Raka kini berada di ruang Dewan Ambalan bersama Rasya, Fia dan anggota ambalan lainnya untuk rapat pelantikan penerimaan tamu ambalan kelas X yang akan dilaksanakan hari Sabtu, minggu ini. Mereka membuat rancangan acara juga memilih sie yang akan bertanggung jawab atas kegiatan ini. Pak Santo memimpin lalu memilih sie kegiatan.
"Sebelum saya bacakan sie yang akan saya pilih, apa kalian semua bersedia?"
"Siap, bersedia!" jawab anggota DA.
"Apakah kalian bisa bertanggung jawab atas kegiatan ini?"
"Siap, bisa!"
"Baiklah, bapak bacakan. Untuk sie perlengkapan, yaitu Beni, Lia, Sarah, dan Tia. Kemudian sie humas, yaitu Ian, Rere, Rafi, dan Sasa. Sie konsumsi, ada Rahma, Fia, dan Nina. Bagas dan Leo bagian dokumentasi. Sementara itu, untuk bendahara dan sekretaris tetap, ya. Dan yang terakhir ketua 1 untuk acara ini adalah Raka dan ketua 2 Imron."
"Baik, pak."
"Kalau kalian akan meneruskan rapat ini silahkan, bapak ada acara setelah ini. Bapak akhiri, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
Setelah pak Santo keluar, mereka semua merencanakan kegiatan dengan sangat matang. Ide-ide dari semua anggota dikumpulkan untuk mendapat yang terbaik atau biasa disebut Brainstorming.
"Gimana kalo kita bikin permainan baru. Bosen gue sama permainan yang dulu."
"Permainan itu siang atau nggak sore aja, nah malem pas habis api unggun ada yel-yel tuh, kan seru"
"Boleh sih, boleh. Ntar kita umumin dulu ke kelas-kelas biar disiapin,"
"Kalo bisa kita sedikit-sedikit lah bantuin buat yel-yel, kasian mereka kalo buat sendiri,"
"Tapi, permainannya gimana?"
"Halah tenang ada Raka sama Bagas. Serahkan semua kepada mereka,"
"Bener tuh yang dibilang Imron, gue sama Bagas bisa ngehandel permainan itu. Gue kan pro,"
"Gue kalo Raka percaya-percaya aja. Tapi kalo Bagas si buaya ciliwung, nggak percaya gue,"
"Kampret lo emang. Lo iri kan sama gue yang gantengnya melebihi oppa oppa korea ini,"
"Lah elu mah udah kaya opah nya si upin-iin itu, cocok emang,"
Mereka semua menertawakan ke-pd-an si raja buaya itu. Terkadang mereka berpikir, kenapa bisa dapat anggota seperti Bagas yang notabenya biang kerok dan suka cari masalah dengan organisasi lain. Tapi tak ayal, dia selalu membereskan semua masalahnya sendiri. Jadi, dia bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya.
"Oh iya, untuk sekretaris segera buat undangan wali kelas dan bapak ibu guru. Trus, anggaran dana udah ada, kan?" Raka melihat ke arah Rani yang menjabat jadi bendahara.
"Udah kok, kemarin dikasih sama bu Eni."
"Sya, segera buat undangannya ya, kalo butuh temen, gue temenin dah,"
Rasya yang diperintah Raka pun tersenyum tipis, lalu semua anggota menyorakinya.
"Cie ciee.. temen apa temen,"
"Ck. Nggak usah, nanti aku buat sama Ais di asrama aja."
Penerimaan Tamu Ambalan (PTA) ini sudah menjadi tradisi madrasah dari dahulu. Sebenarnya PTA ini hanya dilaksanakan 1 hari 1 malam, berbeda dari tahun lalu yang dilaksanakan 2 hari. Kegiatan inti dari PTA ini sendiri adalah menaikkan tingkat anggota dari penggalang menjadi penegak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Madrasah
Teen FictionApakah SMA dan MA itu sama? Pertanyaan yang sering melintas di pikiranku. Mungkin banyak orang berpikiran bahwa keduanya itu berbeda. Nyatanya sama saja, hanya yang membedakan adalah keagamaannya. Jika di SMA semua agama berkumpul, sedangkan di MA h...