13. Let Me In🍁

1.5K 217 10
                                    


Let Me In : Enhypen

_______

Adisena merasakan pening dikepala seperti terhantam batu. Tangannya memijit pelipis berharap bisa mengurangi rasa sakit yang teramat.
Perlu beberapa waktu hingga dirinya sadar, bukan hanya dia saja yang ada di kamar ini. Segera di carinya cadar yang menggantung di wajahnya namun nihil. Cadar itu sudah berpindah tempat.

Adisena memutar pandangannya, dikursi dia melihat Laras yang tertidur dengan memeluk kakinya. Apa Laras sudah tahu siapa dia sebenarnya?

Pria itu mendekati Laras setelah memakai kembali cadarnya, melihat Laras yang tidur meringkuk seperti anak kecil.

"Aku sudah tahu siapa kau sebenarnya Raden, tidak perlu memakai itu lagi."

Laras berucap dengan mata masih terpejam, Adisena menutup matanya. Sialan, penyamarannya telah terbongkar. Tuak sialan!

"Aku tidak meminta lebih, cukup bawa aku pergi dari tempat ini dan rahasia mu aman bersama ku," Laras mendudukkan dirinya, menatap wajah Adisena yang sudah tidak bercadar.

Adisena memutar otak, "rahasia? Memang apa yang aku sembunyikan?"

Laras tersenyum mengejek, tidak akan mempan untuk memperdaya dirinya. Mustahil malahan.

"Kau pemimpin Arang Geni, para punggawa bayaran. Kau juga putra mahkota Lokapala." Laras meluruskan tangannya yang terasa kebas, "Kau juga mencintai-"

Telunjuk Laras masih menggantung di udara, namun mulutnya sudah di tutup rapat oleh Adisena.

"Memmm, mmmhhhpp," gadis itu menggelengkan kepalanya sembari meronta tak terima.

Wanita berbisa ini harus di singkirkan secepat mungkin, akan berbahaya jika berurusan dengan wanita licik yang suka mencari keuntungan. Bagaimana bisa dia mengorek informasi dari pria yang tidak sadarkan diri? Benar-benar tidak bisa di percaya.

Laras menggigit telapak tangan Adisena, membuat tangan itu terlepas seketika, "kau jahat sekali! Padahal ini semua salahmu sendiri!"

Adisena masih memasang wajah tak acuh, sampai mana gadis ini akan bertindak.

"Kau akan aman dari semuanya jika bersedia membawaku pergi."

"Apa maksudmu? Tidak ada jaminan kau akan tetap tutup mulut."

"Kalau kau masih tidak percaya denganku setelah kejadian semalam, kau bisa membawa ku bersama mu. Aku orang yang setia."

Mendengar kata semalam keluar dari mulut Laras membuatnya sedikit terganggu, padahal seingatnya dia tidak melakukan hal-hal segila itu tapi karena yang mengatakannya Laras artinya bisa berbeda.

"Daripada membawamu kemana-mana yang pastinya akan menyulitkan ku kenapa tidak ku lenyap kan saja dirimu?" Tantang Adisena.

Laras sedikit gugup, benar orang jahat seperti Adisena tidak akan segan membunuh orang yang membahayakan identitasnya. Laras takut tapi tak ingin mundur. Belum waktunya.

"Bukankah jika membunuh ku kau harus membunuh ribuan mulut? Siapa yang tidak tahu seorang Laras? Menghilangnya diriku secara tiba-tiba pasti akan membuat keributan besar."

Laras bertaruh dengan hidup dan matinya, dia hanya berharap hari ini keberuntungan ada dipihaknya.
Yang dikatakan Laras benar, dia memang penari yang dikenal semua orang. Dia juga turut menghadiri upacara besar kerajaan Medang.

"Jika aku membawamu dan aku membunuhmu di tengah hutan bukankah lebih mudah?"

"Aku yakin kau tidak akan melakukan itu," bohong! Dia juga tidak yakin Adisena sebaik itu membiarkannya hidup.

Turn Back Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang