Chapters 7

83 23 0
                                    

Sorry typo💜❤
Happy Reading❤💜

         ——————**——————

Seorang perempuan yang masih tertidur lelap dengan damai dan nyaman di kasur kesayangannya.

Tembusan sinar matahari ke wajah cantik milik perempuan itu tidak membuatnya terganggu sedikit pun. Betapa asik-nya ia menjelajahi dunia fantasi tersebut.

Kini waktu sudah siang. Dering ponsel yang dari tadi tak henti-hentinya berbunyi, mungkin ratusan kali panggilan tak terjawab.

Pintu kamar wanita itu sudah terbuka lebar. Seseorang sudah menginjakkan kaki dikamar tidur bernuansa putih dan abu-abu tersebut.

Pria tersebut sudah berumur, kini mendekati bibir tempat tidur Felicya. Ia mencoba membangunkan putri bungsunya dengan suara bariton-nya namun perlahan.

Vernon seorang ayah yang selalu memanjakan putri bungsunya. Akan tetapi kalau permintaan Felicya bertentangan dengan dirinya, ia tidak menyetujui keinginan putri cantik ini. Tapi sangat istri lah yang selalu menuruti dan membela putri bungsu satu-satunya.

Vernon mengelus lembut pucuk kepala Felicya. Ia sisir rambut panjang yang hitam tersebut dengan jari-jati tegasnya, lalu ia mencium pipi putih bersih bagai susu.

"Felicya. Bangun sayang. Udah jam 1 siang ini" Tegur Vernon mencoba membangunkan Felicya Dengan lembut.

Felicya menarik selimut tebal berwarna putih itu untuk menutupi wajahnya dan memunggungi Vernon sang ayah. Dirinya masih ingin tidur dan enggan berbicara dengan sang ayah tersebut.

Felicya masih sangat kesal dengan Vernon. Karena tak berpikir berkali-kali untuk memutuskan hal yang sangat serius seperti ini!

"Kamu masih marah sama papih?" tanya Vernon yang mencoba membalikkan tubuh Felicya ke arahnya. Namun Felicya menahan dengan sekuat tenaga.

Felicya hanya diam. Ia berpura-pura tidur. Sebenarnya dirinya sudah terbangun sejak Vernon mengelus pelan pucuk kepala-nya.

"Maafin papih sayang. Karena buat keputusan yang bertentangan dengan kamu. Kalau kamu ga mau juga ga kenapa-napa kok" Sambung Vernon dengan suaranya sedikit sendu.

Felicya mulai berpikir kembali. Bagaimana bisa dirinya menjalani kehidupan yang tak sesuai dengan biasanya?

Masih diam untuk berpikir. Sebenarnya Felicya semalaman tidak tertidur sedetik pun. Dirinya sibuk memikirkan untuk membuat keputusan seperti apa yang tepat. Sekitar pukul 5 subuh Felicya baru bisa tertidur walaupun pikirannya sedang tidak beres.

Tubuh langsing yang sedikit berisi itu langsung terduduk dan bersila. Tubuhnya ia arahkan ke Vernon.

"Ga pih. Felicya gapapa nikah sama om-om pedo" pasrah Felicya. Padahal dalam hatinya sangat tidak terima.

Sontak saja Vernon sangat terkejut mendengar keputusan Felicya. Bukannya anaknya ini sangat tidak menyukai Albert. Apalagi Felicya masih mencintai dunia balap liar-nya. Belum lagi keinginannya untuk pergi ke Perguruan tinggi Amerika. Apakah Felicya sudah mulai menyukai Albert atau dirinya tak sanggup untuk menjalani kehidupan susah?

"Kamu serius sayang? Semua hal yang kamu cintai mungkin harus kamu tinggalkan" Tanya ragu Vernon menatap putrinya.

Felicya hanya menganggukkan kepala-nya keatas dan kebawah dengan jengah.

"Kalo kamu ga mau juga gapapa kok sayang" bujuk Vernon yang kebingungan mendengar perkataan putrinya ini.

"Feli gak mau miskin papih!" Seru Felicya yang menggembungkan kedua pipinya.

ENIGMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang