(+) Bonus

329 45 6
                                    

Ayok sama sama pencet tombol bintang di kiri bawah ლ('ڡ'ლ) setidaknya menghargai dong, iya gak? Ehe ლ('ڡ'ლ)










Enjoy your day and don't forget to collect your vote!






























































"Ngapain diem-diem aja?"

Kamu mendelik kesal, "Tau ah!"

Jaemin terkekeh, mencubit pipi kananmu gemas. "Kok lucu sih? Jadi gak mau minta maaf kalo lo lucu kayak gini." Ucapnya membuatmu semakin kesal.

"Oh, bagus. Yaudah gak usah minta maaf! Lagian udah gue maafin!"

"Tuhkan. Lo tau gak sih kalo lo selucu ini? Jangan bikin gue khilaf ya." Ia memperingatkanmu.

Kamu mengerutkan keningmu, "Apaan sih."

"Jisung, tolong beliin gue makanan dong."

"Ogah, beli sendiri sana!"

"Lo jangan kurang ajar sama gue. Mau gue gibeng?"

"Gue lagi ngerjain tugas, Bang! Suruh Kak (Y/n) aja ngapa?!"

"(Y/N)!!!"

Kamu menghela napasmu mendengar suara keributan dari kamar adik dan kakakmu itu. "Tuh, Bang Jae manggil. Mau nyuruh kalik." Tutur Jaemin padamu.

"Gak mau, males. Biarin aja suruh beli sendiri. Dia kan punya kaki." Elakmu.

"Gak boleh gitu sama Abang sendiri. Jangan-jangan kalo nanti gue nyuruh juga, lo ogah-ogahan kayak gini lagi?"

"Ya tergantung lo nyuruh apaan dulu. Kalo yang bener, gue turutin. Kalo kagak bener, ya ogah juga."

"Yang gak bener? Emangnya yang kayak gimana?" Tanya Jaemin penarasan, sekaligus mengejekmu.

"Kayak gimana apanya? Ya menurut lo yang gak bener kayak gimana? Gak usah gue kasih tau, karena gue tau lo udah tau apa jawabannya." Jawabmu.

"Lo- "

"Apaan nih pacaran pake 'gue-lo'. Agak romantis kek." Ujar Jae yang tengah melewati kalian berdua, dengan kaos oblong dan celana pendeknya (always).

"PERGI LO! AYAM!" Teriakmu kesal.

"You better to know that i'm not a chicken. I'm a boy!"

Kamu mengejek Jae dengan menirukan ucapan juga posenya.

"Wait- a boy?! No! You're an old man."

"SHUT UP!"

Mendengar Jae emosi, kamu tertawa sembari memukul kecil lengan Jaemin.

"Liat gak tadi marahnya Bang Jae? Lucu amat, hahahaha. Kayak liat ayam yang gak- "

"Berisik atau gue kasih liat ke Jaemin video lo lagi nangisin dia semaleman." Ancam Jae yang membuatmu mempoutkan bibirmu.

"Dia udah liat, dikasih liat sama anak ayam."

"Woaw, our little chicken did a great job! I'm proud of him."









































































Di bawah sinar bulan, dengan senangnya kamu terus menggenggam tangan seorang Na Jaemin. Bahkan semuanya terasa seperti mimpi.

"Ini mimpi bukan sih?" Gumammu pelan.

"Gak. Kamu gak mimpi kok. Maafin aku ya?" Ujar Jaemin, membuatmu sedikit terkejut karena ini pertama kalinya ia menggunakan 'Aku-kamu' padamu.

"Kayak yang kaget gitu. Biasa aja kalik. Bener kok kata Bang Jae kemaren. Gak romantis banget pacaran pake 'gue-lo'."

"Hah? A- aku biasa aja kok. Siapa yang kaget?"

"Nahloh, gugup kan? Biasa aja dong, sayang."

"Jangan panggil kayak gitu, please. Gue lemah."

Jaemin terkekeh, "Duduk di sana yuk?" Ajaknya padamu, menunjuk sebuah kursi di samping jalanan yang terlihat sepi ini.

Kamu pun mengangguk dan mengikuti kemana arah Jaemin berjalan, duduk bersampingan di sana tanpa melepas genggaman satu sama lain.

"(Y/n), tangan kamu dingin banget." Ucap Jaemin sesekali mengecup punggung tanganmu.

"Bibir kamu juga dingin, Jaem."

Ia tersenyum, "Angetin dong."

"HEH!" Pekikmu.

"Hehe, kan katanya dingin. Kayaknya leher kamu anget gitu, makannya aku minta diangetin."

"HIH! JOROK! SANA PERGI JAUH-JAUH!" Kesalmu melepaskan genggaman tangan Jaemin. Menghindar darinya.

Jaemin terkekeh, "Lucu. Makannya jangan lucu-lucu amat jadi orang. Akunya gak bisa kontrol diri sendiri kalo kayak gini caranya."

"Yaudah jauh-jauh ah, takut kamu khilaf terus masa depan kita ancur."

"Ya enggak sampe gitu juga kalik, sayang. Paling cuma cium- "

"CUMA?! PERGI SANA!"

"Iya-iya Maaf. Galak banget sih kamu hari ini? Lagi datang bulan ya?" Tebak Jaemin.

"Enggak. Kamu aja ngeselin." Sanggahmu.

Jaemin mencubit pipi mu, "Gemes,"

"Pengen cium." Lanjutnya yang kemudian mengecup pipi mu yang baru saja ia cubit.

"Kamu tau gak?"

"Apa?" Tanyamu.

"Aku benci banget sama kamu." Jawabnya.

Tentu karena kalimat itu, kamu cemberut dibuatnya.

"Tuhkan. Kamu ngeselin banget sih, Jaem?!"

"Aku gak suka sama kamu, gak mau liat kamu lagi, pengen kamu pergi jauh dan jangan muncul lagi di hidup aku." Ucap Jaemin.

"Oh, gitu?"

"Dan itu semua bohong. Aku ngomong sebaliknya. Justru aku suka banget sama kamu, pengennya terus-terusan di samping kamu, gak mau banget kalo kamu pergi jauh dari aku." Lanjutnya.

"Bohong lagi ya?"

"Enggak. Kali ini beneran kok. Aku sayang kamu."

"Tapi aku gak sayang sama kamu." Ucapmu pada Jaemin.

"Tapi bohong, hehe."

"Ayok deh pulang. Buku Geografi kamu udah nungguin di rumah." Ajak Jaemin padamu.

Kamu mengangguk, "Oke, Ayok." Kamu pun beranjak, menggenggam tangan Jaemin untuk melangkah.

Kemudian, kalian pun beranjak dan meninggalkan tempat itu.














































❤️❤️❤️

Lie Again : Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang