Chapter 11

175 38 2
                                    

□■□

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

□■□

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ

□■□

_

"Soraa"
Tanpa sadar kamu berteriak memanggil orang yang kamu kira sora itu.

Baru saja kamu akan berlari mengejar nya, Hangyul langsung menahan tangan mu.

"(Y/n), lo salah liat. Gimana mungkin itu sora" tegas Hangyul.

Kamu terdiam. Kamu sadar, itu tidak mungkin sora.

"(Y/n), tenangin diri lo" ujar Hangyul saat melihat mu yang mulai gemetar.
Bohong jika kamu mengatakan kalau kamu baik-baik saja.
Karena, meski Sora telah tiada dari 2 tahun lalu, kamu belum bisa untuk melupakannya sedikitpun.

"Kita pulang sekarang, ya."ajak hangyul. Kamu segera mengangguk.

Midam yang tengah tidur terbangun karena deringan handphone di sebelah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Midam yang tengah tidur terbangun karena deringan handphone di sebelah nya.

Tertera nama Mama di layar hp nya. Midam berdecak malas, sudah jelas wanita itu akan bertanya tentang Taeyang padanya.

"Halo" ujar Midam sesaat setelah mengangkat telfon.

"Midam, kakak kamu ada di sana nggak?. Katanya mau nginep, dia ga bohong kan?"

Benarkan apa yang Midam katakan. Orang tua ini selalu memperlakukan Taeyang seperti anak kecil.

"Iya, ma. Taeyang disini. Udah ya, Midam mau tidur" Midam langsung memutus sambungan telfon setelah nya.

Anggap lah Midam memang kurang aja, tapi dia tidak perduli. Toh, yang ada didalam kepala orang tua mereka hanya ada Taeyang saja.

Midam bukan nya cemburu, tapi memang nyata nya mereka lebih memperdulikan Taeyang, bukan Midam yang jelas-jelas lebih kecil.

Midam berdecak pelan. Ngantuk nya jadi hilang karena telfon itu, dia akhirnya memutuskan keluar kamar, sekalian melihat keadaan kedua makhluk tak tau diri yang menumpang di tempat nya.

Never Ending ¦ Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang