CHAPTER 32

513 44 1
                                    

Kinara menarik nafasnya, menahan sesuatu yang ingin keluar dari rongga hidungnya. Rasa tidak nyaman selalu kembali mengganggunya saat Benaya memberi sedikit jarak diantara wajah Kinara dan wajahnya.

"Bersin aja kalo lo rasa itu emang perlu merubah warna hidung lo menjadi normal , " kata Benaya di samping Kinara yang sedang menahan bersinnya untuk tidak keluar.

"Hatchiii, " Kinara meremas hidungnya yang memerah semenjak Benaya mendekatkan wajahnya tanpa dosa.

"Haaa... Hatchii! "

"Aduuuh, kenapa sih bersin datang di saat yang tidak tepat! " gaduh Kinara. Kinara melepaskan jaket yang menempel di tubuhnya.

"Harusnya di saat-saat seperti ini kita lagi ciuman, " Benaya memberikan tisu kepada Kinara. Lelaki itu lalu keluar dari mobil untuk mencari air mineral dan masker.

Kinara ternganga mendengar ucapan gila yang keluar dari mulut Benaya. Benaya membuatnya merinding dan memaksa Kinara menaikkan jaket untuk menyelimuti tubuhnya sampai keatas leher.

Benaya kembali setelah mendapatkan masker dan sebotol air mineral, "Udah selesai bersin nya? "

Kinara menyingkir, ia membuka pintu mobil dan berpindah pada kursi penumpang bagian belakang. Membuat Benaya memutar tubuhnya untuk melihat warna hidung Kinara.

"Masih merah? "

"Jangan dekat-dekat Benaya! Kasih sedikit jarak untuk Kara karena Kara belum selesai bersin! Dan jangan cium Kara sembarangan! " ucap Kinara kembali menunduk dan bersin pada tisu yang baru saja Benaya berikan.

"Minum vitamin dulu ya? " Benaya memberikan satu kapsul vitamin yang tidak Kinara tahu dari mana Benaya mendapatkannya. Kinara menerima vitamin yang Benaya berikan dan meminumnya.

"Jangan suka minum air dingin Kara, daya tahan tubuh lo itu lemah, lo harus banyak minum air hangat supaya nggak pilek terus, " kata Benaya bak dokter yang sedang menasehati pasiennya.

Kinara meneguk air mineral setelah vitamin yang diberikan Benaya masuk kedalam tenggorokan.

"Justru gue yang harus tanya sama lo kenapa setiap lo dekat-dekat gue bawaanya pengen bersin terus! "

"Ya karena gue ganteng, dan lo salah tingkah. Masa pertanyaan semudah ini lo gabisa jawab? "

Kinara mendengus lalu melempar botol air mineral tepat di belakang bagasi, " Jawaban lo gaada yang bisa masuk ke otak! "

"Loh kok airnya lo simpan di belakang? Gue mau minum Kara, haus! "

"Nggak boleh, lo nggak boleh minum di botol bekas Kara, itu sama aja ciumannn! " ucap Kinara dengan polos.

Benaya memandangi Kinara, gadis itu sangat cantik pagi ini, wajahnya yang tidak dipolesi bedak membuat Kinara terlihat natural. Ditambah ekspresi sebal saat Kinara tidak mau memberikan botol mineralnya.

Benaya baru menyadari bahwa Kinara bak putri, sekali lagi wajah Kinara sungguh sangat cantik membuat Benaya ingin selalu memandangnya dan tidak mau mengalihkannya pada objek lain. Benaya gemas ingin menyimpan Kinara ke dalam lemari pendingin agar tidak kemana-mana. Agar Kinara selalu dingin terhadap siapa saja. Agar hanya Benaya yang bisa mencairkannya.

"KARA MAU PULANG! " ucap Kinara tiba-tiba menatap tajam wajah Benaya yang sedang menatapnya. Benaya yang mulanya terpukau dengan wajah cantik Kinara seketika meringis agak ngeri.

"Gabisa Kara, kita tersesat, "

"Minta bantuan Google Maps! "

"Google Maps lagi sibuk sayang, "

BENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang