26. Tipu Daya

778 104 17
                                    

"Hal yang sulit dari menjadi baik adalah dimanfaatkan."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'3.6.5'

Hari ini kelas Kala sedang mengadakan praktik melukis. Seluruh murid kelas 11 Seni 5 telah mengambil tempat masing-masing yang menurut mereka nyaman. Mereka diminta untuk melukis apa pun yang berada di sekitar lingkungan sekolah.

Kala mulai menuangkan cat ke dalam palet kemudian tangannya mulai bergerak untuk menorehkan cat tersebut pada kanvas yang masih kosong. Namun, tiba-tiba saja seseorang menyenggol lengannya sehingga cat yang berada dalam palet tumpah mengenai bajunya.

"Yah, sori. Nggak sengaja," ucap Lintang ketika melihat baju putih Kala terkena noda cat.

"Lintang! Kamu apa-apaan, sih?!"

"Nggak sengaja, Bu."

Nggak apa-apa, Bu. Saya izin ke toilet dulu, ya?

"Iya hati-hati, ya, Kala."

Kala menatap bajunya yang terkena noda cat. Berulangkali ia mencoba membersihkannya dengan menggunakan air dan sabun. Namun, noda itu tidak juga hilang, justru malah semakin menyebar.

"Yah, nggak bisa ilang lagi. Nggak enak sama Mama nanti kalo pulang-pulang bajunya kotor." Kala berkata di dalam hatinya kemudian ia menoleh karena tiba-tiba saja pintu toilet terbuka dengan cara dibanting.

Kala mengernyit ketika mendapati salah satu murid laki-laki sedang berjalan menghampirinya. Ia meneguk ludahnya ketika laki-laki itu semakin mendekat. Bagaimana bisa ada laki-laki padahal ini adalah toilet perempuan?

Laki-laki itu tersenyum—menatap Kala dari atas sampai bawah, penampilannya benar-benar berantakan dan hal itu membuat Kala semakin ketakutan.

"Cewek bisu kayak lo menarik nggak, ya?"

Kala semakin memundurkan tubuhnya hingga menyentuh sisi wastafel. Pintu toilet saat ini sudah tertutup rapat, ingin berteriak pun tidak bisa. Ketika ia memejamkan matanya, tiba-tiba saja laki-laki itu terjatuh.

Kala melihat Clatira tengah duduk di lantai toilet dengan penampilan yang sangat berantakkan.

"Kal, bantu gue berdiri."

Kala menjulurkan tangannya kemudian langsung disambut oleh Clatira dan setelah itu Clatira menggeserkan tubuhnya.

"Awas! Biar gue yang urus dia!"

Kala meringis ketika Clatira menginjak-injak tubuh laki-laki itu hingga membuatnya meminta ampun kepada Clatira.

"Kenapa jadi lemah?!"

"Ampun, Ra! Maafin gue!"

Clatira melepaskan kakinya dari tubuh laki-laki itu dan membiarkannya pergi dari toilet perempuan. Setelah itu, Clatira menghampiri wastafel kemudian membilas tangannya dan juga wajahnya. Ia mengabaikan Kala yang saat ini tengah menatapnya heran.

3.6.5 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang