Bab 12

53 2 0
                                    

Seperti kataku, ini bukan rumah biasa terlalu besar dan terlalu mewah. Sudah pasti aku gak mungkin punya rumah seperti ini.

"Ayo masuk!" ajak Randy sambil membuka pintu rumah

Seperti dugaanku, Randy orang baik. Memang sih dia suka melawan perkataan guru, tapi sejak awal aku sudah yakkin bahwa dia orangnya saik banget.

"Nyo, kamu kenapa ini?" tanya ibunya Randy saat mendengar Randy membuka pintu rumah

"Habis berantem, ma. Eh, ruangannya udah dibesihin sama bibik, ma?"

"Udah, langsung masuk aja! Dan dua pasang baju kakakmu sudah disana juga."

Baik banget ibunya, sama seperti ibukulah

"Ee... Nyo, kamu gak mau kenalin temen-temenmu ke mama?"

"Oiya, ni yang cowo namanya Arvin, temen baikku. Gadis cantik yang memakai kacamata adalah gadis spesial dalam hidupku, Misaki..."

"Halo tante," sapa Misaki

"... gadis yang bajunya kebesaran ni pacarnya Arvin, Miku. Dua gadis yang dibelakang namanya Naomy dan Fanny, teman yang tadi aku ceritakan dan yang terakhir lelaki yang dibelakang namanya Pak Karjo."

"Kalo Pak Karjo, mama udah kenal. Dia kerja sama mama, kan. Suudah-sudah, Fanny sama Naomy mandi aja dulu ayo, tante udah siapin air hangat."

Gilak she, baek banget. Ibuku juga seperti ini dalam konteks sifat, jika ekonomi aku kalah jauuuuuuh.

"Seandainya aku punya mama kayak Randy..." gumam Miku

"Miku?"

"E-eh, gak ada Vin!"

"Miku, mamaku mama kamu juga, karena sebenarnya aku itu sayang sama kamu!" ucapku

Miku langsung terdiam, begitupula dengan teman-teman serta Pak Karjo.

"Ma-mak-maksudmu a-a-a-apa?!" tanya Miku sambil gemetaran

"Ya, aku sayang sama kamu, begitu pula perasaanku pada Naomy, Randy, Fanny, Misaki, dan Pak Karjo. Aku sayang kalian."

Semua kembali terdiam dan langsung berjalan mengikuti Randy ke 'ruang rapat'

"Makanya, jangan kasi harapan lebih..." sindir Pak Karjo yang berjalan mengikukti Teman-temanku

"Pak Karjo, kenapa ikut?" tanyaku

"Oiya, maaf saya mau bikin kopi dulu!"

Kopiku masih diluar rumah! Kasihan ibuku yang harus merapikan gelas itu untukku.

Aku aakhirnya mengikuti mereka.

"Nah, sekarang sebelum Fanny sama Naomy kembali, mari kita bahas tentang mereka!" ucap Misaki

"Ah! Bagaimana kalau mereka berdua tinggal disini? Nanti aku yang minta ijin ke orang tua." ujar Randy

"Kubunuh kau!" sahut Misaki yang membuat Randy langsung terdiam

"Bagaimana jika mereka kita kasi ke orang tuanya dulu, jika orang tuanya tidak mau menerima mereka, nanti kita bicarain lagi. Bagaiman?" ujarku

"Vin, aku setuju..." ucap Miku

Kami semua akhirnya memutuskan untuk mengikuti ideku.

Tidak lama kemudian Fanny dan Naomy datang. Mereka benar-benar cantik. Baju kakaknya Randy sangat pas ditubuh kedua orang tersebut. Sangat indah...

"Ok, Fanny Naomy, aku minta nomer telpon orang tua kalian dong!" ucapku

"Buat apa?" tanya Fanny

"Aku mau bilang kalo malam ini kalian nnginep disini, takutnya mereka khawatir."

"Yaudah" ucap Fanny yang kemudian memberikan nomer ibunya.

Aku keluar ruang rapat kemudian menelpon ibu Fanny

Percakapan ditelpon:

Arvin : Halo?

Mama fanny : I-iya ini siapa? *sambil menangis

Arvin : Aku Arvin temennya Fanny

Mama Fanny : Se-serius?! Kamu tau keadaan Fanny sekarang? Kamu tau dia dimana sekarang?

Arvin : Iya, dia sekarang baik-baik saja... aku mau minta ijin Miku nginep disini dulu

Mama Fanny : Hah?! Kenapa tiba-tiba minta ijin buat dia nginep? Kamu tau ngak dari tadi saya sama suami saya khawatir tentang keadaan anak saya. Gak boleh! Aku gak akan ijin dia nginep! SEKARANG KASI TAU DIA ADA DIMANA!

Arvin : Eee... aku mau ngasi tau sesuatu, tapi aku mohon supaya tante tenang dulu...

Mama Fanny : Aku Cuma mau tau kamu sembunyiin dimana anakku!

Arvin : Fanny dan salah seorang temanku baru saja di... perkosa oleh kakak kelas

Mama Fanny : Apa?! *terkejut kemudian menangis kencang

Arvin : Ta-tante tenang dulu, aku dan teman- teman Fanny yang lain akan membantu Fanny supaya bisa menjadi seperti biasa. Jadi aku mohon untuk hari ini ijinkan Fanny untuk menginap disini, besok aku janji akan bawa Fanny kerumah.

Mama Fanny : Ba-baiklah... *kemudian menutup telponnya

Fyuh, untungnya diijinkan. Tapi, dari nada ucapan terakhir mamanya Fanny, seperti nada yang sangat kecewa.

Kenapa dia bisa langsung percaya kalau aku temannya Fanny? Mungkin Fanny sudah pernah cerita, ya?

Sebelum kembali ke ruang rapay, aku pergi keluar rumah untuk bertemu dengan Pak Karjo.

Widih... tidur dia

"Pak Karjo!" teriakku mengejutkan

"PISANG MOLEN! Aduh, buat kaget aja , ada apa nih?"

"Pak Karjo udah nikah?"

"Lah, kok nanya yang serius banget"

"Pak aku lagi bingung banget, gimana cara mengungkapkan perasaan kita ke orang yang kita cinta?"

"Lah, kan tadi kamu sudah bilang kalo sayang semuanya. Kurang lebih seperti itulah!"

"Kalo soal sayang aku sayang semua orang, tapi jika permasalahan cinta, aku belum tau..."

"Aku sudah nikah... tiga kali malahan. Kalo aku, aku bawa ketempat makan, nah habis itu baru kita tembak dia!"

"Owh... makasi ya!"

"Iya sama-sama"

Aku masuk kedalam, kembali ruang rapat.


Choose Me or Them?! Volume 1Where stories live. Discover now