11_Diam-Diam

1.1K 292 147
                                    

Ide mengalir tapi jari malas mengetik, jadilah sependek ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ide mengalir tapi jari malas mengetik, jadilah sependek ini. Sekian dan terima kasih, sampai ketemu lagi akhir minggu. Play Mulmed Gonna Be Alright Ost Orange Marmalade.

..

Dalam kesunyian, Joohyun menatap layar laptop. Satu essay harus ia kumpulkan minggu depan. Seharusnya ia bisa memberikan seluruh atensi pada tulisan yang sedang ia kerjakan, namun pasien barunya yang datang tadi siang benar-benar mengganggu benaknya.

Moon Yerim adalah salah satu pasien khusus yang sangat serius ia tangani karena menjadi salah satu obyek risetnya bersama Profesor Park Namjoon. Ketika datang satu pasien lagi yang menunjukkan gejala obsesif menawarkan diri jika ia mengetahui banyak tentang Moon Yerim membuat Joohyun berada di antara percaya dan tidak percaya.

Kedatangan saya ke sini bukan untuk berobat. Maaf kalau sedari tadi saya membuat Dokter berpikir saya orang yang sengaja ingin berbuat jahat. Sedari awal saya memutuskan untuk menginjakkan kaki di tempat ini, saya merasa apa yang saya lakukan mungkin benar.

Dokter, saya mengenal salah satu pasien yang telah menjalani pengobatan lebih dari satu tahun di sini. Sungguh saya tidak berniat sedikitpun untuk menyakiti siapapun, tapi rasa ingin tahu saya tidak bisa terbendung. Saya tahu bahwa jiwa saya akan semakin terdorong pada sesuatu yang membuat saya penasaran.

Dia Moon Yerim. Alasan kenapa saya nekat datang ke tempat ini.

Jeon Jungkook tidak terlihat seperti tukang bual yang sok tahu. Laki-laki itu bahkan menceritakan bagaimana ia bertemu dengan alter lain pada diri Yerim. Yunji, Soyoung, bahkan satu alter yang sama sekali belum menampakkan diri di hadapan Joohyun sekalipun, Sephia.

Joohyun membuka kembali longbook yang berisi catatan mengenai hasil hipnoterapi Yerim, pada satu sesi ia menemukan Lalita –alter yang belum pernah ditemui Jungkook, menyebutkan satu nama seperti yang Jungkook sebut.

Hingga saat ini Joohyun belum bisa menarik kesimpulan bahwa keberadaan pasien barunya itu akan berdampak baik pada prognosis yang sedang ia susun. Tidak semudah itu menaruh kepercayaan pada seseorang yang mengaku mengetahui sesuatu yang dirahasiakan dari khalayak. Menjaga identitas dan kerahasiaan pasien merupakan salah satu kode etik yang harus ia jaga, jelas Joohyun tidak akan langsung membeberkan perihal kesehatan mental Moon Yerim. Ia harus tahu persis apa motif di balik niat baik Jungkook.

Saya dan Sephia memiliki ikatan yang erat, kami saling membutuhkan. Tapi sayangnya dia terperangkap dalam tubuh Yerim. Kalau saya paksakan, apa bisa saya memilikinya? Padahal Yerim terlalu takut berada di dekat saya. Dan lagi..., mereka orang yang berbeda.

Tapi akhir-akhir ini saya senang melihat Yerim, meski awalnya kesal kenapa dia tidak memberi kesempatan Sephia untuk muncul. Namun suatu hari saya dihadapkan pada kenyataan kalau ternyata Sephia –mungkin, ini hanya mungkin, tidak menjadikan saya satu-satunya lelaki yang ia inginkan untuk selalu berada di sampingnya.

Saya marah pada Sephia tapi amarah itu menjadi bumerang karena Yerim menjadi terlalu takut berada di dekat saya. Rasanya kesal sekali, padahal setidaknya sekali saja saya ingin bertemu dengan Sephia. Saya hanya ingin menegaskan untuk siapa hatinya.

