12

2.4K 217 13
                                    

Di hari minggu ini, Jihan diberi tugas oleh bundanya untuk belanja ke supermarket.

"Bun, aku bawa sepeda nya abang ya ?"

Sepeda abang Jihan itu vario, jadi Jihan mau. Kalo bukan matic, mana bisa.

"Minta anter abang aja. Jangan sendirian." Ucap bunda Jihan

"Abang kayaknya lagi sibuk bun, dari tadi pagi duduk di depan laptop mulu." Ucap Jihan

"Yasudah, tapi hati hati ya. Ga usah ngebut ngebut bawa motor nya."

"Iya bun. Yaudah Jihan cap cus dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Jihan pun segera mengambil kontak di atas meja samping tv, dan langsung mengendarai motor yang ada di garasi.

"Ehh lupa ga pake helm." Gumam Jihan sambil turun dari motornya, lalu berjalan ke meja pojok tempat helm diletakkan

3 menit setelahnya, Jihan sudah berada di jalanan. Mengendarai motornya dengan kecepatan rata rata 40km/jam.

Selama diperjalanan, Jihan tak henti hentinya memikirkan wajah Angkasa.

"Dia pake ilmu pelet apa sih, sampe gw se suka itu sama dia ? Padahal kan, yang suka gw banyak. Yang antri buat jadi pacar gw juga banyak." Gumam Jihan

Tak terasa, kini Jihan sudah sampai di parkiran supermarket.
Setelah memarkirkan motornya, ia langsung masuk kedalam mengambil troli.

"Cari sayur dulu deh." Gumam Jihan membaca list yang diberikan bundanya.

Setelah memilih sayur, Jihan bertujuan untuk ke tempat Keju dan susu.
Namun, ia menghentikan langkahnya saat penglihatannya menangkap siluet seseorang yang sangat tidak asing baginya.

"Angkasa kan ?" Gumamnya lagi

Jihan memperhatikan sosok itu lebih teliti, dan benar itu Angkasa bersama ? Wait, Tiara ? Ya. Itu Angkasa dan Tiara.

Dari jarak yang cukup jauh, Angkasa dan Tiara terlihat seperti pasangan milenial yang sangat serasi. Seperti couple goals di setiap cerita romance wattpad.

"Jadi sekarang deketnya sama Tiara bermuka dua itu ? Gak bisa dibiarin. Gw harus nyamperin."

Detik selanjutnya, Jihan sudah berada di samping Angkasa.

"Lo ?" Ucap Tiara terkejut karena mendapati Jihan di satu tempat yang sama dengannya

"Apa lo ?" Tanya Jihan ketus pada Tiara

"Lo yang apaan ? Ngapain ganggu gw sama Angkasa ?" Tanya Tiara

"Masalah buat lo ? Gw mau nyamperin Angkasa. Bukan lo." Ucap Jihan

"Lo ngapain disini ?" Tanya Angkasa

"Belanja, disuruh bunda. Lo ngapain disini sama cewek bermuka dua ini ?" Tanya Jihan sambil melirik Tiara kesal

"Gw sama Angkasa lagi ngedate lah. Udah deh mending lo pergi, karena kalo lo tetep disini sama aja ganggu." Ucap Tiara

"Enak aja lo ngusir gw. Belom tau kalo gw sama Angkasa pacaran ?"

Angkasa mengehela napas kesal tiap mendengar pengakuan Jihan yang tidak ada benarnya sama sekali.

"Ngaku ngaku mulu lo. Udah deh jangan ngehalu. Sampai kapan pun, Angkasa ga bakal mau sama cewek bego kayak lo. Dia cocoknya sama gw, kita sama sama pinter dan jadi kebanggaan sekolah." Ucap Tiara

"Percuma pinter, tapi bermuka dua. Didepan guru aja lo baik, depan Angkasa juga gitu. Sayangnya pas sama orang lain malah suka nge bully. Situ yakin, otaknya udah dipakai dengan benar ?" Tanya Jihan

"Udah stop ! Ngapain bertengkar kayak anak kecil ?!" Bentak Angkasa

"Lo juga kayak anak kecil Ang." Pikir Jihan

"Dia duluan yang mulai." Ucap Jihan

"Loh mana bisa gw duluan ? Jelas lo duluan lah. Lo kan yang nyamperin kita berdua kesini ?" Ucap Tiara

"Berantem lagi, gw tinggalin lo disini." Ucap Angkasa pada Tiara
"Dan lo, gak usah cari perkara sama Tiara." Ucap Angkasa pada Jihan

Jihan mengerutkan kening heran dengan ucapan Angkasa.

"Gw cari perkara ke Tiara ? Gw cuma nyamperin lo kesini, terus dia duluan yang mulai ngomong gak enak ke gw. Terus gw harus diem aja gitu ? Gw salah karena ngelawan nenek sihir ini ?" Tanya Jihan pada Angkasa

Angkasa bungkam.

"Gw bukan nenek sihir. Salah lo ganggu kita berdua." Ucap Tiara

"Udah diem !" Bentak Angkasa lagi

"Gw emang gak pernah bener di mata lo Ang." Lirih Jihan

Detik berikutnya Jihan pergi meninggalkan Angkasa dan Tiara.

Tiara tersenyum menang, sedangkan Angkasa merasa sedikit bersalah pada Jihan.

"Udahlah yuk lanjut cari keju nya Ang." Ucap Tiara pada Angkasa yang masih menatap punggung Jihan

Sedangkan Jihan, ia masih komat kamit mengucapkan sumpah serapahnya pada nenek sihir berwujud Tiara itu.

"Kan, gw jadi ga mood buat belanja." Gumam Jihan kesal sendiri

Bibirnya mengerucut sebal, namun Jihan terlihat semakin imut.

"Lah Ji, lo belanja juga ?" Ucap seseorang mengejutkan Jihan

"Anjir, bikin gw kaget aja lo." Ucap Jihan sambil mengelus dada nya

"Heheh sorry, kan gw gatau kalo lo bakal kaget."

"Ngapain sih lo kesini ? Bikin mood gw tambah turun ae." Ucap Jihan ketus

"Yaelah gitu amat. Napa lo ? Abis ketemu setan ?"

"Iye. Berwujud manusia."

"Siapa ?"

"Lo." Ucap Jihan

"Lah gw kan baru dateng njir."

"Ihh Kepin budak Upin Ipin ! Tolong ya, bilangin sama temen lo yang nyebelin kayak bocah tapi tetep gw sayang ! Jangan mau sama nenek sihir kayak Tiara, dia itu bermuka dua ! Udah bermuka dua, masih aja mau cari muka depan Angkasa. Ishhh nyebelin banget sih tu orang !" Ucap Jihan nge gas

"Lah, napa Angkasa sama Tiara ? Ga jelas lu." Ucap Kevin bingung

Yapp, dia Kevin budaknya Upin Ipin kata Jihan.

"Tau ah. Kesel gw. Awas minggir !"

"Nasib cogan, gini amat. Padahal gw baru dateng, eh udah kena marahin orang yang lagi sensi." Ucap Kevin

"Bodoamat!"

Jihan pun pergi meninggalkan Kevin dan lanjut mencari pesanan yang ada di list.

"Tu budak juga ngapain ada disini ? Dunia sempit amat." Gumam Jihan

Sesampainya di rak sosis, Jihan malah bertemu lagi dengan Angkasa. Tapi tak ada Tiara.

"Mana dah tu nenek sihir?" Lirih Jihan

Jihan memilih sosis yang akan ia beli tanpa menyapa Angkasa yang kebetulan ada disampingnya.

Saat Jihan sudah memilih dan hendak pergi, ada tangan yang mencegahnya.
Ya.
Angkasa menahan lengan Jihan.

Jihan berbalik menatap Angkasa, dengan pandangan bertanya "Apa?".

"Maaf buat yang tadi."










"Percuma minta maaf untuk kesalahan yang sama. Dan bodohnya gw yang gak pernah bisa marah sama lo Ang."










🌻

ANGKASA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang