"Rasyaaa... Akhirnya kita sekelas lagii!!"
Fia langsung memeluk Rasya tatkala Rasya memasuki kelas mereka. Rasya membalas pelukan Fia. Setelah lama tidak bertemu, keceriaan Fia lah yang dia rindukan.
"Ah iya, Ais sama Ifa satu kelas, kan?"
"Iya, mereka satu kelas, tapi nggak sekelas sama kita,"
"Yah, sayang benget."
"Tenang, kan masih ada aku, udah yuk kita duduk"
"Iyain deh biar seneng"
Bel masuk berbunyi nyaring. Semua siswa menuju tempatnya masing-masing. Pagi ini belum ada pelajaran, dimana akan diisi oleh wali kelasnya masing-masing. Kelas XI A2 berada di lantai 2 paling pojok dari kelas lainnya.
Madrasah ini memiliki bentuk memanjang ke atas, terdiri dari tiga lantai. Lantai paling atas untuk kelas XII, lantai tengah untuk kelas XI, sedangkan lantai bawah untuk kelas X serta ruang guru. Madrasah ini memiliki tiga jurusan yaitu IPA 4 kelas, IPS 3 kelas, dan juga Agama 2 kelas. Jadi, jika di total semuanya ada 27 kelas.
Lapangan madrasah tidak terlalu luas dimana di tengah-tengah madrasah ada lapangan basket, serta lapangan upacara berada di belakang madrasah. Di sini pun juga ada taman yang di paling pojok terdapat pohon beringin besar yang konon katanya angker. Tapi, tidak jarang juga ada siswa yang duduk di bawah pohon itu entah itu membaca maupun sekadar mendengarkan musik lewat earphonenya, mengingat suasana di taman memang sangat menenangkan.
Tap tap tap
Suara langkah kaki terdengar di sepanjang lorong lantai 2. Para siswa harap-harap cemas, takut mendapat wali kelas super duper killer seperti Pak Udin guru fisika mereka saat kelas X. Pernah suatu hari, Haban tidur di kelas saat pelajaran fisika.
Pak Udin mengetahui itu, langsung menggebrak meja Haban dengan aumannya seperti ingin memakan Haban hidup-hidup, "jika ada yang tidur di jam saya, saya tidak segan-segan untuk menghukum kalian, dan hukumannya lebih berat dari mengurus kandang ayam yang ada di rumah saya,"
Hukuman macam apa itu?! Mengurus ayamnya pak Udin saja sudah membuat siswa ingin pingsan, apalagi ini lebih berat. Sungguh pak Udin guru yang paling unik di sekolah ini.
Setelah itu, hari-hari berikutnya tak ada lagi yang berani tidur saat pelajaran fisika.
Tok tok tok
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab siswa serentak.
Ekspresi para siswa seketika berubah menjadi senang, kagum, terlebih bersyukur mendapat wali kelas seperti beliau.
"Anak-anak, perkenalkan nama saya Pak Arafat yang akan menjadi wali kelas kalian satu tahun ke depan. Saya harap kita semua bisa bekerjasama mewujudkan kelas ini menjadi lebih baik," Pak Arafat tersenyum manis, bahkan sangat manis.
Suara bisik-bisik semakin terdengar
Ya Allah kuatkan hambamu ini
Pak Arafat kalau senyum bikin diabetes huaa
Pak Arafat mau nggak jadi imam saya
Pak saya mau jadi makmumnya pak Arafat
Alhamdulillah bukan pak Udin
Yah kurang lebih seperti itulah bisik-bisik siswa yang terdengar mungkin bukan seperti bisik-bisik lagi.
"Oh iya, bapak teringat sesuatu. Kalian akan mendapat teman baru, sebentar bapak panggilkan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Madrasah
Teen FictionApakah SMA dan MA itu sama? Pertanyaan yang sering melintas di pikiranku. Mungkin banyak orang berpikiran bahwa keduanya itu berbeda. Nyatanya sama saja, hanya yang membedakan adalah keagamaannya. Jika di SMA semua agama berkumpul, sedangkan di MA h...