- Keping Kelima.

249 43 1
                                    

Yeri memukul bahu Jungkook pelan. Laki-laki di sampingnya terus mengeluarkan candaan yang sama sekali tidak lucu.

"Jungkook?" sebuah suara membuat langkah kedua nya berhenti.

Serempak, keduanya membalikkan badan. Menatap fokus pada seorang perempuan berambut pendek yang tengah memegang kotak makan.

"Eunha? Ada apa?" tanya Jungkook.

"Aku membuat kan bekal untukmu" Eunha menyodorkan kotak makan nya sambil menunduk.

Jungkook menatap bingung, ia menoleh ke arah Yeri. Sementara perempuan itu mengangkat bahunya acuh.

"Mianhae Eunha-ya, aku sudah makan tadi" tolak Jungkook.

Eunha mendongak, menampilkan mimik kecewa nya.

"Padahal aku membuat nya dengan susah payah" ucap Eunha pelan.

Dengan tiba-tiba Yeri mengambil kotak makan tersebut, tersenyum lebar dan mengusap pundak Eunha.

"Jangan sedih, akan ku pastikan si bodoh ini memakan bekal mu" ucap Yeri di sertai cengiran lebar.

Jungkook melotot, tidak terima dengan keputusan Yeri.

"Benarkah? Gomawo Yeri-ya! Kalau begitu aku ke kelas dulu ne?" Eunha tersenyum senang.

Yeri hanya mengangguk. Eunha berjalan meninggalkan keduanya, tepat ketika punggung Eunha sudah tidak terlihat Jungkook menyentil kening Yeri.

"Apa maksudmu? Aku tidak mau memakan bekal itu" tolak Jungkook.

"Ya! Kau tidak dengar? Dia membuatkan nya untukmu, jangan mengecewakan orang lain. Kau juga belum makan tadi" omel Yeri sambil menyerahkan kotak makan tersebut.

Jungkook menggeleng, memundurkan langkahnya sambil menjulurkan tangan, membuat gerakan menolak.

"Aniya! Aku tidak mau!"

"Aish, apa susahnya menerima bekal ini? Baiklah jika kau tidak mau, aku akan membantumu menghabiskan nya. Bagaimana?" tawar Yeri.

Jungkook terdiam, menatap ke arah lain dengan ekspresi berpikir. Laki-laki itu kemudian mengangguk.

"Baiklah, tapi makan di kelas mu ya?"

"Terserah, ini ambilah"

Jungkook menerima kotak makan tersebut. Keduanya berjalan menuju kelas Yeri sambil kembali di selingi dengan pertengkaran.

꒦꒷꒦🍁꒦꒷꒦

Kini, giliran Irene yang memijat pelipisnya. Bukan karena pertemuan klub menulis nya yang berakhir buruk, tetapi ia di tugaskan meminta data-data panitia untuk event yang akan di adakan beberapa minggu lagi.

Ia harus menghampiri setidaknya tiga organisasi dan tiga klub untuk mengetahui data anggota yang akan menjadi panitia event.

Terlalu sibuk dengan kertas di genggamannya membuat ia tidak memperhatikan jalan. Hingga akhirnya ia menabrak tubuh seseorang, dan membuat nya tersentak kebelakang.

"Omo, mianhae. Kau tak apa?"

Irene mendongak, menggelengkan kepalanya.

"Aku tak apa Sehun-ah, hanya terkejut"

Sehun mengangguk, menatap kertas-kertas yang berada di genggaman perempuan didepannya.

Soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang