Bab 8

74 2 0
                                    

Aku masih orang yang sama, Arvin Farrelo. Namun, kali ini ada orang yang menyukaiku. Bukan hanya satu, EMPAT! Empat lho... itu banyak dong! Ada Naomy, Miku, Fanny, dan Misaki. Tapi Misaki sekarang sudah bersama Randy.

Malam ini, aku masih bersama dengan Miku dirumahku. Suasana dirumahku saat ini sangat canggung. Aku masih memikirkan jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan Miku.

"Gimana, Vin?"

"E... anu..."

"Maaf menggangu obrolan kalian, tapi ini ada yang nyari Miku..." ucap ibuku

Siapa?

"Miku, ayo pulang..."

Ibu-ibu, cantik, mungkin ibunya Miku.

"Gak! Aku gak mau pulang!"

Lah, kenapa sekarang masalah keluarga orang lain terjadi dirumah tercintaku ini?

"Kamu harus pulang!" perintah ibu tersebut sambil berjalan kearah kami dan menarik tangan Miku

Aku melihat Miku benar-benar menunjukan ekspresi bahwa dia sedang ketakutan.

"Gak mau! Aku mau disini sama Arvin dan ibunya! Mereka lebih baik dan perhatian dibandingkan kamu!"

Suasana berubah. Ibu Miku menarik-narik tangan Miku dan menyuruh Miku untuk pulang kerumah. Miku juga tetap menolak ajakan tersebut.

Pemandangan yang buruk, ya

"Ee... maaf-maaf, ini rumahku, ya... tolong jaga kesopanannya Bu, Miku juga tenang, ya!" pinta ibuku

Sepuluh menit kemudian...

"Iya, aku sebenarnya bukan ibu kandung Miku. Saat Miku berumur delapan tahun, ibunya meninggal dan ayahnya menikahiku. Kami bertiga hidup sangat bahagia." ucap ibu tiri Miku, Bu Sofi

"Tapi, kalau benar seperti ucapan tante, Miku gak mungkin bilang bahwa aku dan ibuku lebih perhatian daripada tante. Itu artinya ada kejanggalan dari hal yang tante sebutkan barusan!"

Aku sedang dalam mode detektif. Conan, tokoh anime tersebut yang membuatku ingin menjadi seorang detektif dan sedikit demi sedikt belajar cara berpikir deduksi.

"Ti-tidak mungkin! Meskipun ayah Miku selalu bekerja diluar negeri dan sangat jarang menemui kami, kami berdua tetap hidup bahagia! Aku juga perhatian ke Miku!"

"Kalau begitu, apa kamu tau aku mengidap penyakit apa?" tanya Miku

Lah Miku sakit?

"Eh? Kamu sakit? Ti-tidak mungkin aku tidak mengetahui jika kamu sedang sakit!"

"Sudah kuduga..." ucap Miku sambil mengambil sesuatu dari tas yang ia bawa

"... tante, tolong lihat map ini!" pinta Miku ke ibuku

Eh? Miku beneran sakit? Sakit apa ya?

Pluk!

Ibuku tiba-tiba menjatuhkan beberapa lapiran kertas yang ada dalam map tersebut. Ibuku menutup mulutnya dan terlihat sangat terkejut. Dia berjalan kearah Miku dan langsung memeluk Miku. Ibuku menangis.

Saat melihat ibuku menangis, Miku mencoba menenangkannya. Namun aku bisa mengetahui perasaan Miku saat melihat ekspresi wajahnya. Sedih, bingung, marah, banyak sekali campuran perasaan lain.

Dia sudah menahan ini terlalu lama.

"E-eh, ini ada apa? Kamu sakit, Miku?!" tanya Bu Sofi

Bu Sofi terlihat bingung. Dia tidak tau apa yang terjadi pada anaknya. Dan aku bingung, mengapa Miku memperlihatkan hasil tesnya ke mamaku dulu bukan ke ibu tirinya?

"Miku, kamu sakit apa?" tanyaku

Dia menatapku dan seakan berkata, "sudah, jangan khawatir." Tapi aku tidak bisa tidak khawatir ke dia. Melihat sikapnya yang berubah dratis dari saat berkenalan denganku, aku yakin dia sudah menyembunyikan ini sudah lama.

"Miku, ayo cerita ke mama, kamu sakit apa?"

"Tidak akan! Lagipula aku bukan anakmu," ucap Miku

Aku sedikit mengerti perasaan Miku. Rasa kesepiannya, kesakitan, serta kesedihannya tersebut bisa kupahami.

"Tante, untuk malam ini, ijinkan Miku menginap disini. Tante pulang aja, ya!" pintaku dengan sedikit santun

"Gak bisa! Dia harus pulang sama aku, besok pagi ayahnya pulang!"

"Besok pagi akan aku antar, aku janji! Jadi, tante tolong pulang sekarang!" ucapku membentak

Aku sudah kurang ajar. Tapi, itu karena aku sulit mengendalilkan emosiku. Aku tidak tau harus bersikap bagaimana.

"Yasudah, aku pulang."

Syukurlah... aku kira dia akan semakin marah setelah kubentak.

Aku mengantarnya keluar rumah. Dia pulang dengan mobil yang mahal dan aku tidak tau nama dan jenis mobil tersebut.

Ternyata Miku orang kaya... tapi, kenapa dia tidak pernah memakai kalung, cincin, atau gelang emas? Owh iya, itu norak

"Yosh... Miku kamu bisa tidur dikamarku, ingat cuci muka dan gosok gigi sebelum tidur, ya! Eh, gosok gigi yang barunya ada digantung dikamarku," ucapku sambil berjalan masuk rumah

"E-e... lalu kamu tidur sama aku?"

"Ti-tidak dong! Aku mau begadang saja, mau nulis novel."

"Eh, kamu novelis?"

"Ehmm... bisa dibilang begitulah, tapi aku masih pemula."

"Lalu untuk siapa novel itu kamu tulis?"

"Aku menulis novel, lalu akan aku berikan ke panti asuhan dekat sini."

"Eh?"

Miku kelihatan bingung.

"Miku, kamu istiharat sekarang, ya!" pinta ibuku

Miku berdiri, lalu kekamarku mengambil gosok gigi, lalu kekamar mandi.


Choose Me or Them?! Volume 1Where stories live. Discover now