-ˋˏ 9 ˎˊ-

166 21 0
                                    

Hyunjin merenggangkan tubuhnya, rasanya Ia terlalu lelah dengan semua pekerjaan yang akhir-akhir ini semakin menumpuk.

Jeongin sudah tidak lagi bekerja dengannya, rasanya rumah kembali sepi. Hanya ada Bibi Kim dan beberapa penjaga rumah ketika Hyunjin pergi untuk bekerja.

Jeongin hanya menelepon Hyunjin sesekali, sekedar menanyakan apakah Hyunjin membutuhkan sesuatu.

Hyunjin sering kali memarahinya, karena baginya Jeongin sudah tidak perlu mengurus kebutuhannya lagi.

"Tuan, apa berkas yang tadi sudah anda cek?"

Seseorang memasuki ruang kerja Hyunjin, Ia menoleh kemudian mengangguk ringan. Tatapannya kembali menatap ke salah satu sudut ruangan.

"Ada apa?" tanya orang itu penasaran, bisa Ia lihat wajah khawatir milik Hyunjin yang akhir-akhir ini sering nampak.

"Tidak. Aku hanya khawatir kepada Jeongin, menurutmu apa yang harus aku lakukan, Felix?"

Ya, Felix. Sekretaris Hyunjin yang kini menggantikan posisi Yeji.

Felix sendiri adalah salah satu sekretaris terbaik dari salah satu cabang perusahaan milik ayahnya. Keduanya sudah saling mengenal, dan sangat dekat. Bahkan jauh sebelum seluruh perusahaan yang beratas namakan Tuan Hwang itu berganti dengan nama Hwang Hyunjin.

Setelah Jeongin menceritakan semuanya yang Ia lihat tentang Yeji kepadanya, Hyunjin segera mencari tahu apakah Yeji benar-benar memiliki kekasih lain atau tidak.

Ketidak percayaannya ternyata salah, apa yang dikatakan jeongin ternyata benar.

Yeji yang saat itu memohon untuk dimaafkan ketika diusir keluar dari ruangannya itu hanya bisa mendapatkan tatapan tajam membunuh.

"Dia pasti sedang bekerja sekarang, tidak perlu khawatir. Lagi pula, dia tidak diberi jadwal bekerja dimalam hari kan?" Felix mengambil map yang tergeletak di atas meja.

Hyunjin mengangguk, meskipun begitu tetap saja perasaannya sangat tidak enak sekarang.

***

Hyunjin mengemudikan mobilnya, matanya fokus kearah jalanan.

Sampai terdapat panggilan masuk, yang jelas dari Jeongin.

"Hallo, ada apa?" Hyunjin menyandarkan punggungnya dengan nyaman pada kursi kemudi.

"Aku hanya bosan, baru saja aku pulang. Dan... Tidak tau harus melakukan apa." Jeongin menghela nafasnya.

Hyunjin menggeleng sembari tersenyum kecil, Ia menyisir rambutnya kebelakang ketika mobilnya berhenti di bawah lampu merah.

"Sekarang kau dimana?" Hyunjin dapat mendengar langkah kaki Jeongin yang tengah menginjak rerumputan.

"Halaman rumah, berjalan-jalan kecil.  Terlalu membosankan, bolehkah aku kembali ke rumahmu, Tuan? Setidaknya aku dapat melakukan sesuatu yang bisa aku kerjakan."

"Aku sudah bilang tidak usah, ada pelayan yang bisa mengurusnya. Oh, ada satu hal yang ingin aku katakan padamu." Hyunjin kembali melajukan mobilnya.

"Apa itu?" Jeongin menghentikan langkahnya, kemudian duduk di sebuah kursi.

"Aku masih tidak percaya kalau yang menghukum mu di rumah itu adalah..."

"Ayahku." Jeongin kembali merasa sakit, tetapi ingatan itu kembali Ia lupakan dengan cepat.

"Ya, tapi tenang saja. Dia sudah aku titipkan kepada orang yang ahli pada bidangnya." Hyunjin bisa merasakan kesedihan Jeongin, meski hanya sedikit. Tetapi mereka terhubung.

Everything Has Changed [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang