°3

327 31 1
                                    

Annyeonghaseyoo!!

Akhirnya aku balik lg di lapak ini.
Sorry bgt apdetnya lama😅

Semoga bs menghibur yah apalagi buat yg kangen Jimin.

Happy reading!

Yejin pikir, keputusannya melarikan diri ke Korea adalah yang paling tepat untuknya saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yejin pikir, keputusannya melarikan diri ke Korea adalah yang paling tepat untuknya saat ini. Benar, ia memang sudah terbebas dari tunangannya, namun agaknya ia telah salah mengambil langkah dengan melibatkan lelaki bersurai pirang ini dalam urusannya.

Sialnya, lelaki itu menyudutkannya, membuat Yejin pada akhirnya tak punya pilihan lain selain menerima tawarannya yang entah akan ada apa nanti.

Kini, pribadi bersurai coklat itu hanya mampu meremat tas kecil yang berada dalam pangkuannya seraya berusaha menenangkan detak jantungnya. Mengamati tiap bangunan di pinggir jalan yang mereka lewati untuk memastikan bahwa mobil ini tidak melintasi kawasan hotel, diskotik atau lebih parah dari itu sejauh pikirannya berimajinasi.

Ya, siapapun pasti akan berpikiran seperti itu jikalau berada dalam posisinya.

Sejauh ini, Yejin hanya diam, bersyukur juga lelaki di sampingnya tidak melontarkan pertanyaan atau melakukan sesuatu yang terselip dalam pikirannya. Setidaknya semuanya masih aman, sampai saat mobil yang mereka tumpangi berbelok ke jalanan aspal yang sepi dengan pohon-pohon tinggi dan lebat berjajar di pinggirnya.

Sontak membuat Yejin beralih menatap Jimin dengan alis menukik tajam. "Hei, kau mau membawaku kemana?"

"Ke rumahku." Jimin menjawab santai. Bahkan tak melirik sedikitpun ke arah gadis di sampingnya yang kini tercengang dengan air mukanya yang kelewat tenang.

"Kau gila?!" Yejin memekik.

"Hentikan mobilnya!" Gadis itu menggila. Bahkan tak mempedulikan Hermes Kelly Mini merahnya yang kini menjadi senjata dadakan sebagai usahanya membela diri.

Tas kecil bernilai ratusan juta itu membentur sempurna kepala Jimin hingga membuat lelaki itu mengerang kesakitan.

"Astaga! Kau mau kita menabrak pohon?!" Jimin berusaha menahan serangan bertubi-tubi yang menyerang kepalanya sementara sebelah tangannya tetap mengendalikan mobil agar tetap melaju pada jalur yang semestinya.

"Turunkan aku sekarang!" Yejin histeris, atau bahkan lebih parah.

Gadis itu masih memukul lawan bicaranya dengan brutal. Sementara Jimin yang geram pada akhirnya menangkap senjata andalan kaum hawa itu sebelum menatap ke arah Yejin.

"Lepaskan tasnya."

"Tidak mau. Kau yang lepas!" Yejin tentu saja masih bertahan. Sampai-sampai melupakan fakta bahwa ia bisa membahayakan dirinya dan Jimin karena posisi mereka yang sedang berkendara di tengah malam, meski jalanan sepi.

SCHEMEWhere stories live. Discover now