagi Pak Tian mengomel yang tak didengarkan oleh panji.

Orang yang berada didalam ruangan itu terperanjat lalu menunduk melihat jari-jari kakinya yang kotor. Panji mengernyitkan dahi.

"Bang Jeno?"

Orang itu mengangkat kepalanya melihat kearah depan. Ada Panji berdiri disana sambil menatapnya tak percaya.

"Panji?" Jeno tak menyangka jika ia bertemu kembali dengan Panji dengan cara seperti ini. Ia masih sedikit kalut akan perjuangannya untuk tetap bertahan hidup di hutan yang membawanya entah kemana-mana.

"Masa iya itu Jeno. Dia kan udah meninggal Panji." Pak Kris berseru dari luar sambil merinding lalu pergi.

Panji langsung mendekati orang yang ia panggil Jeno itu. Dengan sedikit keraguan, ia menyentuh lengan orang itu dengan telunjuknya.

"Ehh beneran?"

"Iyalah, kenapa si semuanya takut liat gue?" Orang itu keheranan.

"Abang udah mati. Ini pasti arwahnya yang penasaran......." Panji menceritakan kejadian waktu itu."----terus gara-gara itu. Banyak yang trauma bang."

"Tapi, ini gue Ji. Lo tadi megang gue, dan ini asli. Kalian yang tega ninggalin gue waktu itu." Jeno sedikit heran mengapa Panji menganggapnya sudah mati. Apakah karena ia sudah tidak pulang dalam jangka waktu yang lama sehingga semua orang menganggapnya tiada?

"Maksudnya?"

"Gak usah sok gak tau deh. Waktu Andi jatoh ke jurang itu. Kalian ninggalin gue sendiri dibawah. Gue udah teriak-teriak jangan ditinggal, tapi kalian ninggalin gue. Gue usaha terus buat naik. Waktu gue sampe atas kalian ilang." Orang yang mengaku Jeno itu menjelaskan bahwa ia memang benar-benar Jeno.

"Tapi kan bang Jeno ikut kita. Waktu bang Andi Jatoh kejurang pas naiknya kan kalian bareng." Panji makin bingung.

"Eh kan gue ngasih talinya dulu tuh ke Andi. Terus waktu dia udah nyampe atas kalian tarik tuh tali. Gimana gue mau naik coba?" Jeno membela dirinya sendiri karena memang itu kebenarannya.

"Tapi kalian nyampe atasnya bareng."

"Ya kalo misal gue bareng sama si Andi, talinya gak bakal kuat kali. Alasan aja lo Ji. Gue tau kalo kalian pengen gue mati kan. Makanya kalian tinggalin gue waktu itu." Mimik wajah Jeno mulai tak mengenakkan. Ia jadi berpikir banyak hal dari mereka yang sengaja meninggalkannya saat itu atau justru mereka memang pura-pura tidak tau jika ia belum naik.

"Kalo abang gak percaya, aku panggilin bang Rendy sama bamg Chandra ya." Panji langsung berlari keluar memanggil Rendy dan Chandra.

..........

"Masa sih itu Jeno?"
"Idih kayanya Panji suka halu nih"
"Beneran bang. Ya elah masa gue boong sih bang."

Perdebatan kecil terdengar diluar ruangan Jeno sekarang. Rendy dan Chandra menentang Panji yang mengatakan bahwa Jeno masih hidup dan sekarang berada di salah satu ruangan di Balai Desa ini. Hingga ketika mereka masuk ke ruangan itu, mereka sangat terkejut akan kenyataan ini.

"Aduhh. Beneran ni Ndra." Rendy nyaris terjungkal kala melihat Jeno kini dihadapannya. Tubuhnya bergetar hebat.

"Jeno lo ja-ngan gangguin kita. Sorry ki-kita gak b-bi-bisa nolongin lo waktu itu. Tenang-tenang lo disana ya." Chandra tak kalah bergetar. Dia mengeluarkan keringat didahinya.

"Gue masih idup Ren, Ndra."

"Jen, lo emang idup. Tapi dunia lo sama dunia kita udah beda Jen."  Ujar Rendy takut-takut.

Jeno merotasikan bola matanya malas. "Gue masih idup. Yang jatoh kesungai itu bukan gue." Jeno masih sabar.

"Kok lo tau kejadian itu. Kalo misalkan itu bukan lo?" Heran Chandra.

"Gue tau dari tuh anak tu." Tunjuk Jeno dengan dagunya ke arah Panji.

"Ehehe" Panji meringis.

"Gue masih idup. Kalian ini gak percayaan banget si. Heran gue, ini bener GUE. " suaranya sedikit memekik, sekarang Jeno makin kesal.

"Bener lo?" Chandra langsung memeluk Jeno. "Maafin gue ya, gue gak bisa nolongin lo waktu itu."

"Ish apaan sih peluk-peluk." Jeno merasa Risih dipeluk Chandra. "Yang jatoh itu bukan gue ya. Kalian ninggalin gue waktu di jurang itu. Masa iya gue jatoh ke sungai."

"Lah tapi yang jatoh itu kan elo. Lo sama Andi bareng naiknya, lo jalan paling belakang waktu itu. Lo ngikutin kita kok dibelakang," terang Rendy dengan penuh keyakinan.

"Tapi itu bukan gue. Kalian yang tega ninggalin gue sendirian di jurang. Udah jalan naiknya licin banget lagi. Lagian kalian mikir gak si? Kalo misalkan emang itu gue yang naik bareng Andi, auto putus dong talinya. Kan cuma satu talinya."

"Tapi gue yakin banget yang jalan dibelakang itu lo Jen. Lo juga yang nolongin waktu Andi mau jatoh."

"Tapi ini gue yang asli. Mungkin itu yang ngikutin kalian hantu, atau makhluk ghaib gitu."

"Ih elo mah. Kadang lo pun hantunya,"

"Eh tapi ini gue ya."

"Kalo ini beneran Jeno. Pasti rambutnya udah gondrong, kukunya udah panjang. Kan lo setaun di hutan sono. Iye gak woy?" Tanya Chandra pada Panji dan Rendy.

"Eh iya juga si" Rendy menganggap yang dikatakan Chandra ada benernya juga. Panji juga mengangguk mengerti.

"Tunggu tunggu! Jadi, ini bukan bang Jeno?" Panji memegang puncak bahu Rendy dan menatapnya.

"Ini gue.. beneran. Liat noh kuku kaki gue. Kuku tangan gue. Gue potongin pake pesonya si Zhong yang dititipin sama Panji waktu gue yang ambil alih mimpin jalan." Jelas Jeno.

"Terus rambut lo?" Ragu Rendy.

"Gue potongin juga lah pake nih peso. Lo gak liat susunannya berantakan gini. Agak gondrong juga kan" Mereka bertiga mengangguk setuju. Memang benar penampilan Jeno sudah seperti tarzan.

"Iya kaya tarzan. Persis banget." Ejek Panji.

"Eh lo ya. Liat aja, awas lo nanti." Ancam Jeno.

"Hahahaha"

Rendy dan Chandra diam. Mereka masih belum memahami situasi. Jeno dan Panji mengernyitkan dahi secara bersamaan.

"Jadi, kalo ini Jeno..." Rendy berujar pelan. Lalu mereka saling bertatapan satu sama lain, merinding rasanya.

"----terus yang ngikutin kita, yang jatoh ke sungai SIAPA!???"

&&&&&&
....................................


Thanks buat yang sudah menyempatkan untuk membaca. .

🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸

The Mysterious Forest (Scout) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang