Hari yang ditunggu pun tiba. Pagi ini semua anggota DA tiba di sekolah lebih awal. Mereka mempersiapkan kelengkapan acara dengan sebaik-baiknya. Mulai dari upacara, kegiatan inti, permainan, juga konsumsi. Khusus hari Sabtu ini, kelas XI dan XII belajar di rumah karena acara PTA diadakan di sekolah. Siswa kelas X tidak diwajibkan membawa tenda karena mereka akan tidur di hotel. Yang dimaksud hotel di sini adalah ruang kelas yang nanti akan di tempati siswa siswi. Bukan hotel bintang 5, melainkan hotel bintang 3.Setiap hotel akan diisi 30 siswa perempuan –5 hotel– dan 25 siswa laki-laki –4 hotel–. Jadi total adik kelasnya adalah 250 siswa.
Oh iya, mengenai MATSAMA —Masa Ta'aruf Siswa Madrasah— yang biasa disebut MOS di SMA, dilaksanakan satu minggu sebelum PTA, yaitu hari kamis sampai sabtu sebelum KBM kelas XI dan XII. Berbeda bukan dengan SMA? Dan ya, MATSAMA ini sudah menjadi sejarah madrasah sejak dahulu sampai sekarang. Itu pun harinya tetap sama.
Rasya, Rere dan Beni berada di lobi mendata presensi siswa-siswi untuk dipisah antara perempuan dan laki-laki –satuan terpisah–. Angkatan adik kelas mereka ini lebih banyak dari angkatan mereka kelas XI. Tapi tak ayal, madrasah ini selalu menampung lebih banyak siswi dibanding siswa setiap tahunnya. Mereka bertiga dengan teliti mendata satu persatu agar tidak terjadi kesalahan.
Tak terasa waktu upacara dimulai. Para siswa digiring ke lapangan sesaat setelah peluit dibunyikan. Dibimbing oleh pak Saroyo selaku kakak pembina, juga pak Santo, pak Slamet, pak Arafat, pak Hadi, bu Ani, bu Nur, bu Nadia, serta bu Ela. Di mana semua bapak/ibu guru dipanggil dengan embel-embel 'kak'. Bagitulah di pramuka.
Upacara pembukaan pun dilaksanakan kurang lebih 45 menit, dipimpin pak Hadi sebagai kakak pembina. Di akhir upacara, terdapat penematan kartu panitia yang diwakili oleh Imron dan Nia. Serta penematan baret dan boni kelas X yang diwakili oleh Tama dan Anya –anggota OSIS yang mahir PBB–. Setelah selesai, Raka mengambil alih mikrofon yang sejak tadi dipegang Rahma selaku pembawa acara, lalu menuju ke mimbar untuk sekadar memberikan sambutan dan informasi.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, adik-adik semua!" sapa Raka dengan senyuman gembira.
Para siswi dengan semangat menjawab dan tak henti-hentinya memuji ketampanan Raka.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"
"Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaah sehat wal afiat tak kurang suatu apapun. Sholawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Aamiin ya rabbal 'aalamiin.
"Kakak-kakak pembina yang saya hormati, teman-teman Dewan Ambalan yang saya sayangi dan saya banggakan, tak lupa adik-adik semua yang saya sayangi." lanjut Raka.
Kak Raka keren banget!
Apa tadi gue nggak salah denger kan? Sayang?
Sayang kak Raka juga!
Yah sayang, kak Raka udah ada yang punya.
Sayang-sayang pala lo peyang!
Teriakan histeris dari mereka semua, membuat anggota DA lainnya kewalahan. Mereka semua sudah bilang kepada Raka, bahwa langsung menyampaikan intinya saja. Kata Raka, dia harus berpidato singkat terlebih dahulu, menyambut kakak-kakak pembina juga adik kelas yang akan PTA. Tapi lihat sekarang, jadi mendadak riuh, bukan? Jika begini mau bagaimana lagi?
Dikandani kok ngeyel!
Suara peluit yang dibunyikan Bagas menghentikan suara bising yang sejak tadi kurang enak didengar. Suasana hening pun terjadi. Tak lama, Raka kembali melanjutkan pidato singkatnya yang tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Madrasah
Teen FictionApakah SMA dan MA itu sama? Pertanyaan yang sering melintas di pikiranku. Mungkin banyak orang berpikiran bahwa keduanya itu berbeda. Nyatanya sama saja, hanya yang membedakan adalah keagamaannya. Jika di SMA semua agama berkumpul, sedangkan di MA h...