🍃Kedua

430 73 3
                                    

Ayok sama sama pencet tombol bintang di kiri bawah ლ('ڡ'ლ) setidaknya menghargai dong, iya gak? Ehe ლ('ڡ'ლ)







Enjoy your day and don't forget to collect your vote!


































"Ini, gue udah bikin ringkasan yang mudah lo hafal. Semoga aja lo bisa hafal semua ringkasan yang gue buat. Good luck."

Kamu mengerutkan keningmu, rasanya Jaemin menutupi sesuatu di balik kalimat yang ia ucapkan. Seperti- menyuruhmu pulang?

"Dih. Kan lo tau sendiri gue paling gak bisa kalo belom dijelasin. Jelasin dong." Pintamu pelan.

"Gue udah bela-belain nulis dengan tangan gue yang luka kayak gini biar lo bisa menghafal ringkasannya. Masih gak cukup?"

"Tapi, Kak Jaemin~"

Ah, tidak seharusnya kamu memanggilnya dengan sebutan 'Kak' sekarang. Itu suatu kesalahan besar.

"Tuh. Diem mulu. Kenapa sih, Kak? Kalo gue ada salah, bilang. Biar gue interopeksi dan jadi yang lebih baik."

Jaemin hanya menatapmu, lalu menghela napasnya.

"Mendingan lo pulang. Mau hujan. Gue lagi gak ada payung, ketinggalan di rumah Jeno." Titahnya.

"Huft, Yaudah deh. Kayaknya lo lagi gak bisa gue ganggu. Makasih ringkasannya. Maaf ngerepotin." Ucapmu beranjak dari sofa.

"Lain kali jangan ngandelin gue mulu. Temen Bang Jae pada pinter, mungkin lo bisa andelin salah satu dari mereka. Gue capek."

Rasanya seperti diterpa badai. Hatimu yang sedang mencoba membuka pintu hati Jaemin tiba-tiba terpental jauh dan berujung retak. Jaemin merubah sikapnya lagi, menjadi lebih dingin dalam satu hari. Tentu membuatmu hatimu sakit.

"M-maaf gue bikin Kak Jaemin capek. Gue pamit." Pamitmu kemudian segera melangkahkan kakimu untuk keluar dari rumah Jaemin.

"Ck. Gak usah nangis dong. Gak lucu. Tahan, (Y/n), lo jangan nangis."

Matahari mulai menyorot dari atas, cahayanya semakin terang, panasnya bahkan bisa kamu rasakan. Ini sudah siang. Kamu pun beregas ke rumah untuk menyimpan bukumu itu.

"Dek, Bang Jae udah pergi?" Serumu saat memasuki rumah.

Dari dalam, tidak ada yang menyaut.

"Dek? Jisung. Park Jisung." Serumu lagi.

Saat kamu hendak mengetuk pintu kamar adikmu, di sana tertempel sebuah notes dengan isi,

'Kak, gue ngikut Bang Jae ke komplek sebelah ya. Jaga rumah, hehe. Jangan lupa kerjain tugas fisika gue, trims.'

"Emang kurang ajar ini anak. Udah tau gue ngambil jurusan ips, masih aja nyuruh ngerjain tugas anak ipa. Pengen gue banting rasanya." Omelmu sembari merobek notes tadi, lalu menendang pintu kamar Jisung dengan kesal.

Moodmu hari ini sangat tidak baik. Kamu pun mencoba memutar lagu-lagu ciptaan Kakak tertuamu dan keempat temannya.

There's so much I wanna tell you
But I can't bring myself to say~
Things change, I try  to move on
But my love will stay the same~
(Day6's Brian - Without you)


Lantunan musik yang menyapa telingamu itu membuat hatimu teriris.

Lie Again : Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang