"Sebenarnya ada apa ini, Ji?"
Jiyong memasang senyum misterius. Menatap lawan bicaranya dengan mata berbinar seperti anak kecil yang baru mendapat permen. Sementara tak jauh darinya Triplets sedang memanggang daging dan sosis untuk makan malam mereka kali ini.
"Jangan main main! Aku sudah seperti orang bodoh setelah semua itu dan tiba tiba saja kau mengundangku memanggang daging di halaman belakangmu seperti ini."
"Mianhae, aku tidak bermaksud mengulangi kesalahanku tapi aku butuh bantuan Noona lagi. Noona keberatan?"
Sandara Park mengerutkan dahinya. Bantuan apa yang Jiyong maksud kali ini? Dara sudah nyaman mengakhiri hubungan tidak jelasnya dengan Jiyong. Sudah pula nyaman menikmati masa masa pendekatan dengan Donghae yang memperlakukannya bagai ratu. Lalu Jiyong datang lagi bersama permintaan tolongnya yang selalu di bungkus manis semanis gula gula kapas.
"Bantuan apa yang kau maksud, Ji? Apa ini ada hubungannya dengan skandal kencanmu kemarin?" Dara bertanya. Mengamati bagaimana ekspresi wajah Jiyong menjawab pertanyaannya barusan, Dara langsung paham. "Kau ingin menimpanya dengan Daragon?"
Jiyong nyengir lebar. Suka sekali dengan noona-nya yang cepat tanggap seperti ini.
Yah, Jiyong sebenarnya punya beberapa rencana. Tapi pilihannya jatuh kepada Daragon yang semua orang tahu, bahkan orang awam di Korea, bahwa shipper ini masih sama besar seperti dulu. Masih kuat seperti dulu dan bisa di pastikan penumpangnya masih setia sampai kapanpun.
Kemungkinan beritanya dengan Lisa akan lebih cepat tenggelam dengan daragon momen paling baru ini. Karena jelas, shipper yang "berlayar" bukan cuma setahun dua tahun seperti ini penumpangnya cenderung berpikir tinggal menunggu konfirmasi dan menikah. Apalagi momen yang akan diciptakan kali ini terkesan lebih privat mengingat lokasinya juga di rumah pribadi Kwon Jiyong.
"Noona tidak keberatan kan?" Tanya Jiyong setelah mengamati reaksi Dara. "Ini bukan hanya menguntungkanku dan Lisa, tapi juga noona. Dengan begini hubungan noona dan Donghae bisa sekalian tersamarkan. Paling tidak, noona tidak akan tertangkap basah dalam waktu dekat. Orang orang tahunya Noona bersamaku. Ini win-win solution. Aku yakin Lee Donghae-ssi tidak akan keberatan."
"Bagaimana kau tahu dia tidak akan keberatan?"
Jiyong menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Sebenarnya aku sudah meneleponnya duluan. Aku minta persetujuannya. Dia tidak keberatan. Jadi tinggal Noona."
Dara mencebik malas. Selama bertahun-tahun mengenal Kwon Jiyong, selain "hobinya" yang mengoleksi wanita ada satu hal yang pasti tentang lelaki ini. Jiyong cenderung melakukan apapun untuk wanita yang benar-benar jadi kekasihnya. Apalagi Lisa, yang dari gelagatnya seperti Jiyong sanggup mendaftarkan pernikahannya hari ini juga jika Lisa memintanya.
"Tapi sampai kapan kita akan berpura-pura? Kau tidak mungkin terus mengelak jika media terus saja mendapatkan bukti kencanmu dengan Lisa-ssi."
"Sampai dia siap."
"Kau yakin dia akan baik baik saja melihat hal hal pasangan yang akan kita pamerkan? Kau tahu, wanita kadang bisa jadi sangat cemburu hanya karena hal hal kecil walau sudah tahu alasan sebenarnya di balik semua itu."
"Dia baik baik saja. Dia bahkan menawarkan diri untuk membantu rencana apapun yang kubuat."
Dara mencoba menyelami raut wajah Jiyong, mencari keraguan atau apapun yang menjadi sinyal dia harus menolak ini sebelum semuanya terlambat. Tapi tak ada sedikitpun yang menguatkan alasannya untuk menolak. Dara pikir hubungan yang baru seumur jagung ini akan rentan pada rasa saling percaya, tapi nyatanya yang dilihat Dara saat ini malah sebaliknya. Mungkin kedua orang ini memang jodoh satu sama lain. Atau hanya sekedar dua orang yang terlalu mabuk cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shall We?
Fanfiction"Itu ramyun buatan GD oppa, baby. Bukankah seharusnya kau menyimpan dan mengawetkannya?" "Aku bukan fans fanatik GD. Ini hanya ramyun yang harus di makan sebelum minya mengembang." Jiyong meraih tangan Lisa, menggenggam jemarinya dengan begitu lembu...