°2

407 33 0
                                    

Hai Scoolish!

Kalian di rumah ngapain aja nih?

Btw, yg blm nge add Scheme ke library yok di add dulu

Jangan jadi silent readers ya

Ok, happy reading♡

Bugatti hitam itu mengecai gelaran aspal dengan kecepatan sedang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bugatti hitam itu mengecai gelaran aspal dengan kecepatan sedang. Berhiaskan pendar cahaya lampu jalan yang menyilaukan kap mobil pun wajah tampan di balik kemudi.

Jimin memandangi toko-toko yang berjajar rapi di pinggir jalan dengan tulisan hangul pun kerlip lampu warna-warni sebagai hiasannya.

Rasanya sudah lama sekali Jimin tidak melihat pemandangan Seoul pada malam hari. Menurutnya, sudah banyak yang berubah semenjak ia memutuskan meninggalkan kampung halamannya dan memilih menetap di Perancis. Melanjutkan pendidikan sebelum berakhir memegang kendali penuh atas perusahaan keluarganya disana.

Jimin memang terbilang hebat. Meski usianya masih tergolong muda, tetapi kemampuannya dalam menganalisis ombak pasar berhasil membuatnya disegani oleh para pesaingnya yang rata-rata sudah berkepala empat.

Pencapaian emasnya menetaskan beberapa cabang perusahaan di beberapa negara merupakan pembuktian bahwa ia bukanlah anak kemarin sore yang bisa diremehkan.

Jimin menyukai jalan hidupnya sejauh ini. Bahkan ia selalu berambisi menjadi yang nomor satu dalam segi karir. Ya, memang begitulah Yoon Jimin.

Netra pekat dalam bingkai kelopak sipit itu masih setia memandangi gedung-gedung menjulang di sepanjang jalan. Iya, saking setianya Jimin sampai tidak sadar kalau ada seseorang yang tiba-tiba menyeberang selepas ia berbelok di persimpangan jalan. Sontak membuat lelaki itu mengerem mendadak. Lantas menyesap getir kala menyadari bahwa sosok tadi kini tak nampak di depan mobilnya.

Astaga, Jimin semakin panik. Jantungnya bertalu hebat tatkala pikiran-pikiran buruk mulai menyambangi benaknya. Maka dengan gerakan cepat ia segera melepas seat belt pun turun dari mobil sebelum berlari kecil ke arah korbannya.

"Kau baik-baik saja nona?" Tanyanya seraya berjongkok di hadapan seorang gadis bersurai coklat yang terduduk di aspal seraya meringis memegangi lututnya yang sedikit tergores. Sempat mendongak menatap Jimin sekilas sebelum melirik ke belakang.

Jimin sendiri bingung, tetapi melihat gerak-gerik gadis itu sepertinya ia tengah dikejar sesuatu.

Menyadari sang korban tak kunjung memberikan respon maka Jimin memutuskan bertanya sekali lagi, tetapi bukannya mendapat apa yang ia harapkan, dengan gerakan cepat pun tanpa diduga gadis itu malah menarik kaus hitamnya.

Lantas menautkan lengannya pada leher Jimin. Mendekapnya erat.

"Help me, please," Lirihnya, menatap bulatan pekat itu dengan tatapan memohon sebelum melanjutkan dekapannya pun mencengkeram kaus Jimin seolah mengisyaratkan pada lelaki itu untuk segera membalas dekapannya.

SCHEMEWhere stories live. Discover now