Ayok sama sama pencet tombol bintang di kiri bawah ლ('ڡ'ლ) setidaknya menghargai dong, iya gak? Ehe ლ('ڡ'ლ)
Enjoy your day and don't forget to collect your vote!
"B-benci?"
"Nah, selesai. Makasih udah bantuin gue." Ujar Jaemin langsung meninggalkanmu. Tentu kamu langsung meraih pergelangan tangan Jaemin untuk menahannya pergi.
Jaemin menghentikan langkahnya, hanya menolehkan kepalanya padamu, "Kenapa?"
"Lo pikir gue gak butuh penjelasan?"
Ia menatap sekitaran sekejap, lalu melepaskan genggaman mu pada tangannya. "Mungkin lo gak butuh itu. Dan lo gak usah deket-deket sama gue di sini. Bersikap seolah kita gak saling kenal. Perlu lo tahu, gue gak mau lihat lo lagi."
Jaemin dan perkataannya sangat menyayat hati itu pergi, tidak memikirkan bagaimana kondisi hati dan mentalmu saat ini.
"Lo jahat!" Pekik kamu, walaupun Jaemin tak peduli dan meluruskan langkahnya.
🍃
"Heh, mau kemana? Bentar lagi ada- "
"Pulang, gue izin. Udah minta izin ke guru piket."
"Lah, kenapa? Heh, jawab yang bener dong!" Kesal temanmu.
Kamu pun menatapnya, "Gue izin, Geumdong. Dan gue udah minta izin sama guru piket yang bersangkutan. Di sini gue gak bolos, oke?"
Setelah itu, kamu keluar dari kelas sembari membawa tasmu. Mengirim pesan pada Kakak tertuamu.
You :
R u busy, our king Park Jaehyung? |Sembari berjalan, kamu mendapat balasan dari Jae.
Jaeayam🐤 :
|Nah. R u need me?You :
Actually Yes. |
Jemput gue di sekolah ya, |
pangeran ayamku tercinta. |Tak lama setelah kamu mengirim balasan, Jae menghubungimu. Dengan malas juga penasaran, kamu menerimanya. Seketika kamu menyesali pilihanmu untuk menerima telepon itu karena-
"I'M NOT A CHICKEN!!!!!!"
"Shut up, Park Jaehyung. Just pick me up. I'll waiting for you, love ya!"
'bip'
"(Y/n), bisa bantu gue sebentar gak? Bentar aja." Suara itu menghentikan langkahmu yang baru saja akan menginjak area luar sekolah.
"Elah, Jen. Apaan?"
"Gue pengen banget ke kamar mandi. Lo anterin ini ke Jaemin ya? Gue mohon. Gue percaya-in ke lo, ya! Makasih!" Ujarnya kemudian lari untuk pergi ke toilet.