Kalau memang dia tidak lagi memiliki perasaan yang sama seperti saya, mungkin menjauh adalah langkah yang tepat. Tapi pasti akan sulit karena terkadang saya harus bertemu dengan Yerim. Ada rasa rindu dan marah datang bersamaan, namun saya sadar tidak bisa menyalahkan Yerim yang tidak tahu menahu permasalahan yang saya hadapi. Rasanya sangat frustasi, saya menjadi lebih mudah marah dan terlalu posesif.

Dokter, apa saya sudah gila?

***

Bahwa keberangkatannya tanpa sepengetahuan sang kakak membawa Jungkook pada satu kesempatan langka yang sedari kemarin ia inginkan. Merasakan hembusan nafas hangat pada bahu, mengeratkan jemari sampai rasanya seperti orang gila saking senangnya. Yerimnya tertidur, Jungkook memberanikan diri menghirup wangi surai di sampingnya. Berdiam membayangkan seperti apa senyum Yerim yang kikuk, namun terlihat aneh sekaligus menggemaskan.

Tidak ada perubahan kepribadian, Yerim masih menjadi dirinya sendiri sampai dengan memejamkan kedua mata. Apa perempuan itu terlalu lelah bekerja? Atau mungkin secara biologis ini adalah waktunya untuk tidur? Padahal ketika mereka mendarat nanti, waktu hanya akan seperti menyingkat perjalanan seperti lima jam saja.

Kepala tetap menoleh ke samping kanan, Jungkook menempelkan pipinya pada puncak kepala Yerim setelah menyamankan posisi kepala perempuan itu bersandar padanya. Walau mereka memiliki tubuh yang sama, namun kenyataannya Yerim dan Sephia seperti dua orang yang berbeda tubuh.

Jungkook tidak menemukan tautan lembut seperti yang pernah diberikan Sephia, namun ia tidak menyangkal jika saat ini –ketika fokusnya mulai tertuju pada pribadi Yerim, ia lebih menyukai perasaan sebagai laki-laki yang berhasil melindungi dan bisa diandalkan dibandingkan hanya menerima kasih sayang seorang perempuan.

Ada pergerakan pelan, semua penumpang tampaknya melakukan hal yang sama, tidur. Juhyun mendatangi kelas ekonomi jelas tidak mungkin terjadi. Di tengah kesunyian, Jungkook menatap telapak tangan Yerim yang masih ia genggam, tanpa sadar ia tersenyum sendiri. Seandainya tidak di pesawat, mungkin ia akan lebih leluasa memberikan lebih dari sekedar pelukan.

Mengangkat tangan kanannya yang bertaut, perlahan Jungkook mendekatkan tangan Yerim pada bibirnya. Susah payah ia menahan supaya tidak berbuat aneh, tapi hatinya berkata lain. Mengintip ke samping pada wajah polos Yerim yang tertunduk, ia memberikan kecupan pada punggung tangan perempuan itu.

Lalu saat matanya menatap kian dalam, Jungkook tersenyum tatkala Yerim menggeliat tanpa membuka mata. Selelap itu Yerim tertidur hingga tidak merasakan bahwa kini kepalanya sengaja dimiringkan menghadap ke atas. Sedetik kemudian bibirnya kini telah dikenai kecupan lembut seorang Jeon Jungkook.

Untuk beberapa saat dunia seakan berhenti saat bibir mereka bertemu, dalam pikiran Jungkook tidak ada Sephia atau perempuan lain kecuali Yerim. Laki-laki itu melepas kecupan perlahan lalu mengembalikan posisi kepala Yerim kembali bersandar pada bahunya. Dia senekat itu mencuri kesempatan pada saat Yerim tertidur. Bahkan Jungkook tidak mengerti atas dasar apa ia melakukannya.

Mungkin keputusannya sudah benar pergi ke psikiater. Jeon Jungkook akan menjadi lebih gila apabila Yerim tidak ada di sisinya saat ini.

SephiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang