31

2.2K 175 7
                                    

Karena pertanyaan Jihan tadi, Angkasa membatalkan keinginannya untuk langsung mengantar Jihan pulang.
Angkasa memilih singgah di taman yang ia lewati.

"Makan ice cream nya belepotan, kayak anak kecil Jihan." Ucap Angkasa sambil membersihkan sisa ice creamnya di bibir Jihan

"Habisnya enak ice cream nya."

"Kayak yang ga pernah makan ice cream aja. Kemarin lusa kan aku titipin ice cream buat kamu lewat Nia."

"Ya iya, tapi kan rasanya ini tuh beda Angkasa."

"Hmm."

Hening untuk beberapa saat, sebelum Angkasa angkat bicara membahas pertanyaan Jihan tadi.

"Aku sama Tiara tadi ga ngapa ngapain di perpus."

"Oh ?"

"Tadi aku lagi belajar, terus Tiara nyamperin aku."

"Terus ngapain aja ? Belajar bareng ?"

"Engga."

"Terus ngapain ?" Tanya Jihan pura pura ngga lihat kejadian tadi

"Aku tau, sebelum kamu tanya ini kamu udah tau kejadian apa yang tadi terjadi di perpus. Apa perlu aku kasih tau kamu lagi ? Setelah kamu lihat sendiri kejadiannya ?" Tanya Angkasa sambil menatap Jihan yang duduk disampingnya

"Ya. Dan aku ngga bisa nyalahin kamu sepenuhnya." Ucap Jihan akhirnya

"Kamu tau itu bukan kehendak aku. Mana mungkin aku ngelakuin hal itu sama perempuan lain ?" Ucap Angkasa sambil menggenggam tangan Jihan

"Dari awal aku udah tau, kalo dia memang lebih segalanya daripada aku."

"Jihan." Tegur Angkasa dengan menyebut namanya

Angkasa tak suka jika Jihan merendahkan dirinya ataupun membandingkannya dengan orang lain, karena menurutnya Jihan menarik dengan caranya sendiri.

"Aku cuma sadar diri Angkasa. Setelah dipikir - pikir, bener juga kata Tiara. Aku emang murahan ya karena udah ngejar ngejar kamu ?" Tanya Jihan makin menjadi

"Jihan cukup. Aku ga suka kamu bicara seperti itu. Hei, lihat aku !" Perintah Angkasa

Tatapan mata mereka beradu, ada rasa sayang yang sangat besar didalamnya.

"Aku gak pernah berpikiran seperti itu tentang kamu. Itu hal yang wajar buat aku. Karena aku tau, selama kamu ngejar aku kamu gak pernah deket sama cowok lain. Mana mungkin aku berpikir kamu cewek murahan kalau gitu?"

Jihan terdiam

"Percaya sama aku. Kamu itu lebih segalanya daripada cewek lain di luar sana." Ucap Angkasa meyakinkan Jihan

"Tapi Ang--"

"Apa ? Udah cukup kamu ngerendahin diri kamu sendiri. Jangan sampai aku denger kamu bicara kayak tadi. Aku gak suka. Ngerti ? " tanya Angkasa

"Iya Angkasa. Maaf."

"Aku yang minta maaf."

"Tadi first kiss kamu ya ?" Tanya Jihan kepo

"Bukan."

"Hah ? Terus ? Jadi, kamu udah pernah itu sebelumnya ?" Ucap Jihan heboh

"Itu apa sih Jihan ? Bagi aku yang tadi itu ga bisa dikatain first kiss, karena aku nggak pernah menginginkannya."

"Mana ada gitu ? Tapi kan tetep aja bibir kamu sama dia bersentuhan." Gumam Jihan

Cup

"Kayak gini yang kamu maksud ?" Tanya Angkasa setelahnya

"Angkasa !" Jerit Jihan

Angkasa tertawa puas melihat wajah Jihan yang memerah seperti kepiting rebus

"Angkasa mesum ihhh ! Sumpah ya aku baru tau kalo kamu kayak gitu ! Diajarin siapa coba ? Hah ?" Ucap Jihan menatap Angkasa galak

"Kayak drakor yang sering kamu tonton. Salah siapa coba minta temenin kalo lagi maraton nonton drakor ? Jadinya aku tau kan." Ucap Angkasa

"Ihh tapi ngapain di praktekin ke aku juga ?!"

"Biar kamu ngga cemburu sama Tiara lagi."

"Tapi ga gitu caranya Angkasa !" Rengek Jihan

"Bilangnya ga gitu caranya, padahal seneng."

Bukk bukk bukk.....

"Awwwhh ampun ampun ga diulangin lagi kalo gak diijinin kamu dulu. Ampun" ucap Angkasa menahan serangan pukulan dari Jihan

"Nyebelin." Ucap Jihan melipat kedua tangannya didepan dada

"Niat aku baik loh buat ngilangin rasa cemburu kamu sama Tiara."

"Gausah sebut sebut namanya ! Aku ga suka !" Bentak Jihan

"Sayang, jangan marah marah mulu. Maaf deh maaf." Ucap Angkasa

"Awas aja diulangin."

"Ya suruh Tiaranya pergi lah."

"Angkasa ! Aku udah bilang stop sebut namanya !"

"Ehhhh ga sadar sayang kalo kesebut."

Pipi Jihan kan jadi merona karena Angkasa menyebutnya sayang.

"Udah ayo anterin pulang, kamu telat nganterin anak orang pulang. Ntar sampe rumah kamu bakal dimarain." Ucap Jihan sambil beranjak dan menggendong tasnya

"Ga bakal ada yang marah sama aku Jihan."

"Ayah sama bunda ntar marah, apalagi abang aku yang super duper protektif sama aku."

"Mau aku bawain jasuke biar mereka ngga marain aku ?" Tanya Angkasa menggoda Jihan

"Ihh iya, aku lama ngga beli jasuke. Mampir yuk bentar lagi?"

"Buat kamu apa sih yang engga ? Eww ko jiji gini kalo aku yang ngomong ?" Ucap Angkasa geli sendiri

"Ga pantes kamu tuh jadi tukang gombal. Cocoknya jadi gembel ahahahhaahha."

Angkasa langsung menyambar kepala Jihan, dan diapitkannya dalam ketiaknya.

Wangi tenang aja.

"Ihhhh susah nafas Ang."

"Biarin siapa suruh ngeledek aku ?"

"Ampun bang. Ampun bang jago." Ucap Jihan bernada

"Keseringan main tik tok sih, taunya ampun bang jago. Ditanyain tentang matematika ga bisa." Sindir Angkasa

"Buat apa punya pacar pinter kalo ngga dimanfaatin ? Iya ngga ?"

"Ohh gitu ?"

"Kan kamu bisa ngajarin aku sayang maksudnya."

"Hnnn. Yaudah yok pulang."

"Yok kan daritadi aku ngajakin."


















🌻

ANGKASA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang