Ilusi?

8 5 0
                                    

Happy reading,
Enjoy!!!!

****

Flashback...

Setelah dokter yang menangani gadis kecil itu keluar dari ruang ugd dan membawa berita duka yang begitu sesak membuat sosok pemuda laki-laki yang sejak tadi menunggu di luar pingsan tak sadarkan diri.

Lalu, pemuda laki-laki itu dibawa ke ruang UGD untuk diperiksa.

Kedua orang tua pemuda laki-laki itu pun cemas dengan keadaan putranya itu. Mereka menunggu anaknya didepan ruang UGD. Berdoa agar anaknya tidak terjadi apapun.

Setelah itu, dokter yang sama pun muncul dan mengatakan bahwa putra mereka baik-baik saja.

Dan mengatakan jika gadis kecil itu harus segera dikuburkan. Dikarenakan bagian wajah gadis itu setengahnya terbakar akibat kejadian beberapa jam lalu.

Kedua pasangan suami istri pun bingung harus bagiaman sekarang, bahkan mereka pun tak mengetahui dimana kedua orang tua gadis itu pergi setelah mereka hampir membakar gadis kecil itu hidup-hidup.

Hingga akhirnya putranya yang berusia 15 tahun nekat menyelamatkan gadis kecil itu dari kobaran api yang begitu besarnya.

Sayangnya, saat putra mereka menyelamatkan gadis kecil itu ternyata putra mereka telat menyelamatkan gadis itu. Bisa dilihat saat putranya menemukan gadis itu dengan keadaan wajah sudah terbakar setengah, napasnya sudah mereka tidak rasakan, bahkan jantung gadis itu tidak berdetak lagi.

Sebenarnya mereka telat membawa gadis itu ke rumah sakit. Tetapi putra mereka memaksanya mereka untuk membawa gadis kecil itu ke rumah sakit.

"Bunda, Ayah tolongin teman aku. Kasihan dia. Mami dan Papinya jahat."

"Aku gak mau kehilangannya bun,"

"Hiks... Hiks... Hikss.." Tangis putranya itu akhirnya pecah membuat mereka berdua membawanya kerumah sakit.

Dan benar saja ternyata gadis kecil yang begitu rapuh akhirnya menghebuskan napasnya.

Ada rasa menyesal dalam diri kedua pasangan suami istri itu. Kenapa mereka telat menolongnya? Kenapa?  Dan kenapa?

Saat kedua pasangan suami istri itu bingung dengan keberadaan kedua orang tua gadis itu, tiba-tiba pasangan  agak muda dibawah mereka menghampiri.

"Saya yang akan mengurus jenazah keponakan saya. Bapak dan ibu jangan khawatir kan itu."

"Anda berdua siapanya gadis itu?"

"Saya paman dan bibi gadis itu."

"Dimana kedua orang tuanya? Kenapa mereka melakukan hal sebejat itu? Hah?"

"Kedua orang tuanya telah meninggal sejak dirinya masih berusia 5 tahun.  Lalu, gadis itu diangkat anak oleh teman kakak saya. Mereka mengincar harta kekayaan kakak saya sebab itu mereka menginginkan keponakan saya itu meninggal agar hartanya jatuh kemereka."

Kedua pasangan itu membulatkan matanya terkejut bukan main. Pantas saja putranya sering bercerita bahwa dia sering melihat luka di tubuh anak itu.

"Saya ucapkan terima kasih telah membawa keponakan saya ke rumah sakit dan pada akhirnya keponakan saya pun tidak bisa diselamatkan."

"Iya sama-sama kita juga mau minta maaf karena telat menolongnya. Seadainya kita tepat waktu mungkin gadis itu bisa selamat dan bisa main kembali dengan putra saya."

"Ini udah takdir Allah. Kalian berdua jaga putra kalian. Jangan beritahu kalau temannya sudah meninggal itu bisa mengakibatkan sikisnya terganggu. Bilang saja kalau temannya pergi ke luar negeri bersama paman dan bibinya dan gak akan balik lagi."

"Tapi, Putra kami sebelum pingsan sudah mendengar ucapan dokter tentang meninggalnya gadis kecil itu."

"Kalian bisa mengatakan itu hanyalah mimpi jika ada dokter yang mengatakan temannya telah meninggal. Kalian bisa bohongin anak kalian demi kesehatan putra kalian sendiri."

"Kami berdua harus segera pamit dan kami ucapkan banyak terima kasih."

Kedua pasangan itu pun meninggalkan pasangan suami istri itu yang masih diam beribu bahasa.

Apa yang harus mereka lakukan sekarang?

Lalu, suster yang menangani anaknya itu memberitahu bahwa putra telah sadar.

Mereka pun bergegas masuk kedalam ruang UGD.

Mereka pun akhirnya membohongi putranya itu jika tidak terjadi apapun beberapa jam lalu. Dan memberitahu bahwa temannya itu pergi mendadak ke luar negeri bersama paman dan bibinya.

Awalnya putra mereka memberontak dan tidak menerima itu semua.

Bahkah mungkin sampai detik ini putranya tak bisa menerima kenyataan yang selama ini.

Apalagi kenyataan yang sebenarnya yang begitu menyakitkan.

Tbc...

ALFA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang