Hello guys..
Apakabarnya?Ready untuk part 4?
Mohon maaf jika sebelumnya cerita ini kurang bagus atau apapun itu, aku nerima dengan kritik saran kalian untuk cerita ini agar kedepannya aku akan perbiki.
Dan yuk jangan lupa divote juga ya💗
Typo bertebaran, harap dimaklumi!
Enjoy...*****
Setelah membeli beberapa makanan di caffe perempuan berambut panjang itu pun keluar dari caffe dengan membawa beberapa plastik makanan.
Kemudian, kaki perempuan itu pun melangkahkan kakinya ke arah dermaga menuju arah pulang rumahnya.
Namun, pupil matanya tak sengaja manangkap sebuah siluet kearah dermaga.
"AWAS!"
Dengan langkah cepat akhirnya perempuan itu pun bisa menolong sosok laki-laki yang hampir tertabrak sebuah mobil yang melaju kencang.
"Mas gak papa kan?" Tanya sosok perempuan itu memastikan bahwa semuanya baik-baik saja walaupun ada sedikit lecet di sikut tangannya akibat terbentur aspal tadi.
"Aku baik-baik aja. Mba sendiri gimana? Baik baik aja kan?"
"Mas jangan khawatir saya juga baik-baik aja kok."
"Serius? tapi sepertinya sikut mba luka itu? Kita kedokter aja ya mba biar di obatin."
"Gak papa kok mas. Saya baik-baik aja." Sosok perempuan itu mencoba berusaha menyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Yaudah kalau begitu mba. Oh ya btw mba yang tadi di cafe kan? Yang sayang bantu karena jatuh?"
Perempuan itu pun sejenak berpikir tentang kejadian di cafe. "Oh ya, Saya ingat mas. Sekali lagi saya ucapin terima kasih ya untuk kejadian tadi."
"Jangan bilang terima kasih lagi ke saya mba. Kita sama-sama udah saling tolong menolong jadi impas."
Perempuan itu pun hanya mengangguk hingga 5 detik terjadi kecanggungan diantara keduanya.
"Mas sekolah di SMA Tunas Bangsa ya?"
"Iya mba kok tau?"
"Dilihat dari seragam mas itu,"
"Oh ya mas saya pergi dulu ya soalnya udah ditungguin sama teman."
"Saya anter biar cepat."
"Gak perlu soalnya dekat juga dari sini."
"Saya permisi dulu ya." Ucap perempuan itu langsung pergi dari hadapan sosok laki-laki itu.
****
Bulan sudah menampakkan dirinya diatas langit yang menandakan bahwa malam hari pun telah tiba.
Al telah sampai di pekarangan rumahnya pukul 7 Malam. Saat dirinya ingin berajak ke dalam rumah tiba-tiba pintu rumah pun terbuka tidak dengan sendirinya ternyata dibalik pintu itu sudah ada kedua orang tuanya.
"Dari mana aja kamu?" Tanya sang ayah yang berada di depan Al.
"Itu bukan urusan ayah. "
"Kamu bilang apa? Bukan urusan ayah? Kamu ini anak ayah Al mana mungkin urusan kamu bukan urusan ayah terlebih lagi kamu ini udah beberapa hari bolos sekolah. Mau jadi apa kamu? Ha!"
"Jangan berpura-pura peduli dengan aku yah."
"Kamu bilang apa? Ayah pura-pura peduli sama kamu? Otak kamu dimana Al kamu ini anak ayah jadi otomatis ayah peduli sama kamu."
"Kalau aku anak ayah berarti ayah bisa jawab pertanyaan aku dong,"
"Pertanyaan tentang kematian Fanya. Ayah bisa jawab? Gak kan? Lalu dimana peduli ayah sama aku bahkan pertanyaan seperti itu pun ayah gak bisa jawab."
"Kenapa sih kamu selalu bahas itu terus Al? Gak cukup 2 tahun kamu kayak gini terus. Kasihan bunda kamu selalu khawatir tiap harinya dengan keadaan kamu. Bunda kamu takut kalau kamu nekat lagi Al. Coba liat bunda kamu sekarang. Tolong berubah nak demi bunda kamu. Kita semua peduli sama kamu terlebih dia pun peduli sama kamu."
Al menatap intens wajah bundanya terlihat dari matanya yang penuh luka bathin seperti-nya juga bahkan wajah mamanya sekarang tampak lesu.
"Al ke kamar dulu kalau misalnya mau diperpanjang lagi besok pagi aja. Al capek butuh istirahat." Ucap Al langsung pergi begitu saja dari hadapan kedua orang tuanya.
Sesampainya di kamar, Al merebahkan badannya ke kasur dengan mata tertutup. Sepertinya dia butuh istirahat setelah seharian ini berkeliling area dermaga.
"Fan jangan pergi kalau kamu pergi aku ikut."
"Enggak bisa Al kamu disini aja jangan ikut aku kasihan orang tua kamu. Mereka butuh kamu nanti aku balik lagi kok ke kamu."
"Kenapa kamu pergi? Kamu marah sama aku? Apa aku ada salah sama kamu?"
"Kamu gak pernah ada salah sama aku cuman sekarang aku harus pergi dahulu nanti aku janji sama kamu akan balik lagi ke kamu. Please lanjutin hidup kamu walaupun tanpa aku lagi di samping kamu."
"Aku gak bisa Fan. Aku terlalu bergantung sama kamu."
"Kamu bisa Al aku yakin banget. Aku pergi ya. Jaga diri kamu baik-baik dan aku juga mau ucapin terima kasih sama kamu karena kamu selalu jaga dan bahagiakan aku walaupun hanya sesaat."
"Aku gak butuh itu semua fan aku butuh kamu. Jangan pergi aku mohon."
"Aku tetap pergi Al jangan ikutin aku."
"Kamu jahat Fan. Kita udah sahabatan udah lama kenapa kamu sekarang tinggalin aku sendiri."
"Gak ada pilihan lagi selain aku harus meninggalkan kamu. Ingat banyak orang yang sayang sama kamu walaupun aku udah pergi juga."
"Tapi, aku butuhnya kamu Fan. Aku sayang kamu, aku cinta sama kamu bahkan aku takut kehilangan kamu."
"Sama aku pun sayang sama kamu dan cinta juga sama kamu tapi aku harus pergi sekarang. Good bye all see you next time."
"FANYA SAYANG ALFA."
lalu sosok Fanya pun tak terlihat lagi dari hadapan Al.
"FANYA KEMBALI, JANGAN PERGI!"
"FAN JANGAN PERGI!"
"FANYAAAA."
tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA (Hiatus)
Fantasy(ON GOING) Ini kisah bukan seperti romeo dan juliet tetapi kisah perjalanan kehidupan percintaan antara Al Dan Fanya. Al yang masih berusaha melupakan masa lalunya itu, tiba-tiba kedatangan sosok perempuan yang begitu mirip dengan wanita masa lalu...