P A R T 5

85 4 11
                                    

Selamat membaca :)

💙💙💙

“Della!” Della berhenti melangkah saat mendengar seseorang memanggil namanya. “Lo mau kemana?” tanya Adel dengan napas sedikit tak beraturan.

“Ke kantin, kenapa?”

“Oh. Eh btw, tumben gak sama Daniel?” Adel mencuramkan alisnya.

“Dia lagi main basket,” Della kembali berjalan disusul Adel di sampingnya.

“Oh, gitu. Ehm, Del bisa gak kita temenan? Gue mau nambah temen nih, hehe.” ucap Adel canggung disertai kekehan hambar.

“Iya,” Adel menghela napas saat mendapat jawaban singkat dari Della.

“Lo cuek banget sih, jadi kesel nih.” rajuk Adel untuk berusaha mencairkan suasana.

“Yaelah, gue emang gini. Kalo lo mau temenan sama gue, Lo mesti sabar.”

“Iya iya,”

“Bik, Baksonya satu ya!” ucap Della pada Ria, salah satu Bibi Kantin di sana. “Gue, Del?” tanya Adel.

“Ya pesen sana, kenapa ngomong sama gue?”

“Yaudah, iya.” Della hanya menggendikkan bahunya tak acuh.

“Eh, Del!”

Dengan kompak, Della dan Adel menoleh bersamaan.

“Woah, Lo udah punya temen baru nih?” Rey duduk di samping Della.

“Iya, kak. Baru aja dapet,”

“Kemana si cunguk?”

“Cunguk?” Della mengernyitkan dahinya.

“Cowok yang sering bareng sama Lo itu,”

“Oh Daniel?” Rey mengangguk, “Dia lagi main-- Nah itu dia!” Rey mengamati arah telunjuk Della dan benar saja, Daniel hendak menghampiri mereka.

Setan banget emang! Dengus Rey tanpa sadar.

“Lo ke kantin kok gak ngajak gue sih?!” Daniel menjewer telinga Della gemas.

“Auwh! Sakit Setan!” Della menepuk kasar tangan Daniel yang berada di telinganya. “Sakit tau,” rengeknya sembari mengusap telinganya yang memerah.

“Ya salah elo, ninggalin gue.” cuek Daniel dan duduk di samping Della. Hingga kini, Della diapit dua cowok dengan Rey di sebelah kanan dan Daniel sebelah kiri.

Semua orang yang berada di kantin, terutama para cewek menatap Della penuh rasa iri dalam hati.

“Baksonya neng!” teriak Ria.

“Biar gue aja! Eh!” Daniel dan Rey yang berucap dengan kalimat yang sama, kini saling melempar tatapan permusuhan satu sama lain.

“Gue!”

“Gue!”

“Apasih Lo!”

“Lo apasih!”

Della memutar bola matanya, “Udah deh mending gue aja,”

“GAK!” Della terkejut bukan main, jantungnya berdetak cepat seperti halnya maraton pagi.

“Elah ribut! Nih punya lo, Del.”

“Oke, makasih. Keburu mati kelaparan nungguin mereka!” sinis Della dengan amarah yang tertahan.

Rey dan Daniel kembali duduk, diam tak ada yang berbicara diantara mereka. Della kembali jengah menghadapi situasi ini.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang