CHAPTER 2: Sakit tapi tak berdarah

10 3 1
                                    

Dia adalah temen seorganisasiku di sekolah. Tiba-tiba dia mendekatiku dan mengungkapkan sebuah fakta. Dia berkata bahwa Ray memutuskan aku karena ya memang Ray bosan denganku, karena dia tidak betah dengan kesibukanku. Aku selalu menolak jika dia mengajakku pergi. Dan yang paling membuatku terkejut ternyata Ray diam-diam dekat dengan teman sekelasnya. Dan dia lebih memilih teman sekelasnya.

Tak lama setelah aku putus dengan Ray. Ada lelaki lain yang mendekatiku. Hmm kita beda sekolah sih, tapi kita seumuran, Cuma beda delapan bulan. Lagi-lagi tua aku. Aku suka bingung knapa aku selalu dekat dengan cowok yang lebih muda dari aku.

Dia bernama Devan. Dia bersekolah di salah satu SMP swasta. Rumah kita juga tidak terlalu jauh. Jadi aku dan Devan hampir setiap hari bertemu. Mmm kita mulai PDKT setalah Devan tau jika aku baru saja putus. Aku berfikir, ini bisa jadi ajang balas dendam untuk Ray. Jadi ku memulai untuk dekat dengan Devan.
Pada tanggal 17 Agustus, setelah selesai upacara di sekolah. Tiba-tiba ada notifikasi dari Devan.

Dev: "He, dah pulang belum?"

Echa: "Udah lah, knapa?"

Dev: "Main yuk, ke Kaliurang aja, kan pemandangannya bagus."

Echa: "Wii, oke deh siap, boleh juga tu."

Dev: "Mmmm tapi aku nggak ada motor."

Echa: "Ya udah, pake motorku aja, nanti ku tunggu di pertigaan deket rumahmu yaa."

Dev: "Oke deh, aku siap-siap dulu."

Dan akhirnya aku pun menjemput Devan, dan kita berdua menuju lokasi yang sudah ditentukan. Sesampainya disana kita pun langsung menuju gardu pandang. Hitungannya sih seperti muncak. Lalu kita berdua pun menaiki gardu pandang. Aku pun memandang ke semua penjuru, ya memang suasananya sejuk dan indah.
Tiba-tiba Devan membisikkan sebuah kata "Kamu mau nggak jadi pacarku Cha?" Gila sihh.... Baru saja aku putus dengan Ray, sudah ada saja cowok yang dekat. Aku pun diam beberapa menit. Dan akhirnya aku menerimanya.

Tak berapa lama pun Ray juga mengetahui kabar ini, semua orang pun juga tau. Hari-hari berikutnya pun aku bersekolah dengan biasa saja. Tanpa tegur sapa dengan Ray.

~Bulan September

Sudah hampir sebulan aku menjalani hubungan dengan Devan. Yahh lagi-lagi aku merasa biasa saja. Tidak ada rasa suka sedikitpun. Gini aku ceritain sedikit tentang sifat Devan.

Devan itu bergabung dalam geng yang ada disekolahnya. Geng ini kerap sekali mengikuti tawuran. Yahh dan Devan adalah panglima tempurnya, Devan selalu ada dibarisan terdepan. Devan juga termasuk orang yang disegani oleh teman-temannya. Aku pun ikut terkenal karenanya. Devan juga termasuk orang yang seru sih. Tapi banyak orang bilang kalo dia itu playboy. Aku sih tipe orang yang nggak gampang kemakan omongan orang sih, jadi ya bodo amat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tepat tanggal sembilan September, teman dekatku ulangtahun. Dan aku memberinya sebuah kado dan kejutan. Nah agar kadoku tidak ketahuan, aku pun bekerja sama dengan adek kelasku. Kusembunyikan kado tersebut di laci adek kelasku.

~Bel pulang sekolah berbunyi

Aku pun bergegas menuju kelas adek kelas tersebut untuk mengambil titipanku tadi. Dan ketika aku memasuki kelas, betapa terkejutnya aku. Aku melihat banyak sekali adek kelas berkumpul, kan aku kepo ya. Ya aku datengin kerumunan itu. Tiba-tiba adek kelasku pada bisik-bisik. "Eh mantannya dating, mantanya datang." "Yang sabar yaa."
Lah semakin lama aku nambah bingung deh. Aku nyrobot lah. Dan WOW.... Ternyata Ray nembak temen sekelasnya. Dan aku menyaksikannya secara langsung. Ray bersimpuh di depan cewek itu dan memberikan bucket bunga. Dan yaa diterima. Aku pun menghampiri mereka berdua dan mengucapkan selamat lantas aku segera meninggalkan kelas tersebut.
Hari demi hari ku lewati. Aku pun masih memiliki hubungan dengan Devan si anak nakal ini. Tapi aku biasa saja sih. Awal tujuan pacaran dengan Devan juga untuk membuat panas Ray. Dan sekarang Ray sudah memiliki pacar baru.

You Don't Know MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang