CHAPTER 3: Cowok baru lagi?

7 1 0
                                    

Di hari pertama aku masuk sekolah, aku tidak banyak bicara dan lebih memilih banyak diam. Bukan karena aku takut, tapi memang aku belum banyak kenal dengan teman baruku.

Dan aku masuk dijurusan IPA. Dimana kelas tersebut kumpulannya anak-anak high class and smart. Entah harus bersyukur atau menyesal. Yang kutakutkan ketika masuk dijurusan IPA aku akan kehilangan jiwa sosialku.

Tetapi apa yang kubayangkan selama ini salah. Terkhusus anak IPA kelasku, anaknya kocak-kocak, tidak memandang strata, kompak, dan bercampur dengan jiwa sosial. Jadi bisa dibilang covernya IPA tapi dalemnya IPS, haha.

Semakin lama aku dan teman-teman sekelasku pun semakin akrab. Seru banget sih sama mereka. Kemanapun selalu bareng. Kenapa? Karena kami murid baru demi apa takut banget sama yang namanya senior. Jadi kami warga kelas 10 benar-benar menghormati mereka.

Sebenarnya sejak awal pertama kali masuk sekolah aku sudah menyukai seseorang. Yaa dia adalah anak IPS. Aku belum mengetahui namanya. Namun aku berusaha untuk berkenalan melewati teman cowok kelasku. Dan pada akhirnya aku mengetahui namanya. Zaidan Azra Zhafir namanya. Nama yang indah bukan.
Zaid panggilannya. First impression ketemu dia sih wow banget. Gaya rambutnya berjambul, keren. Dia juga tinggi dan berkulit putih, wajahnya juga stay cool. Aku menyukainya juga berlangsung cukup lama, tapi hubungan kita hanya bersahabat namun tak jelas. Chat pun jarang sekali. Tapi memang tidak semua cewek bisa dekat denganya, dia tipe orang yg pemilih.

Aku cukup nyaman bersekolah di sini. Cuma ya emang kadang nggak kuat dengan kakak kelas yg ngeri. Bahkan kami kelas 10 lebih memilih di kelas daripada kita keluar dan bertemu dengan kakak kelas.

~beberapa bulan kemudian

Aku sudah mulai terbiasa dengan kehidupan dimasa putih abu-abu ini. Tapi ada satu hal yang disayangkan. Aku dan kedua sahabatku, Abel dan Miko terpisah. Tetapi sekolah Abel juga tidak terlalu jauh sih dari sekolahku. Nah si Miko ini satu-satunya anak cowok. Miko lebih memilih sekolah kejuruan. Eitss tapi kita tetap sering keteu dan chating.

Dikelas 10 ini aku ingin sekali masuk organisasi OSIS, aku sangat ingin menjadi ketua osis. Dan aku pun mencoba mendaftarnya. Tidak hanya osis, aku pun juga mencoba mendaftar organisasi ROHIS. Dan lebih dari seminggu pengumuman siapa yang berhak masuk osis diumumkan. Aku sangat berharap masuk osis. Aku pun bergegas menuju papan pengumuman yang ada di lobby. Dan memang belum beruntung, aku tidak diterima sebagai osis.
Selang beberapa menit, datanglah kakak kelas yang ingin menempel pengumuman hasil rekuitmen rohis. Dan Alhamdulillah, aku diterima sebagai divisi zakat,infaq, sadaqoh. Alhamdulillah saya jadi anak alim, hehehe.

Nah aku juga terpilih menjadi Dewan Ambalan Pramuka. Dimana aku dipercaya menjadi Pemangku Adat. Sungguh berat tanggung jawabku. Dimana aku harus membuat peraturan dan rancangan bersama dewan lainnya.

Aku juga mengikuti berbagai macam ekstrakulikuler, antara lain paduan suara, tonti, karya ilmiah remaja, teater, dance. Tapi tidak semuanya itu berlangsung lama, karena aku mudah bosan dengan sesuatu. Yang kudalami hanya tonti dan teater.
Awal semester kelas 10 sih masih santuy, seru juga, semangat belajar juga tinggi. Tapi wajar juga lama kelamaan semuanya menurun, hehehe.

Tidak terasa sudah cukup lama aku mengukir kenangan dimasa putih abu-abu. Dan tidak kusangka usiaku bertambah satu tahun kembali. Aku merayakannya hanya bersama ayah,bunda,Abel,dan Miko di rumahku. Semuanya berjalan dengan sangat sederhana. Hanya sekedar ungkapan rasa syukur.

Diulang tahunku yang ke-16 ini ada seorang lelaki yang mengajakku berkenalan melalui Abel. Ya dia memang teman Abel, tidak sengaja dia melihat instastory Abel yang berfoto denganku. Akhirnya Abel memberikan nomor Waku kepadanya. Mulai maam itu pun aku chat dia. Awalnya dia yang memulai, dan mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Daniel Ezril Praditya namanya. Cukup menarik dari namanya. Membuatku semakin penasaran. Akhirnya kita pun saling chat dan semakin lama semakin dekat. Namun sama sekali kita belum pernah bertemu.

Tapi tak semudah itu aku dekat dengan lelaki. PDKT kita memang tidak mudah. Lebih dianya sih yang berjuang. WA berpuluh-puluh kali tak kubalas. Dan pada akhirnya aku balas ketika pesan yang ke-99. Mengapa aku membalas pesannya? Karena dipesan ke-99 dia mengirim kata “Assalamualaikum”. Yaa kan kalau aku nggak bales, aku yang dosa. Dan akhirnya sejak itu pun kita semakin dekat.

Pada saat aku mengurus event rohis di sekolah, tiba-tiba ada notifikasi digadgedku.

Tring! Tring!

Ejril: “Assalamualaikum fi.”

Echa: “Waalaikumsalam, Fi?”

Ejril: “Keyza Sofia Shareen kan?”

Echa: “Iya, kok fi sih?”

Ejril: “Ya aku pengen beda dari yg lain. Aku manggil km Fia aja ya.”

Echa: “Oh oke. Ada apa kok chat?”

Ejril: “Km lagi dimana? Sibuk?”

Echa: “Di sekolah, lagi beresin alat, tapi dah mau selesai.”

Ejril: “Oh maaf ganggu, naik motor sendiri?”

Echa: “Engga sih, nanti dijemput sama bunda.”

Ejril: “Kalau semisal tante nggak bisa jemput, WA aku aja, nanti ku jemput, share loc aja.”

Echa: “Oh oke, nanti ku kabari.”

Dan setelah aku menyelesaikan tugasku di sekolah. Aku diam sejenak di dekat lobby. Dan aku memutuskan bahwa aku ingin pulang dengan Ezril. Ya karena memang kita belum pernah bertemu sama sekali. Mungkin ini pertama kalinya kita bertemu. Dan akhirnya aku chat Ezril.

Echa: “Jril, aku minta tolong jemput bisa? Udah ku share loc.”

Ejril: “Serius fi? Bisa, otw ya, tunggu depan.”

Echa: “Okey tiati ya.”

Tak menunggu lama dia pun sampai. Aku pun yg malu-malu dan aku memang sengaja menggunakan masker. Tanpa pikir panjang aku langsung mengajaknya pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Ezril pun ku suruh masuk dan kukenalkan pada bundaku. Dan akhirnya di ruang tamu kita berkenalan. Awalnya memang canggung sih, tapi ya lama kelamaan jadi biasa saja. Cuma dia orangnya agak pendiam dan stay cool sih menurutku. Dan dia pun pada akhirnya pamit untuk pulang.

Semakin lama aku dan Ezril pun semakin dekat. Setiap hari selalu chatting. Berbagi cerita gitu. Dan Ezril berrsekolah di salah satu sekolah kota yang memang itu favorit. Dan dia yaa lebih pintar daripada aku dibidang akademi. Kadang merasa iri dan gengsi dengannya, merasa tidak pantas bersamanya.

Jujur awalnya aku memang risi dengannya. Namun lama kelamaan keadaan berubah, aku mulai tertarik dan suka padanya. But aku nggak berani bilang, gengsi lah, masak cewek duluan yang bilang. Dan aku pun lebih memilih diam dan memendam perasaan ini.

Tapi setelah lama kita kenal dan sudah saling tau sedikit tentang sifat,sikap kita masing-masing. Dia pun melontarkan beberapa pertanyaan. Dan bukannya aku kePD-an atau sebagainya. Tapi aku merasa jika dia juga menyukaiku. Namun yaa bundaku belum memperbolehkanku berpacaran. Dan aku diizinkan berpacaran setelah lulus SMA nantinya.

Di SMA aku juga termasuk anak yang aktif dalam segala acara, jadi jarang sekali aku main. Lagi pula kelas sepuluh aku lebih banyak di rumah dan di sekolah, karena lebih mementingkan belajar dan berorganisasi. Hingga Ezril pun merasa kesal karena aku tak pernah mempunyai waktu luang.

~Echa naik kelas

Ini pertama kalinya aku memiliki adik kelas di SMA, udah nggak sabar banget. Dan di kelas sebelas ini aku mengurungkan niatku untuk mendaftar OSIS kembali. Yaa karena aku sudah terlanjur sakit hati tidak diberi kesempatan ketika kelas sepuluh kemarin.
Ketika disebar angket osis, auto kutulis tidak berminat. Dan aku lebih memilih melanjutkan organisasi rohis, dan dewan ambalan. Tetapi takdir berkata lain, ternyata…….

Ternyata apa yaa? Mau tau? Tunggu update berikutnya ya kak. Jangan lupa follow and vote. Semoga suka… big love guys♥♥

You Don't Know MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang