Bab 18

74 1 0
                                    

"Kamu gak sekolah?"

"Buat apa? Aku sudah bisa kerja, lalu untuk apa aku sekolah?"

Bener juga sih yang dikatakan Tasya, lagipula pada zaman seperti sekarang ini, kita sudah bisa mendapat ilmu dari berbagai media, apalagi ada benda yang bernama smartphone.

Aku hanya berdiam didapurnya sambil melihat-lihaat keadaan café melalui kaca yang berada dipintu.

Tok tok tok!

"Udah boleh pulang, kok!" ucap Miku

"O-ok!"

"Eh, kamu mau gak ke apartementku untuk belajar masak?" tanya Tasya ke Miku

"Ee... nanti aku sibuk! Arvin, kitakan ada urusan dengan Randy dan yang lain!"

Oiya, kenapa aku bisa lupa?

"Hehe.. maaf ya Tasya, kayaknya malam ini aku gak bisa pergi ke apartementmu dulu untuk belajar masak. Nanti ada pembahasan yang sangat penting yang gak mungkin bisa aku tinggalkan!"

"Owh, ya udah gapapa kok! Lain kali kalo ada waktu, kalian berdua bisa datang ke apartementku, ya!" ucap Tasya sambil merobek kertas kemudian menulis alamatnya dan memberikannya padaku

Aku langsung melihat kebelakangku (arah Miku) tenntu saja, dia cemberut. Tapi aku bisa apa? Aku menerima kertasnya sambil berkata, "I-iya, kalo sempat!"

Pukul setengah tujuh malam, aku dan Miku dijemput oleh Randy. Randy mengantar kami semua pulang kerumah. Ditrambah, Miku dan Naomy tinggal bersama sekarang. Kami mau mengantarnya dan ikut meminta ijin pada ibunya.

Diperjalanan kami berbicara tentang kegiatan kami dari pagi tadi.

"Vin, tadi untungnya gak ada pamannya dirumah. Jadi, kami langsung saja menyelinap kedalam, lalu mengambil barang-barang yang diperlukan oleh Naomy."

"Owh, syukurlah. Jika saja kau bertemu dengan pamannya, kamu pasti langsung memukulnya!" ucapku ke Randy

"Jangankan Randy, Mas juga pasti ikut bantu!"ucap Mas Vicky dengan semangat sambil menyetir

"Vin, lalu kamu bukannya pernah cerita kalu kamu itu sebenarnya kerja di café lain sebagai pencuci piring?" tanya Misaki

Misaki sudah pasti tau, ya! Diakan Nyanko-Chan, teman chatanku saat aku dalam posisi terbawah dalam hidupku.

"Iya, aku sudah chat bosku bahwa aku berhenti kerja disana."

"Lah, emangnya gaji di S Café lebih besar dibandinng café lamamu?"

"Ya... lebih besar gaji di café lamaku, namun disini aku bisa bekerja dengan orang-rang yang ramah. Jadi aku lebih senang bekerja disini!"

Kita kerumah Miku. Disini aku, Misaki, Miku, serta Naomy turun. Karena rumah kami satu BTN.

"Permisi..." ucapku

Aku melihat ada bapak-bapak membuka pintu rumah.

"Papa?"

Hah?! Itu papanya Miku? Sialan aku lupa untuk mengantar Miku pulang tadi pagi!

"Siapa yang namanya Arvin!" tanya Ayah Miku

Waduh... bisa babak belur aku, nih!

"A-aku," ucapku sambil mengangkatkan tangan

Sumpah saat ini hatiku bener-bener dag dig dug! Bu-bukan dagdigdug seperti saat Miku tidur dipangkuanku, ini lebih mirip seperti saat aku berdiri ditengah padang rumput hijau, namun ada ratusan singa yang siap menerkamku.

Pria dewasa itu datang mendekatiku, kemudian dia memukul perutku dengan sangat kencang. Sakit banget. Aku sampai tdak bisa berdiri kembali, aku tergeletak di jalan.

Mataku hanya bisa melihat kabur, sulit aku melihat kejadian apa yang terjadi.

"Bangsat! Kenapa kau memukul Arvin!!!"

Aku dengar suara Randy. Aku yakin dia sedang memukul pria itu, tapi aku rasa dia akan kalah.

Aku sudah tidak kuat lagi...

"Vin! Sadar! Hei, apa kamu lupa kamu pernah bilang kalau kita akan membuat kenangan yang indah? Apa ini kenangan indah yang kau maksud?" ucap Miku sembari mengoyang-goyangkan tubuhku

Miku, itu semakin menambah rasa sakitku.

"Ya-yasudah, a-aku a-a-a-akan menciummu!" ucap Miku kemudian mendaratkan bibirnya kebibirku.

Itu ciuman pertamaku

Aku tidak bisa melihat wajah pemalunya, namun aku bisa membayangkannya.

Wajahnya yang manis ditambah pipinya yang memerah.

Aku bisa membayangkan itu.

Perasaanku aneh...

Miku, aku suka kamu!


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Choose Me or Them?! Volume 1Where stories live. Discover now