Bagian 5

4.8K 484 39
                                    

"Astaga, lelahnya!" keluh Lisa dengan suara nyaring begitu tubuhnya terhempas ke sofa di ruang tengah rumahnya.

Dirinya baru saja pulang dari gedung MBC. Pra produksi yang di kerjakannya sudah hampir lengkap hingga dia tak perlu menginap di sana seperti malam malam sebelum ini. Sekarang dia ingin segera pergi ke kamarnya dan bergelung nyaman bersama selimutnya. Tapi sudah terlanjur nyaman di sofa hingga membuatnya malas bergerak sedikit lagi. Apalagi dengan kondisi ruangan yang temaram, hanya ada beberapa lampu meja yang Lisa sempat nyalakan, asal masih bisa melihat, Lisa baik. Membuatnya segera jatuh tertidur dengam cepat. Sudah benar-benar terlelap jika saja bel rumahnya tidak nyaring berbunyi.

Lisa mengumpat pelan. Ini hampir tengah malam dan Lisa penasaran siapa gerangan yang bertamu di jam larut seperti ini. Sangat tidak tahu waktu dan sangat tidak sopan. Kantuknya sedikit menguap dan dengan kesal beranjak ke interkom di samping pintu utama. Dia sudah bersiap menyembur siapapun yang ada di depan tapi saat dirinya melihat Kwon Jiyong tengah mendongak ke cctv bersama cengiran konyolnya, Lisa hanya bisa menghela nafas.

"Apa yang oppa lalukan di luar rumahku di jam segini?" tanya Lisa melalui interkom. Suaranya akan terdengan dari pengeras suara kecil di samping tombol bel yang tadi Jiyong tekan.

"Bisa buka gerbangnya dulu? Disini dingin,"  sahut Jiyong terlihat mengusap lengannya sendiri beberapa kali.

"Ini musim panas, oppa," balas Lisa terdengar malas menanggapai alasan absurd yang duda beranak tiga itu berikan. Tapi di detik yang sama Lisa membukakan kunci gerbangnya lalu bergerak membuka pintu utama. Menunggu sambil berpegangan pada gagang pintu yang terbuka sementara Jiyong berjalan melewati halaman depan. Beberapa detik kemudian pria itu sudah sampai di depan Lisa lengkap dengan senyum yang selalu di gilai para VIP.

Lisa membuka mulut hendak menanyakan maksud kedatangan pria itu di malam selarut ini tapi Jiyong yang langsung memeluknya membuatnya terdiam. Secara otomatis Lisa mengendus Jiyong memastikan pria ini minum atau tidak sebelum datang ke sini. Tidak ada bau alkohol apapun. Pria ini sadar sepenuhnya. Maka Lisa melepaskan diri dari kungkungannya lalu mundur dua langkah agar bisa melihat wajah Jiyong dengan lebih baik.

"Aku kedinginan," ucap pria itu tanpa dosa. Seolah ini bukan malam di tengah bulan Agustus dimana t-shirt kumal dan celana pendek yang dia gunakan terhitung cukup hangat.

Lisa mengiyakan saja, biar cepat. Kemudian sekali lagi menanyakan tujuan GD bertamu semalam ini.

"Aku mau menagih hutangmu," jawab Jiyong kembali menghujani Lisa dengan tatapan penuh kharisma milik GD di atas panggung.

Lisa menautkan alisnya. Mengingat-ingat apakah dirinya pernah berhutang sesuatu pada Jiyong. "Hutang makan malam? Oppa serius?" keget Lisa sedang Jiyong mengangguk semangat. "Ini sudah hampir tengah malam, hampir semua restoran sudah tutup sekarang."

"Karena itu aku kesini, baby. Apa isi kulkasmu?"

Kantuk Lisa benar-benar lenyap sekarang. Pria Kwon ini ingin membuatnya memasak di jam seperti ini? Sungguh? Lisa jadi penasaran apa mesin waktu itu ada sekarang. Karena dia ingin kembali ke beberapa hari yang lalu dan mencegah dirinya sendiri mengantarkan kue beras ke rumah sebelah. Semua laki laki disana suka sekali merepotkannya untuk hal hal merepotkan. Memasak jelas termasuk hal merepotkan pada situasi ini.

"Apa harus malam ini? Tidak bisa besok saja?" tawar Lisa menunjukkan wajah memelasnya pada Jiyong. Berharap sering melihat aktor dan aktris berakting membuat aktingnya sendiri terlihat lebih meyakinkan.

"Bagaimana kalau masuk dulu? Aku lelah berdiri, sayang."

Augh! Lisa sepertinya tidak punya pilihan. Atau punya tapi laki laki ini membuatnya tak terlihat. Maka Lisa mempersilakan Jiyong masuk. Menggiring pria itu langsung ke dapur yang menyatu dengan meja makan.

Shall We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang