- Keping Keempat.

273 37 4
                                    

Pukul setengah tujuh pagi, seperti biasa, Irene sudah berada di gedung sekolah. Kali ini tanpa Yeri, sahabatnya itu sedang melakukan rapat bersama anggota organisasi nya.

Ia melangkah menuju loker bernomor dua puluh enam. Di masukkan dan di putar kunci perlahan, ia menghela napas sebelum membukanya.

Tepat ketika tangannya menarik pegangan pada pintu loker, setumpuk surat beserta hadiah-hadiah memenuhi loker miliknya. Dan Irene hanya bisa menghembuskan napas sebal.

Ia tidak habis pikir, padahal loker miliknya selalu terkunci. Tapi bagaimana orang-orang bisa memasukkan surat dan hadiah seperti cokelat atau bunga pada loker miliknya?

Terpaksa ia mengeluarkan satu persatu surat dan hadiah-hadiah tersebut. Meletakkannya pada kantung plastik dan menyimpannya di sisi lain loker.

Setelah menyimpan seluruh surat dan hadiah-hadiah tersebut, ia mengambil satu buku tebal. Tujuannya datang menuju loker terlebih dahulu.

Begitu mendapat kan apa yang ia inginkan, Irene mengunci kembali lokernya. Ia memutar tubuhnya, berniat melanjutkan perjalanan menuju kelas.

"Omo!" pekik nya.

Irene sangat terkejut. Bagaimana tidak? Ketika ia membalik badan, di depannya berdiri Kim Taehyung. Laki-laki itu menatapnya tajam, membuat tubuh Irene kaku seketika.

Belum lagi jarak keduanya yang terbilang cukup dekat. Mata keduanya beradu, dan Irene terhanyut dalam tatapan tajam milik Taehyung.

"Minggir" suara berat menerpa pendengaran nya.

Irene bergidik begitu deru napas Taehyung mengenai telinga miliknya. Ia kemudian bergeser selangkah ke samping.

Memang tadi ketika ia berbalik, tubuhnya persis berdiri di depan perbatasan loker miliknya dan loker sebelah.

Taehyung membuka kunci loker dengan satu tangan, menarik dua buah buku dari sana. Sementara Irene masih terpaku, ada satu pernyataan yang ingin ia tanyakan kepada laki-laki di hadapannya.

Suara pintu yang tertutup kasar membuatnya sedikit terlonjak. Ketika Taehyung hendak melangkah pergi, Irene buru-buru mengeluarkan suaranya.

"Eum, mian kau laki-laki yang kemarin bukan?"

Taehyung terdiam, kepalanya menoleh. Masih tetap mempertahankan tatapan tajamnya.

"Ya" jawab Taehyung singkat.

"Apa kau mengingat ku? Aku murid perempuan yang kemarin di hukum bersama mu"

Taehyung terdiam.

'Bagaimana aku bisa melupakan mu? Jika wajah mu mengingat kan ku pada Yeul-ah'

"Ne" jawab Taehyung setelah terdiam cukup lama.

"Ah syukurlah, aku hanya ingin meminta maaf. Kau terlihat ketakutan saat melihat ku kemarin, apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

'Tentu, tapi bukan sebagai dirimu yang sekarang'

"Ani"

Menyadari pertanyaan yang selalu di balas singkat, Irene memutuskan berhenti bertanya. Ia tersenyum, membungkuk sekilas.

"Baiklah, sekali lagi aku minta maaf jika membuat mu tidak nyaman"

Taehyung menghiraukannya, ia kembali melangkah meninggalkan Irene. Tepat pada langkah kelima, laki-laki itu berhenti.

"Nama ku Taehyung" ucapnya kemudian kembali melangkah.

"Huh?" dan Irene hanya bisa memandang heran.

Soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang