VII. Jawabanmu, Harapanku.

4 0 0
                                    

Malam ini rasanya menjadi malam yang paling indah bagiku.
Bukan karena sinar bulan yang teramat terang,
Bukan karena langit dipenuhi gemintang.
Alasannya, karena jawabanmu yang mengiyakan kita untuk mencicipi hubungan baru.
Malam ini,
Kita resmi berpacaran.

Jangan tanyakan seberapa bahagianya aku malam ini!
Aku tidak punya jawaban pasti.
Begini, siapa yang tidak berbahagia?
Jika harapannya menjadi nyata.

Di tanggal tua bulan kelahiranku,
Tepatnya sehari setelah hari lahirku.
Aku berhasil merubah statusku,
Dari lajang menjadi sepasang.
Dari jomblo menjadi berpacaran.

Aku berterimakasih padamu.
Namun, aku tak bisa menjanjikan hibah mewah padamu.
Bisaku, memberi ketulusan tanpa bandingan.
Berjanji setia, dan tidak mendua.

Ah, bercanda saja jika kau kusia-siakan.
Mencintaimu, aku pernah lebih serius ketimbang seorang pelajar yang menghadapi UN.
Membuatmu mencintaiku, aku pernah lebih bersusah payah ketimbang mengerjakan tumpukan tugas kuliah.
Jadi, manamungkin kau yang kuperjuangkan setengah mati rela aku beri luka.

Aku memang bodoh,
Terkhususnya perihal menyakitimu.
Aku lumayan pintar,
Apalagi perihal menyayangimu.

Namun, aku tetaplah aku.
Tak bisa banyak menjanjikan apa-apa seperti banyak pria.
Janjiku sedikit saja,
Tidak berkhianat dan akan selalu berusaha memuliakanmu sebagai wanita.

Sekali lagi,
Untuk jawabanmu yang melegakan hati malam ini,
Terima kasih, bidadari!

Tentang Cinta, Kita Sudah Lupa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang