- ˏˋ 2 ˊˎ -

165 31 1
                                    

Jeongin hari ini bangun lebih pagi dari biasanya, Jeongin tidak mau semuanya belum siap ketika Hyunjin terbangun dari tidurnya.

Semuanya telah Ia bereskan, semua makanan sudah Ia siapkan untuk Hyunjin sarapan, bahkan jas yang akan Hyunjin pakai hari itu juga sudah Ia rapihkan sampai tidak ada bekas lipatan disana.

Beberapa lama setelahnya, Hyunjin terbangun. Membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya. Seperti biasanya, kesunyian itu selalu mengelilinginya setiap saat.

Ia bisa merasakan hatinya yang dingin dan kesepian, namun menurutnya tidak akan pernah lagi seorang Hwang Hyunjin meminta perhatian dari orang disekitarnya.

Ia berusaha membuat tubuhnya terbangun sepenuhnya, perlahan kaki itu membawanya untuk segera membersihkan diri dan bersiap untuk memulai rutinitas harian di perusahaannya.

Jeongin mendengar suara langkah kaki milik Hyunjin menuruni tangga, bisa Ia lihat Hyunjin dari arah dapur.
Wajahnya yang datar sangat tidak bersemangat, Jeongin dengan perlahan menghampirinya.

"Tuan, saya sudah menyiapkan sarapan." Jeongin berhenti di samping Hyunjin yang tengah menatapnya tajam.

"Aku tidak biasa sarapan." Hyunjin memasukkan tangan besarnya kedalam saku celananya.

"Tapi kalau tidak sarapan kau tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaanmu." Jeongin menatap Hyunjin agak khawatir.

"Siapa bilang? Aku ini Putra dari keluarga Hwang. Tidak usah merendahkan ku seperti itu!" Hyunjin menangkup salah satu pipi Jeongin dan menghempaskannya begitu saja.

Dari sudut mata Jeongin bisa Ia lihat bayangan Hyunjin yang mulai meninggalkannya.

"Apa yang akan aku dapatkan setelah ini?"

***


Jeongin melangkahkan kakinya memasuki kediaman keluarga Hwang.
Bisa Ia lihat dari gerbang utama, semua pelayan dari rumah itu menunggu kedatangannya.

"Tuan sudah menunggumu di dalam." ucap salah satu pelayan di rumah itu.

Jeongin tau apa yang akan Ia dapatkan, Ia sudah mempersiapkan semuanya. Tangannya yang dingin Ia masukan kedalam saku sweaternya yang hangat.

Sampailah dia di suatu ruangan, dimana foto keluarga Hwang terpampang di dinding. Dimana kalian bisa melihatnya dengan jelas bahkan dari kejauhan. Ada Hyunjin kecil disana dengan senyuman manisnya, Jeongin yang melihat itu hanya tersenyum kecil.

"Apa yang kau lihat?"

Gema suara pria yang sangat berat di ruangan itu membuatnya terkejut sekaligus menunduk sangat dalam.

"Merindukannya kan? Dia tidak akan pernah kembali padamu. Kau bahkan berada jauh di bawahnya."

Suara langkah sepatu pantofel itu semakin mendekat dan berakhir di sampingnya.

"Memang bukan kesalahanmu terlahir di keluargamu yang menyedihkan, namun apa boleh buat?-"

Jeongin meremas pakaiannya dengan mata yang terpejam, ingatan-ingatan dari masa lalu kembali merangkak dipikirannya.
Ibunya yang menyuruhnya pergi dengan tubuh yang penuh dengan luka, bukan hanya tubuhnya, tapi juga hatinya.

"-Aku lihat Putra kesayanganku tidak sarapan pagi hari ini, wajahnya juga terlihat tidak senang. Kau tau itu kan?" Pria itu duduk di kursi kerjanya sembari menatap Jeongin yang mengangguk lemah.

Everything Has Changed [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang