Wendy menatap layar ponselnya. Dengan ragu dia menelpon seseorang
Tuutt
Tuuut
Tutt"Halo" ucap seorang pria di ujung sana
"J-Jae.." wendy memanggil namanya dengan ragu
"Wendy ? Whats wrong?"
"Jae... I'm pregnant..." ucap wendy dengan lirih
"Impossible, who-"
"Anak kamu."
"FUCK ? are you kidding me ?"
"No. Jae ini beneran anak kamu." Wendy menahan tangisannya, sungguh bukan respon seperti ini yang wendy harapkan
"Ndy sorry..."
"Jae kita bisa kan ngurus-" ucapan wendy terputus oleh jae dan membuatnya tercekat
"Gugurin dia." Terdengar tidak ada keraguan saat jae mengucapkannya
"Tapi Jae, ini anak kita." Wendy tidak tahan dia ingin menangis bagaimana bisa kekasihnya menyuruhnya untuk menggugurkan bayi mereka.
"Fuck that. Wendy son lo tau band gw baru mulai terkenal. Apa kata mereka waktu berita nyebar kalo gue hamilin anak orang diluar nikah?" Jae terdengar marah dan wendy tidak menyukainya
"DAN APA KATA MEREKA KALO MEREKA TAU LO PECUNDANG YANG GAK MAU TANGGUNG JAWAB?" teriak wendy.
Tangisnya pecah, dia menyesali perbuatannya sebulan yang lalu bersama Jae. Ini salahnya, tidak seharusnya dia mabuk saat itu dan berakhir terbangun di pagi hari dengan Jae disampingnya dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.
"Wendy just make it simple and fast oke? Gugurin janin itu dan lo bisa lanjutin kuliah lo dan gue dengan Band gw oke?"
"BAJINGAN." Wendy marah dia melempar ponselnya dan hancur berkeping keping.
Dia menunduk, bersandar pada tepian kasur dan menangis.Sekarang dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia tidak ingin menggugurkan janinnya, anaknya sendiri.
Wendy takut orang tuanya sama dengan jae, tidak menerima anaknya dan membuangnya.Tidak ada pilihan lain pikirnya. wendy harus memberitahu orang tuanya di Kanada tentang keadaannya sekarang. Ya dia tinggal di Seoul seorang diri, berkuliah di universitas terbaik di korea. Dia akan memberitahu keluarganya walaupun berat, ibu dan ayahnya adalah orang tua terbaik yg ia punya dia yakin ibunya tak akan membuangnya, jika itu terjadi mungkin wendy akan mulai mencari pekerjaan besok demi menyelamatkan hidup anaknya.
Beruntung ia masih memiliki telepon di apartemennya. Dengan ragu ia menekan nomor itu dan menunggu dengan was was.
"Wendy~ya sudah lama tidak menelpon mommy, bagaimana keadaanmu disana?" Ucap ibu wendy senang
"Mom... I'm Pregnant... and-" wendy tidak bisa melanjutkan kalimatnya ini sangat menyakitkan untuknya.
" Darling... ini waktunya untuk pulang." Itu suara ayahnya.
"Dad..."
"Sayang, pulanglah. mommy and daddy akan menemanimu. Kami tidak marah... itu bukan kesalahanmu, bukan salah janin di dalam perutmu juga." Suara ibunya seperti menahan tangis. Wendy kecewa dengan dirinya, bagaimana bisa dia pulang ke Kanada tanpa gelar sarjana melainkan aib.
"Mommmy mu benar, Daddy tidak marah sungguh. Mungkin hanya kecewa tapi kami memaafkanmu. Daddy dan mommy tidak mungkin sejahat itu, kamu berpikir kami akan melantarkan mu right? Oh c'mon." Ayahnya memberikan nada bercanda di akhir kalimatnya dan kalimat yang diucapkan ayahnya pun membuat wendy tenang. Setidaknya aku masih memiliki kalian batinnya.
"Mom, Dad I Love you hiks." Wendy menangis
"We love you too... Dont cry honey. Daddymu sedang menyiapkan jetnya, kami akan menjemputmu."
"What? Mom itu berlebihan aku bisa pulang sendiri."
"Hushh hushh hussh jangan menolak. Mommy tidak ingin terjadi sesuatu hal buruk menimpamu dan cucuku tentu saja."
"Mom..."
"Hhmmm?"
"Mommy tidak ingin tau siapa ayah anak ini?"
"Daddymu Tahu segalanya Wendy Son."
Wendy menelan ludahnya mengetahui fakta itu. Sebagai informasi Wendy Son adalah anak dari CEO perusahaan terbesar seAsia yang bergerak dibidang Property, industri elektronik, dan perusahaan transportasi seperti pesawat salah satunya.
"Mom... berjanjilah kalian tidak akan melalukan apapun padanya." Walaupun Wendy kecewa dan Marah pada Jae tapi Wendy tidak mau Keluarganya melakukan hal jahat pada Jae.
"Bagaimana bisa kamu masih peduli sama laki-laki itu?"
"Mom... please. Dia baru memulai karirnya, aku tidak mau daddy menghancurkan Bandnya. aku tidak mau menjadi jahat."
"Kamu terlalu baik sepertiku. Ayolah bermain-main sedikit dengan Bandnya gak masalahkan? Anggaplah itu cobaan atau karma hihihi." Ucap ibu wendy bercanda
"Mommy~~~ Please." Wendy merengek pada ibunya di sebrang sana
"Sayang~ Wendy bilang jangan lakukan hal jahat pada Band laki-laki itu." Ibu wendy berteriak pada suaminya dan terdengar jawaban ayahnya samar samar apa? Aku belum melakukan hal apapun Haishh dasar anak itu. wendy lega mendengarnya.
"Mom... Thank you." Wendy benar benar terharu ia ingin menangis lagi
"Urwell sayang. Bersiap-siaplah kami akan menjemputmu."
"Hhmm... aku tutup Telponnya." Wendy mengakhiri percakapan telpon mereka
Wendy berdiri dan melangkah kearah jendela balkon apartemennya
Aku pergi... Semoga kamu bahagia dan sukses dengan Bandmu. Aku akan menjaga anak Kita. Sampai ketemu nanti Jae... tapi aku berharap kita tidak akan bertemu lagi selamanya. Batinnya bersuaraTbc
Wuwuwuwu apa ini apa hahahah 😂 sebenernya ini kumpulan drabble dari au aku di twitter. Semoga kalian suka.
Mau mampir ke twitterku?
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRITION - (JAE-NDY) !DISCONTINUE!
FanfictionGk akan di lanjut karena alasan kelamaan Hiatus author jd hilang kepercayaan dirinya. Makasih semua yg udh mau baca ❤❤❤