A Night at Arandelle

740 147 11
                                    

Taehyung dan Irene menoleh, terkejut dengan kedatangan Seokjin. Ia menjelaskan bahwa Tuan Putri Irene telah membantunya untuk menemukan buku-buku yang sedang dicarinya. Mereka berdua berterima kasih kepada Irene dan memutuskan pergi beristirahat ke kamar masing-masing.

Semoga Hyung tidak mendengar perkataanku tadi. Bisa-bisanya aku mengatakan itu astaga, sungguh memalukan.


-----------------------


Setelah berhari-hari melakukan pencarian, mereka belum berhasil menemukan Tuan Putri Jisoo, para pelayan istana diminta mempersiapkan upacara pelepasan di kerajaan Arandelle. Setiap hari, setelah melakukan pencarian di kawasan kerajaan Arandelle, Taehyung dan Seokjin menyempatkan diri datang ke perpustakaan, mereka menanyakan beberapa hal mengenai kota Daegu foncé kepada Tuan Putri Irene. Hal ini membuat mereka menjadi lebih dekat satu sama lain.

"Tak biasanya kau datang sendirian?" tanya Irene yang melihat Seokjin berjalan seorang diri tanpa ditemani Taehyung.

"Apa Tuan Putri kecewa karena aku yang datang? Ada yang sedang ia kerjakan dengan para pengawal."

"Bukan begitu. Aku hanya bertanya karena biasanya kalian selalu bersama."

"Maaf Tuan Putri, aku hanya bercanda." Seokjin tersenyum hingga membuat kedua matanya seakan menghilang. "Bisakah aku mengetahui apa yang biasa kalian lakukan pada upacara pelepasan?" tanya Seokjin kepada Irene.

"Hanya seperti upacara pada umumnya dengan tambahan doa bersama, setelahnya akan ada pesta pelepasan untuk anggota yang akan pergi. Wendy akan membantu mempersiapkan pakaian kalian untuk upacara besok." tukas Irene.

"Wah.. aku benar-benar tidak sabar. Sepertinya akan menyenangkan. Aku suka pesta."

"Apa kau tidak takut?" tanya Irene.

"Tentang apa?"

"Bukankah kau tidak tahu apa yang akan kita hadapi diluar sana? Bagaimana jika kau tak bisa menemukan Tuan Putrimu?"

"Entahlah. Kita tak pernah tahu jika belum melakukannya. Benar bukan? Walaupun kalian memukuli kami pada awalnya, lihatlah sekarang, kalian menjamu kami bahkan menyediakan pakaian dan kamar yang baik."

"Itu karena aku sedang "sekarat" dan kalian akan membantuku. Pernahkah membayangkan apa yang akan terjadi jika kalian tidak memiliki tawaran ini? Tidak takut bertemu makhluk yang lebih mengerikan dari kami?" Irene menatap Seokjin dengan ekspresi datarnya hingga membuat Seokjin merinding.

"Bukankah kau akan melindungi kami dengan kekuatanmu?" Seokjin menelan ludahnya.

"Tentu saja." Irene hanya tersenyum kepadanya. Walaupun ia memiliki kekuatan yang cukup hebat, ia merasa sedikit takut karena tidak tahu dengan apa yang akan dihadapinya. Untuk pertama kalinya ia akan mengelilingi seluruh kota Daegu foncé bersama pengawal dan kedua orang asing yang baru dikenalnya.

"Aku akan menemui Wendy. Apa Tuan Putri mau ikut?"

"Tidak. Kau saja. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan." Irene menunjukan buku-buku miliknya.

"Baiklah. Aku akan pergi kalau begitu." Seokjin beranjak dari kursi. Perlahan ia berjalan pergi meninggalkan Irene dan sesekali menoleh kearahnya.


-----------------------



Keesokan harinya ketika Taehyung sedang bersiap-siap untuk pergi ke upacara pelepasan, Seokjin masuk kedalam kamarnya. Ia melihat Taehyung sedang berdiri di depan cermin mengenakan setelan tuxedo berwarna biru dongker senada dengan vest yang dikenakannya. Rambutnya yang biasa terlihat berantakan kini terlihat lebih rapi dengan tatanan up hair mengekspos kening indah miliknya.

The Coldest OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang