^Memutuskan^

386 119 35
                                    

SELAMAT MEMBACA ♡

Setelah pulang dari mall, Kenan tak henti-hentinya memikirkan gadis cantik itu, rasanya Kenan ingin memiliki gadis itu seutuhnya.

Kini Kenan sedang berada di dalam kamarnya sambil memainkan laptop berlogo apple.

Tak lama kemudian pintu kamar Kenan terbuka dan menampilkan sosok wanita cantik yang umurnya sekitar tiga puluh lima tahun keatas.

"Assalamualaikum, mamah boleh masuk gak?" tanya Dea, Ya, wanita itu adalah mamahnya Kenan.

"Wa'alaikumsalam, masuk aja mah" jawab Kenan tanpa menoleh kearah mamahnya.

Dea berjalan perlahan-lahan mendekati Kenan.

"Kamu kenapa sih Ken? Dari tadi murung terus?" tanya Dea sambil mendudukan pantatnya disebelah Kenan.

"Enggak papa mah, emang ada yang beda sama wajah tampannya Kenan?" tanya Kenan terlalu percaya diri.

"Tetep tampan kok kamu" jawab Dea dengan kekehan.

"Kata adekmu, tadi di mall kamu ketemu sama Keyna ya?" tanya Dea, dan di balas Kenan dengan anggukan.

"Terus gimana?" tanya Dea.

"Enggak gimana-gimana" jawab Kenan polos.

"Ada kemajuan?"

"Kemajuan apa mah?"

"Misalnya perkenalan gitu"

"Orang kayak Keyna itu susah diajak ngobrol" jawab Kenan.

"Terus gimana dong?"

"Gatau" jawab Kenan mengedikkan bahunya.

"Coba besok kita datang kerumah Keyna ya? Mumpung besok tanggal merah" ucap Dea seketika Kenan langsung membulatkan matanya.

"Beneran mah?" tanya Kenan sambil menggoyangkan tubuh Dea.

"Iya, tapi kamu sudah memutuskan untuk melamar Keyna kan?" tanya Dea, dan langsung diangguki oleh Kenan.

***

Di lain tempat, kini terdapat Keyna yang sedang duduk di salah satu tempat duduk yang ada di belakang rumahnya.

'Ya allah, hamba tidak tahu sebenarnya pria itu siapa? Kenapa pria itu beda sekali dengan pria lain yang hamba temuin di dunia ini, ya allah jika pria itu jodoh hamba, hamba mohon dekatkanlah, tapi jika pria itu bukan jodoh hamba, hamba mohon jodohkanlah pria itu dengan perempuan yang lebih baik dari hamba' batin Keyna.

Tak terasa tiba-tiba butiran bening jatuh dari kelopak matanya.

Dengan sigap Keyna langsung menghapus butiran bening itu.

"Aku nangis?" monolog Keyna.

'Kenapa hatiku rasanya damai sekali saat melihat pria itu, astagfirullah enggak boleh mikirin orang yang bukan mahromnya Keyna!!' batin Keyna.

Saat Keyna hendak berdiri dari tempat duduknya tiba-tiba ponselnya berbunyi, dengan cepat Keyna langsung membuka notif dari ponselnya itu.

I LOVE YOU MY IMAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang