Chapter 7

354 59 10
                                    

□■□

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

□■□

Happy Reading

□■□














_

"(Y/n), kamu udah gapapa?" Yunseong bertanya khawatir.
Wajah mu sangat pucat sekarang, serta mata mu yang tampak memerah karena menangis.

Tadi, sesaat setelah kamu bertemu seungyoun.
Kamu benar-benar tak bisa menahan nya, rasanya dada mu sesak. Bohong kalau kamu bilang baik-baik saja saat bertemu seungyoun.

Nyata nya, melihat wajah seungyoun yang menatap mu dengan kecewa, benar-benar membuat mu terluka.

"Yunseong, bisa tinggalin aku sendiri?, kamu pulang aja sekarang" pinta mu.

"(Y/n).."
Yunseong meraih tangan mu lalu menggenggam nya.
Mata nya menatap mu sendu, seolah mengatakan bahwa ia tak ingin meninggalkan mu.

"Yunseong, aku mohon, aku pengen sendiri" kamu melepas genggaman yunseong.
Yunseong tampak menghembuskan nafas nya dalam, kemudian berdiri.

"Oke, aku pulang. Tapi (y/n).., aku harap kamu ga akan lupa janji mu waktu itu"

Kamu diam. Bukannya enggan menjawab perkataan yunseong, tapi kamu benar-benar bingung harus menjawab apa.

"Aku pulang. Kamu harus langsung istirahat setelah ini, ya?"

Kamu mengangguk, meng-iya kan ucapan yunseong.
Setelah yunseong pulang, hangyul datang, sembari membawa segelas minuman lalu mengulurkan nya padamu.

"Coklat hangat" ucap hangyul setelah kamu menerima gelas itu dari nya.

"Lo nunggu yunseong pergi ya?" Tanya mu.

Hangyul menggaruk tengkuk nya, lalu mengalihkan pandangan nya dari mu.
"Ya, gue kan ga mau ganggu waktu kalian" jawab nya.
Kamu tersenyum mendengar.

"Tapi (y/n), apa yang terjadi?. Gue, shock banget ngeliat lo tadi nangis kaya gitu"
Hangyul menatap mu, menunggu jawaban.
Tapi kamu tak tau harus menjawab apa, jadi kamu mencoba mengalihkan topik nya.

Kamu menghirup sedikit coklat hangat buatan hangyul itu.
"Wah, hangyul, ini enak, gue gatau lo punya bakat juga" ujar mu.

Hangyul menatap mu kesal, lalu merebut gelas di tangan mu.
"Gue butuh jawaban (y/n), jangan ngalahin topik. Gue cuma mau tau, apa yang ngebuat lo nangis sampe kaya gitu, lo pikir gue bisa tenang gitu aja ngeliat sodara gue nangis sampai segitu nya?"

"Bukan masalah besar, gyul. Gue ga apa-apa kok, lupain aja. oke"
Jawab mu, lalu tersenyum, berusaha membuat cowok di hadapan mu kini tenang.

"Kenapa sih lo ga mau cerita aja sama gue?" Tanya nya.
"Apa gue kurang bisa lo percaya, buat jadi tempat cerita?"

"Ga gitu, gyul"

"Terus kenapa lo ga mau cerita?"

"Gue.., cuma belum--"

"(Y/n)"
Hangyul tiba-tiba menangkup wajah mu dengan kedua tangan nya.
Bola mata nya menatap mu serius.
"Oke, gapapa kalo lo emang ga mau cerita, tapi jangan nahan tangis lo"

Tangan hangyul kemudian beralih mengelus lembut pucuk kepala mu.
"Gue tau, dari tadi lo nahan tangis, bahkan alasan lo nyuruh yunseong pulang juga itu kan, lo ga mau dia ngeliat lo nangis lagi"

Kamu menatap hangyul terkejut, benar, tak ada yang salah dari perkataan nya.
Malah, sebenarnya kamu sangat ingin berteriak dengan keras saat ini.
Tapi, kamu tak bisa melakukan itu semua.

Hangyul tiba-tiba menarik mu kedalam pelukan nya.
"Gapapa, lepasin aja, jangan di tahan, kalo itu cuma bikin hati lo makin tersiksa"

Air mata mu akhir nya tanpa sadar kembali mengalir deras.
Rasa nya dada mu sesak, ada rasa sakit yang tak dapat kamu jelaskan.

"Gue harus gimana gyul?, gue ga tau harus berbuat apa"

Hangyul tak menjawab perkataan mu, dia hanya terus mengelus belakang kepala mu.
Membuat kan mu makin terisak di dalam pelukan nya.

"Harus nya, gue ga nekat balik kesini, kalau tau gini akhirnya, gue ga akan balik kesini" lirih mu.

"Tenang lah (y/n), ga ada yang perlu lo sesali" ujar hangyul lembut.

"Ternyata perasaan gue sama dia ga berubah, gyul. Gue harus gimana?. Di satu sisi gue ga bisa ngingkarin janji gue sama yunseong, gue ga bisa nyakitin dia yang selama ini udah tulus sama gue"

"Jadi, ini karena sahabat lo itu, ya?" Tebak hangyul.
Kamu mengangguk dalam pelukan nya.

Hangyul sontak mengeratkan pelukan nya.
"Ikuti kata hati lo, (y/n)".













_
<Never Ending>

Kok sekarang kalo nulis rasanya hambar ya, ga dapet gitu feel nya:")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kok sekarang kalo nulis rasanya hambar ya, ga dapet gitu feel nya:").

Jadi pengen ngakhirin cerita ini aja rasanya.


RimaDescha

Never Ending ¦ Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang