"Aku mundur."
Dengan tatapan kosongnya, si maknae Bangtan itu berucap.
Semua yang berada di ruangan Jungkook tercekat dengan keputusan si Bungsu. Termasuk Orang tua Jungkook.
"Jungkook-ah, tolong pikirkan baik-baik. Kau masih bisa sembuh dengan terapi Kook." Sejin berusaha menenangkan artisnya tersebut.
Ada rasa tidak rela jika ia membiarkan Jungkook mundur setelah apa yang ia capai sampai saat ini.
"Apa kemarin hyung tidak dengar? Aku lumpuh permanen hyung! Tidak ada idol yang cacat!"
"Jungkook, tenangkan dirimu nak. Jangan seperti itu pada Manager Sejin."
"Kenapa kau tidak mengubah kata permanen itu dengan sembuh total Kook? Kau bahkan belum berusaha."
"Jungkook, kami tidak peduli tentang itu. Kau ini golden maknae kami Jungkook." Kini sang PD-nim yang ikut meyakinkan Jungkook.
"Tidak ada lagi Golden Maknae, kalau menggerakkan kaki saja aku tidak bisa PD-nim. Aku tidak bisa melakukan gerakan apapun."
"Jungkook."
"Aku tetap dengan keputusanku PD-nim. Aku akan keluar dari BTS dan Agensi. Tentang finalty kontrak, Ibu dan Ayahku yang akan mengurus semuanya."
"Jungkook! Tolong fikirkan kami juga!" Namjoon yang sejak tadi diam kini ikut gemas dengan Jungkook yang kekeuh dengan keputusannya.
"Memikirkan kalian? Apa selama ini kalian juga memikirkan aku?" Sarkas Jungkook dengan senyum miringnya.
"Kook-ah." Lirih jimin.
"Kalian fikir selama ini aku baik-baik saja?! Kalian fikir aku senang dengan kegiatan soloku? Tidak hyung!"
"Maafkan kami." Ujar Jimin lagi.
"Pergilah, mulai sekarang aku bukan bagian dari Bangtan lagi. Aku tidak ada urusan lagi dengan kalian."
"Jungkook, jaga bicaramu sayang." Sang Ibu masih terus menenangkan Jungkook.
"Jin hyung akan sedih Kook melihatmu seperti ini."
"Kalian saja masih sibuk dengan ego kalian masing-masing. Aku yakin Jin hyung justru kecewa pada kalian. Bukan padaku. Jadi jangan bawa-bawa nama Jin hyung di masalah ini!" Jungkook terkekeh.
"Tidak bisakah kita perbaiki lagi Kook? Kami janji, kami akan membantumu." Hoseok mencoba menghampiri Jungkook.
"Dulu mungkin masih bisa hyung, sekarang aku sudah cacat. Aku lumpuh! Aku bukan golden maknae lagi! Aku tidak bisa menari lagi! Apa yang harus aku lakukan dengan keadaanku yang sekarang?! Lagipula aku lelah dengan kalian. Aku lelah mempertahankan Bangtan kalau hanya aku yang bertahan sendiri. Kalian memaksaku untuk tetap bersama Bangtan? Lalu kalian? Kalian saja tidak pernah memikirkan aku. Memikirkan Bangtan! Jadi percuma, mau kalian membujukku sampai mulut kalian berbusa pun aku tetap akan mundur dari Bangtan!"
Sang Ibu hanya mampu mengelus pundak Jungkook untuk menahan amarahnya.
"Ibu, aku ingin istirahat. PD-nim, Sejin hyung maafkan aku. Tapi kepalaku pusing. Bisakah kita membicarakannya lagi nanti? Setelah keluar dari rumah sakit, aku akan datang ke Agensi untuk menyerahkan surat pengunduran diri."
Bang PD dan Manager Sejin hanya mampu menghela nafas. Jungkook itu memang dikenal dengan ke-konsistenannya. Jika ia sudah bertekad memilih A, dia akan tetap pada pendiriannya.
Akhirnya mereka mengalah, dan sang Ibu dengan berat hati mengikuti perintah sang anak.
"Maafkan Jungkook PD-nim." Ucap sang Ibu beliau mengantar keluar ruang rawat Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - Jeon Jungkook (Sequel kim Seokjin)
FanfictionJika kalian berfikir semua berakhir bahagia, kalian salah.. Justru badai yang paling besar datang setelah Seokjin meninggalkan Bangtan.. Jungkook, orang yang paling terpuruk karena kehilangan Seokjin justru dipaksa untuk menjadi satu satunya pilar...