Beauty Hunter

677 139 15
                                    

Tubuh Irene gemetar membuat Taehyung panik. Matanya intens menatap irene, ia ingin membantunya tapi tak ada yang ia bisa lakukan selain berusaha menenangkannya dengan memegang erat kedua pundaknya. Suara telapak dan nafas kuda itu masih terdengar jelas bergantian, hingga beberapa saat mereka mendengar percakapan seseorang.

"Kemana perginya?" tanya pria dengan suara berat tersebut.

"Maaf Tuan, kami kehilangan jejak mereka." 

"Terus berjalan dan cari mereka. Beritahu Ratu bahwa kita segera menemukan santapan baru." ujar pria tersebut membuat Taehyung dan Irene melongo sekaligus merinding.

Suara kuda mulai menghilang. Tetapi ketegangan masih menyelimuti mereka. Taehyung beranjak ingin memastikan keadaan diluar tetapi Irene menahan tangannya, membuat Taehyung kembali menarik mundur tubuhnya.

"Kita harus memastikan keadaan diluar Tuan Putri." Taehyung berbicara pelan berusaha meyakinkan Irene. Ia kembali berusaha melihat keadaan diluar. Matanya menyapu sekeliling tempat mereka bersembunyi. Tak ada apa-apa disana. Pasukan berkuda itu sudah pergi. Ia kembali turun dan mengajak Irene keluar.

"Ayo kembali ke tempat kita menginap." ujar Irene.

"Aku rasa itu bukan ide yang baik."

"Kenapa? Bagaimana dengan Wendy dan yang lain? Kita harus menemukan mereka."

"Baiklah. Tetapi Tuan Putri harus tenang, tetap berada dibelakangku. Oke?"

"Aku mengerti."

Mereka berjalan kembali menuju tempat semula. Irene yang berjalan di belakang Taehyung tak bisa berhenti menoleh melihat keadaan disekitarnya. Hanya jejak kaki mereka yang terdengar disepanjang perjalanan.

Taehyung yang berjalan didepan sampai lebih dulu di tempat mereka menginap. Tiba-tiba ia berpaling dengan tatapan kosong memandang Irene. 

"Jangan kesana." ucap Taehyung. Ia segera berjalan menarik tangan Irene. 

"Kenapa?" Apa yang kau lihat?"

"Pokoknya jangan kesana. Tidak ada apa-apa disana."

"Kim Taehyung katakan apa yang kau lihat atau aku akan pergi sendiri kesana?"

Taehyung terdiam. Mulutnya terasa kaku tak bisa berkata-kata. Irene melepaskan genggaman Taehyung dan memutuskan untuk pergi melihatnya sendiri. Pupil matanya melebar. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tenda mereka disobek. Barang-barang mereka berantakan. Ia perlahan mendekati beberapa pengawal kerajaan yang sudah terkapar tak bernyawa. 

"Tuan Putri sebaiknya kita pergi dari sini." Taehyung kembali menarik tangan Irene. 

"Bagaimana dengan Wendy dan yang lain? Apakah mereka...."

"TIDAK. Aku yakin tidak. Kita harus segera pergi dari sini dan menemukan mereka. Aku takut mereka akan kembali kesini. Apa kau tidak mendengar perkataan mereka tadi? Kumohon. Kita harus pergi dan mencari tempat bersembunyi."


 "Bersembunyi dari kami maksudmu?"


Irene dan Taehyung terkejut orang-orang itu sudah berdiri di belakang dengan menodongkan beberapa tombak ke arah mereka hingga beberapa saat seorang pemimpin itu meminta kepada bawahannya untuk menyekap Taehyung dan Irene dengan obat bius hingga mereka tak sadarkan diri.




________________



"Tuan Putri... Irene... Sadarlah..." Taehyung mencoba membangunkan Irene. "Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja?" tanya Taehyung.

"Kepalaku sedikit pusing. Dimana ini?" Irene perlahan membuka kedua matanya. Pandangannya gelap, kepalanya sedikit pusing akibat obat bius yang mereka dapatkan.

"Entahlah. Terlihat seperti penjara. Kita sedang di perjalanan, aku dengar kita akan dibawa menemui ratu mereka." Taehyung menggoyang-goyangkan sel yang mengurung mereka mereka. Ia tidak bisa melihat apa-apa karena mereka dikurung di ruangan yang cukup gelap. 

"Apa? Tidak. Bagaimana ini?" Irene mulai panik.

"Tuan Putri tenanglah. Begini. Bagaimana dengan menggunakan kekuatanmu?" Taehyung berusaha menenangkan Irene yang mulai terlihat ketakutan.

"Kekuatanku? Sepertinya aku belum memberitahumu. Aku tidak bisa menggunakaan kekuatanku disaat ketakutan begini. Aku harus dalam keadaan tenang untuk bisa menggunakannya." jelas Irene.

"Sungguh? Apa kamu tidak bisa membuat dirimu tenang, sebentar saja?" Taehyung mulai terganggu mengetahui fakta kekuatan Irene yang tidak bisa ia gunakan dalam keadaan genting seperti sekarang.  

"Bagaimana aku bisa tenang setelah aku mendengar semua itu? Kita akan mati Tae." 

"Tidak jika kau bisa sedikit lebih tenang dan menggunakan kekuatanmu Tuan Putri. Untuk sekarang coba beritahu aku mengenai kaum Beauty Hunter ini?" tanya Taehyung.

"Ya. Seperti namanya, mereka adalah pemburu. Mereka akan mengumpulkan orang-orang tampan dan cantik. Sungguh sial bertemu mereka disaat seperti ini." jelas Irene.

"Lantas?"

"Mereka akan mengambil jiwa mereka dan menukarnya dengan kehidupan yang panjang. Tidak makan dan minum. tetapi seperti itulah cara mereka bertahan hidup. Seperti itulah yang aku ketahui."

"Apakah hanya orang cantik dan tampan yang jiwanya mereka ambil?"

"Menurutmu mengapa pengawal tewas sedangkan kita masih hidup?" 

"Karena mereka tidak menginginkan mereka?"

"Ya. Lebih tepatnya karena mereka sudah berumur dan tidak setampan kau, Kim Taehyung." 

"Ta- Tapi mengapa?" tanya Taehyung gugup.

"Karena mereka menyembah dewi Afrodit, yang haus akan keindahan dan paras seseorang. Kaum mereka melakukan perjanjian akan mempersembahkan orang-orang yang berparas tampan dan cantik, sebagai imbalannya mereka akan mendapatkan umur yang panjang dan tidak akan menua."

Taehyung tercengang. Ia tidak percaya dengan yang Irene katakan. Tiba-tiba kereta mereka berhenti. Taehyung dan Irene tidak tahu dimana keberadaan mereka. Para kaum Beauty Hunter memaksa mereka untuk turun. Mereka melihat sebuah tempat yang cukup gelap hanya diterangi beberapa obor.

"Lepaskan aku." ucap Irene. Ia berusaha melepaskan tubuhnya. Orang-orang itu tidak merespon, mereka hanya berusaha membawanya ke sebuah tempat yang berada di dekat api unggun. Irene dan Taehyung terduduk dengan kedua tangan diikat dengan kaum Beauty Hunter  yang mengelilingi mereka. 

"Aku tidak ingin mati Tae." Irene mulai menangis.

"Tuan Putri tenanglah.. ku mohon.. satu-satunya harapan disini adalah kau." Taehyung berusaha membuatnya lebih tenang.

Tiba-tiba kaum Beauty Hunter  mulai menunduk, berseru membuat suara-suara aneh yang membuat mereka bingung dan semakin ketakutan.




"Beri salam kepada Ratu Yerim." seru kaum tersebut bertepatan dengan turunnya salju akibat Irene yang menangis.   





------ CERITA INI HANYA FIKSI ------

Gimana puasa kalian teman-teman?

Semoga lancar yaa.. Stay Safe!

Jangan males vote dan komen yaa biar aku tambah semangat nyelesein ceritanya heheh

The Coldest OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang