Bab 6

90 2 0
                                    

"Sekian aja, minggu depan satu kelas remidi, ya! Bye-bye!" ucapnya sambil tersenyum

Iblis berbulu domba

Jam pelajaran kedua adalah bahasa Jepang. Saatnya jiwa 'wibu' milikku keluar. Akan aku keluarkan semua ilmu dari menonton beratus-ratus anime dan drama jepang. Aku juga mendengarkan banyak sekali lagu-lagu jepang dan menonton acara TV Jepang. Jelas sekali ilmuku sudah banyak! Jika seandainya langsung ulangan seperti tadi, aku yakin akan mendapat nilai tertinggi sekarang!

"Miku, kamu kenapa kemarin buru-buru pulang dari rumahku?" tanyaku

"A itu, aku anu... aku ada acara keluarga! Iya aku ada acara keluarga!"

Alasan yang keliatan banget dibuat-buat...

"Owh... kalo gitu, kamu mau gak dateng kerumahku nanti? Kamu sendiri, jangan ajak yang lain!"

Mukanya Miku memerah dan dia tidak menjawab pertanyaanku. Dia langung menunduk dan menghadap kedepan.

Datanglah guru Bahasa Jepangnya...

Tidak seperti ekspetasiku, dia adalah seorang bapak-bapak tua, sipit, kacamataan, botak, dan pendek. Namun aku bisa mencium bau aura yang tegas banget.

Tidak cocok untukku!

"Pagi semuanya, nama saya Suyatno!"

Suyatno? Nama yang sangat lucu!

"Karena aku belum mengenal kalian, aku ingin kalian melakukan perkenalan diri menggunakan Bahasa Jepang, akan aku contohkan! Watashi no namae wa Suyatno desu! Dimulai dari yang paling depan!' perintahnya

Sangat mudah! Aku pasti akan terlihat lebih baik daripada yang lain!

Anak-anak mulai memperkenalkan diri mereka dan aku tidak memperhatikan nama mereka satu-satu. Saat ini aku hanya memikirkan caraku untuk menunjukan bakatku tanpa keliahatan sombong.

"Wa-watashi no namae wa Fanny desu!" ucap Fanny sambil berdiri kemudian duduk kembali

Saatnya aku bersinar!

"Watashi no namae wa Arvin desu, yoroshiku onegaishimasu!" ucapku

"Owh... pelafalan kamu yang paling bagus untuk saat ini, hebat-hebat!" ucap Sumarno—maksudku Pak Suyatno

Jelas! Auntum tidak tau berapa persen jiwa ke-wibuan sy?

"Ko-konnichiwa, watashi wa Arvin ga suki desu!!!" ucap Miku secara spontan

Satu kelas terdiam, mungkin karena yang lain tidak mengerti. Ta-tapi, mengapa dia mengatakan hal itu secara blak-blakan dikelas, ada guru lagi.

Miku menatap mataku dengan tajam.

"Apa Pak Guru salah dengar?" tany Suparjo—Pak Suyatno dari depan kkelas

"Tidak pak! A-aku suka sama Arvin!" ucap Miku yang kedua kalinya

Entah apa yang aku pikirkan, aku ikut berdiri. Aku membalas tatapan matanya, lalu aku melakukan pats atau bisa dibilang mengelus kepala dengan kasih sayang.

"Miku, kamu sudah menjadi gadis yang pemberani, ya! aku bangga sama kamu!" ucapku sambil mengelus kepalanya

"E-eh... Um! Makasi Arvin!" ucapnya kemudian duduk lagi

Syukurlah dia tidak menanyakan perasaanku padanya!

Sekarang giliran temanku, Randy

"Watashi no namae wa Randy Kusuma desu! Watashi Misaki ga suki desu!"

"Watashi mo..." desah Misaki

Satu kelas kembali terdiam. Kali ini aku yakin karena mereka terkejut mendengar jika Misaki juga menyukai Randy. Begitu pula denganku, perasaan kemarin dia bilang jika dia menyukaiku...

"Se-seriuskah Misaki? Kamu serius menyukaiku juga? Apa kamu tidak berbohong,kan?" tanya Randy bertubi-tubi

"SUDAH-SUDAH INI PELAJARAN BAHASA JEPANG, BUKAN CINTA-CINTAAN BEGIITU!!" bentak Sunarto—maksudku Pak Suyatno

"Tapi, mereka menyatakan cintanya menggunakan Bahasa Jepang bukan? Aku rasa itu juga melebihi ekspetasimu," ucapku

"Oooo, jadi kamu pikir kalian semua sudah lebih pinter dari saya?!"

"Aku! Aku pikir aku setara denganmu, atau mungkin lebih!" ucapku dengan tegas

"Kalau begitu, aku akan test penguasaan bahasa secara dialog denganmu nanti!"

"Jangan nanti, lakukan sekarang saja!"

Aku dibawa olehnya keruang BK. Untuk hitungan murid baru sepertiku, ini adalah rekor masuk BK setiap hari. Diruang BK aku berbicara dengan Suyatno dengan Bahasa Jepang selama satu jam.

Seperti yang aku bilang, dalam pelajaran Bahasa Jepang aku pasti menjadi yang terbaik. Bahkan, saat diruang BK tadi, Pak Suyatno sempat gugup karena dia lupa Bahasa Jepangnya warna, padahal itu sangat mudah "iro". Tadi, dia sempat berkata "iro-iro" yang artinya banyak hal atau berbagai macam, padahal tinggal hilagin kata 'iro'nya satu aja.

Kring... kring...

Jam pelajaran ketiga, aku disuruh masuk kelas oleh Pak Sumono—eh, Suyatno.

Aku berjalan, berjalan, dan berjalan.

"Eh, nemu anak yatim!"

Brengsek, kenapa ada orang ini lagi sih?!

"Vano minggir, aku mau masuk kelas!"

"Eh, aku kemarin hanya masuk buku jurnal saja dan aku belum balas dendam, tunggu saja!"

"Terserahmu! Minggir aku mau lewat!" ucapku tegas, lalu melewatinya dan masuk kekelas

Kring... kring... kring...

Jam istirahat!

"Vin! Hari ini aku traktir kamu makan sepuasnya!" ucap Randy

"Lah, lagi ada apa ini? Kamu ulang tahun?"

"Bukan! Hari ini Misaki dan aku... BERPACARAN!" ucapnya dimulai dengan nada rendah kemudian naik sampai 7 oktaf

Ya, bagus juga sih... berkurang satu beban pikiranku. Sekarangg aku hanya harus memikirkan tiga orang dere yang lain!

Saat jam istirahat, hampir semua anak murid berbelanja dikantin, termasuk aku. Kantin tersebut menyediakan berbagai macam makanan, yaitu mie ayam, soto, pempek, ayam geprek, ayam goreng, nasi goreng, dan masih banyaak lagi. Tapi, yang sehari-hari aku makan adalah nasi goreng. Semua makanan itu ramah lingkungan, karena wadahnya berupa piring, bukan mika plastik.

Dimanapun tempatnya, jika ada nasgor... hatiku langsung berkata ' ayo makan nasgor'

Namun, hari ini aku tidak memakannya. Hari ini sangat buruk... KENAPA NASGORNYA HABIS ?!?!?!?!

"Eh Arvin, gak makan?" tanya Naomy

Anjir aku belum siap... kenap tiba-tiba begini, sih?!

"I-iya, nasgornya habis..." jawabku sambil menundukkan kepala

"Itukan banyak makan yang lain."

"Ta-tapi aku sudah terbiasa makan nasgor..."

"Uh, kamu kayak anak kecil saja, ini!" ucapnya sambil menjulurkan sesuatau ditangannya

Aku menaikan kepalaku

Wah, nasgor!

"Ini, makan yang ini!"

"Lah, kalo aku ambil, kamu makan apa?"

"Aku bisa makan yang lain... aku gak kayak kamu, ya!" ucapnnya dengan tersenyum

i-ini artinya... aku sudah berbaikan dengannya! Tapi, saat ini, sidat Derederenya sudah hilang!

SIALAN!!!

Aku mengambil nasgor dia, mengucapkan terima kasih, lalu aku makan.


Choose Me or Them?! Volume 1Where stories live. Discover now