°4

295 28 0
                                    

Happy Reading♡

"Kapan aku mulai bersandiwara?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kapan aku mulai bersandiwara?"

Suara itu berhasil mengait atensi rungu Jimin. Lantas mengalihkan pandangannya ke arah Yejin yang baru saja memasuki dapur. Gadis itu terlihat sangat menggemaskan karena tubuh mungilnya tenggelam dalam sweater kebesaran milik Jimin.

"Nanti. Santai saja dulu." Jimin berucap santai sebelum mencuci tangannya lalu mengambil apron berwarna hitam yang bersimpuh di atas meja makan.

"Kau mau masak?"

"Apa aku terlihat ingin mandi?"

Yejin mendengus pelan. Mengamati dengan seksama bagaimana Jimin memakai apronnya, lalu menggulung lengan kemeja putihnya hingga perpotongan siku.

Sejujurnya Yejin masih tidak percaya. Yang benar saja, lelaki ini bisa masak?

"Kau mau bantu aku masak?"

Yejin tersentak. Sempat terdiam sebelum berakhir mengangguk kecil. Bukan apa-apa, Yejin hanya tak ingin disebut tidak tahu diri karena menumpang di rumah orang cuma-cuma. Meskipun pada kenyataannya Jiminlah yang membawanya paksa.

Jimin lalu melepas apronnya sebelum menyodorkannya pada Yejin. "Pakai ini."

Yejin menatap apron tersebut datar sesaat sebelum berakhir mengambilnya dari tangan Jimin.

Lelaki itu tersenyum sebelum beralih memotong bahan-bahan yang sudah ia siapkan tadi. Namun menyadari Yejin yang tak kunjung memakai apronnya membuat Jimin lantas menoleh ke arah gadis itu.

"Kenapa tidak dipakai?"

Yejin kembali mendengus. Sempat mengulum ranumnya sebelum beralih menatap Jimin yang kini mengangkat sebelah alis.

"Ak--aku tidak bisa."

"Kenapa?"

Yejin bergeming. Ia benci mengatakan tidak bisa pada orang lain, tetapi ia lebih benci karena yang satu ini ia memang tidak bisa. Gadis itu lantas berdehem pelan, hendak membuka suara tetapi tawa Jimin lebih dulu menginterupsi.

"Apa kau ingin aku yang pakaikan?"

Yejin mendelik seketika. Ingin mengelak sebenarnya, tetapi Jimin lebih dulu meraih apron dari tangannya. Oh, jangan lupakan tawanya yang masih mengudara.

Benar-benar menyebalkan.

"Aku kan tidak bilang ingin dipakaikan olehmu." Yejin berucap ketus tatkala Jimin mengikat tali apronnya dari depan. Membuat bahunya bersentuhan dengan dada lelaki itu.

"Kau ini pintar sekali modus ya."

Jimin terkekeh disamping telinga Yejin. Hendak menimpali tetapi suara langkah kaki lebih dulu menginterupsi. Sontak membuat Jimin menoleh.

SCHEMEWhere stories live. Discover now