11. Gudang

949 126 11
                                    

"Tidak semua perlakuan jahat harus dibalas dengan kejahatan juga, alangkah lebih baik jika kita terus bersabar karena dengan begitu kita akan menemukan kebahagiaan yang seutuhnya."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'3.6.5'

"Woy, bisu!"

Kala menghela napasnya saat mendengar orang memanggil namanya dengan sebutan itu lagi. Ia sudah tidak tahu apa lagi yang akan terjadi selanjutnya, rasanya ia ingin menghilang saat ini juga.

"Cepetan sini!"

Kala berjalan menghampiri Rey. Seperti biasanya Rey tidak pernah sendirian karena memang Rey lah yang paling berkuasa di sekolah ini jadi tentu saja temannya banyak.

"Udah lama kita nggak main-main, bisu. Lo kangen gue buli, nggak?" Rey menarik kedua sudut bibirnya untuk menciptakan seulas senyum tipis.

Kala hanya diam, sudah dapat dipastikan nasibnya tidak akan berakhir dengan baik.

"Bro, enaknya kita apain dia, ya? Udah lama kan kita nggak ngebuli dia."

Salah seorang teman Rey membisikkan sesuatu kepada Rey, entah apa yang dikatakannya hingga membuat Rey tersenyum.

"Ide bagus."

"Ayo cepet ikut gue!" Rey menarik paksa Kala.

Beberapa orang yang dilalui melihat ke arahnya. Beberapa di antaranya ada yang melemparkan senyuman seolah mereka tahu bahwa setelah ini Kala pasti akan dihabisi oleh Rey dan teman-temannya.

Rey membawa Kala menuju gudang belakang sekolah. Gudang yang benar-benar tidak dilalui oleh siapa pun kecuali penjaga sekolah yang bertugas membersihkan gudang. Kala mulai merasa takut karena di sini, mereka bisa melakukan apa saja sepuas hati mereka tanpa takut ketahuan guru.

"Masuk!" Rey mendorong tubuh Kala sampai ia terjatuh.

Kala ingin bangkit namun, Rey menahan tangan Kala dengan kakinya hingga akhirnya Kala pun memilih diam.

Rey menunduk, menatap Kala sambil tersenyum sedangkan Kala tidak berani membalas tatapan Rey.

Rey mengangkat dagu Kala. "Kenapa ngelihatin lantai mulu? Takut?"

Rey tertawa kemudian melepaskan tangannya dari dagu Kala dengan kasar.

"Lo mau gue buli dengan cara apa, Kal? Bebas, kok lo mau request apa aja."

Kala masih tetap diam.

"Karena nanti lo bakalan mendekam lama di sini, banyak debu kan jadi kayaknya lebih baik kalo-" Rey menghentikan ucapannya dan menerima ember berisikan air yang telah dibawakan temannya.

Rey tidak menyiramkan air tersebut ke tubuh Kala tetapi, Rey menarik rambut Kala dengan kasar, membenamkan wajah Kala ke dalam ember tersebut. Kala meraba sekitarnya, berusaha meminta Rey untuk menghentikan aksinya karena jujur saja, ia kehabisan napas.

3.6.5 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang