Jangan sentuh Maira, sekali lo nyentuh dia lo siap-siap aja buat beli tangan palsu.
-Muhammad Bian Adrianata
...
Happy Reading;)
Pagi ini SMA Galaksi digemparkan dengan kabar bahwa sekolah mereka dikepung oleh anak SMA Harapan.Tidak hanya gerbang depan sekolah, jalan tikus pun dijaga ketat. Hal tersebut bermula ketika minggu sebelumnya SMA Harapan kalah dalam pertandingan futsal.
Terlebih lagi ada salah satu guru yang merupakan pembimbing ekstrakulikuler futsal di SMA Harapan yang menjadi provokator atas kekalahannya. Jadi mereka tidak terima atas kekalahannya lalu mengambil keputusan sepihak untuk memilih tawuran tanpa mau bermusyawarah terlebih dahulu dengan anak-anak SMA Galaksi.
Satu sekolah langsung heboh, pasalnya SMA Harapan yang mulai melemparkan bebatuan seraya berseru meminta anak-anak yang merupakan geng biang kerok di SMA Galaksi untuk menghadapi mereka.
Di sisi lain gedung belakang perpustakaan tengah menjadi saksi para pembuat onar sedang bermain permainan bodoh. Beranggotakan Bintang, Gilang, Gery, Raka dan juga Dion. Dengan Bian dan Ardan yang selaku penonton.
Kelima orang itu membuat lingkaran dengan jarak satu meter. Kemudian meletakkan tangan kiri di telinga sebelah kanan. Setelahnya mereka diminta untuk berputar dengan posisi membungkuk selama 5 putaran. Kemudian permainan itu dimulai dengan gejala pusing tujuh keliling. Ketahanan tubuh agar tak menabrak sesamanya berakhir dengan keributan karena mereka saling menabrak dan berjatuhan kesana-kemari.
Permainan bodoh itu hanya menjadi tawa bagi seorang Bian yang kakinya tengah berada diatas meja. Dengan tubuh jangkungnya ia bersender dibangku dengan handphone di genggamannya yang berisi video kekonyolan mereka.
Langkah kaki dan hentakkan pintu gudang belakang membuat beberapa orang di dalamnya terlonjak kaget. Takut-takut ketahuan satpam atau guru karena mereka lari dari jam pelajaran.
“Bi, di depan ada anak SMA Harapan rame ngajakin tawuran terus si Reihan nahan si Maira dijadiin umpan sama mereka biar elo datang ngadepin mereka.” Jelas Aska dengan tergopoh-gopoh. Mendengar nama Maira membuat Bian tersulut emosi.
Setelah mendengar pernyataan itu, Bian dan enam orang lainnya saling tatap untuk sesaat. Kemudian sama sama menghentakkan kakinya karena merasa geram dengan anak SMA Harapan. Menepiskan rasa pusing akibat permainan bodoh tadi seraya berlari meninggalkan gudang belakang, dengan Aska yang sibuk mengumpulkan pasukan lainnya. Sebab kali ini rival mereka tidak mudah, mereka adalah musuh yang lumayan sulit untuk ditaklukkan.
Sepanjang larian menuju gerbang depan Gery masih sempat mengeluarkan leluconnya yang membuat mereka menggelengkan kepala karena lelucon sahabatnya yang gesrek itu.
Bian melangkah paling depan menuju gerbang karena ia tak bisa menahan emosi mendengar Maira gadisnya, ditahan oleh mereka. Bian diikuti sohib-sohibnya dan para pembuat onar yang sudah dikumpulkan oleh Aska. Pak Teguh selaku satpam SMA Galaksi menghentikan langkah anak-anak itu.
“Jangan keluar Bian, tetap di dalam sampai polisi datang.” seru Pak Teguh tajam, ada tanda mengintimidasi dalam suara beratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tersesat
Teen FictionTidak semua kehidupan berjalan seperti ekspekstasi. Jadi ayo coba baca cerita ini.